Sudah hampir satu bulan Jisoo berhasil menahan dirinya untuk tidak lagi menunggu Daniel di kedai kopi tiap senin pagi. Beberapa kali mereka tidak sengaja berpapasan dan saat itu pula Jisoo selalu melihat Hani disisi Daniel. Hal ini membuat Jisoo semakin yakin untuk perlahan-lahan berusaha melupakan Daniel. Jisoo tidak ingin berharap, jauh di dalam hatinya Jisoo tau Daniel masih milik Hani. Ia tidak bisa memaksa masuk begitu saja. Entah tidak bisa atau justru tidak ingin. Jisoo pun bingung dengan hatinya.
Lalu, bagaimana hubungannya dengan Hanbin?
Hubungan mereka membaik, Jisoo masih menjadi prioritas Hanbin. Mereka sudah seperti semula, tidak terlihat lagi jarak yang beberapa saat lalu ada di tengah-tengah mereka.
Tapi, memang terkadang rindu bisa jadi begitu menyiksa. Jisoo tidak dapat membohongi dirinya sendiri. Ia rindu melihat senyuman Daniel. Ia rindu mendengar suara tawa Daniel yang begitu manis, membuatnya tergoda untuk ikut tertawa.
....Hari ini adalah malam minggu, Jisoo berencana untuk maraton drama dengan ditemani secangkir coklat panas. Tapi, maraton drama semalaman kini hanya menjadi angan-angan Jisoo semata. Hanbin yang tiba-tiba ada di depan rumahnya mengajak untuk menikmati malam minggu di tepi sungai Han. Jisoo ingin menolak, tapi dipikir-pikir ia juga butuh sedikit udara segar, ia terlalu sibuk dengan tugas dan kuliahnya akhir-akhir ini. Jadi, ikut Hanbin menghabiskan malam ditepi sungai Han bukanlah ide yang terlalu buruk.
Angin malam di sungai Han memang sejuk. Hanbin dan Jisoo terlihat berjalan-jalan disekitar sungai Han. Ditemani dengan sekaleng cola dan kamera milik Hanbin, Jisoo terlihat seperti model professional.
"Kemampuan memotretmu memang bagus, aku terlihat cantik" Ucap Jisoo sambil tersenyum puas.
"Kau memang cantik" gumam Hanbin, terdengar seperti sebuah bisikan.
"Hanbin-ah..."
"Hmm??"
"Terima kasih"
"Untuk apa?"
"Untuk tetap disisiku, bahkan saat aku begitu menyakitimu" Jisoo menjadi sedikit emosional mengingat apa yang terjadi pada mereka beberapa saat yang lalu.
Hanbin tersenyum mendengar ucapan Jisoo, tangannya tergerak menepuk pelan ujung kepala Jisoo. Seolah berusaha menenangkan Jisoo tanpa kata.
"Sepertinya aku menyukai orang yang salah" ucapan Jisoo berhasil membuat Hanbin tertegun. Luka dihatinya kembali muncul begitu ia sadari kemana arah pembicaraan ini.
"Daniel?" Hanya satu nama yang dapat muncul di kepala Hanbin saat Jisoo menyebut orang yang ia sukai.
"Ya, ia kembali pada kekasihnya. Kau tau, Aku sedikit tidak rela hahaha." Hanbin memilih hanya diam dan mendengarkan.
"Lucu bukan? Aku bukan siapa-siapanya tapi entah kenapa hatiku begitu sakit." Tiba tiba suara Jisoo menjadi agak parau, tidak lama kemudian tetes-tetes air mata jatuh, satu persatu, perlahan tapi pasti.
Hanbin tertegun, ia benci melihat Jisoo menangis. Ia ingin memeluk Jisoo, tapi segera ia urungkan. Ia tidak ingin merusak batasan yang ia bangun sendiri, batasan yang ia bangun demi dirinya, hatinya, dan demi hubungannya dengan Jisoo.
"Seandainya laki-laki yang kusukai itu kamu, mungkin tidak akan jadi serumit ini."
"Sukai aku" Ucapan Hanbin berhasil membuat Jisoo terdiam.
"Kenapa tidak kau coba untuk menyukaiku?" Hanbin terlihat sangat serius. Jisoo tidak berani menjawabnya, ia masih ragu ragu.
"Can I?"
......
Selamat menikmati chapter yang agak panjang ini. Komen dong kalian lebih suka #danieljisoo atau #hanbinjisoo? Kalo author sih lebih suka dua duanya buat author aja hehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita • Daniel x Jisoo x Hanbin
RomancePada awalnya Aku dan Kamu. Aku dengan diriku, dan kamu dengan pasanganmu. Aku tidak mengenalmu, begitu juga dirimu. Aku dan kamu memang asing, awalnya. Tetapi, kadang takdir selucu itu. Mempersatukan aku dan kamu yang asing ini dengan sebegitu rapi...