Najwa Nafizah namanya, anak yang bisa dikatakan aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah. Dia yang dikenal friendly pada siapapun maupun terhadap guru di SMA 1 Tunas Ilmu. Dia yang selalu terlihat bahagia didepan banyak orang dan tidak suka ada orang khawatir akan keadaannya. Dan tak lupa, dia merupakan atlit panah baru di Club Archery Marvel.
Suatu hari, tepatnya hari Ahad. Najwa dan teman-temannya ada latihan rutin panahan. Najwa yang telat datang karena bangun kesiangan, baru menyadari akan adanya anggota baru dalam clubnya. Dia seorang cowo berkulit putih bersih, mukanya mulus, dan tinggi seperti keturunan orang Korea.
Fanya yang menyadari Najwa bengong, langsung berfikir untuk jail padanya. Dia menepuk pundak Najwa sedikit keras. "Woi!!".
Najwa yang kaget sontak langsung mengelus-elus pundaknya yang terasa sedikit perih. "Apaan si! Ngagetin aja!!" ucap Najwa kesal. "Hahaha... Habisnya kamu bengong terus liat yang bening dikit" ledek Fanya dengan tertawa puas sekali.
"Ayo anak-anak, semua wajib mencobanya" sahut Coach Dedy dari kejauhan. "Siap coach" jawab serentak semua anggota.
Saatnya giliran Najwa, Fanya dan Dhea untuk memulai memanah. Dimulai dengan Dhea yang meleset mengenai pohon pisang yang tinggi dibalik sasaran pada percobaan pertama. Dilanjut Fanya yang mencapai titik merah. Dan saat Najwa, anak panah berhasil menusuk sasaran tepat ditengah titik. Dan semua memberi aplous yang meriah pada Najwa.
"Wah si bambang udah jago aja mainnya, ajarin akyu dongs" ledek Fanya sambil menyolek dagu Najwa sampai Najwa merasa jijik. "Gausah colek-colek kampret, alay banget dah" balas Najwa kesal. "dan inget, namaku N-A-J-W-A dibaca Najwa bukan Bambang oke nyet!" tawa Fanya pecah seketika dilapangan itu.
Mereka kembali duduk sembari istirahat sejenak dibawah pohon rindang sambil menghirup udara segar di pagi hari.
Tiba saatnya giliran untuk tim cowo mulai menunjukkan keahlian mereka. Namun nampaknya mereka terlihat lesu dengan mata pandanya. Mereka itu ada Naufal, Wildan dan ditambah anak baru yaitu bernama Hary.
Naufal memulai giliran pertama, mengambil busur panah yang ada, mengarahkan posisi badan yang benar, fokus pada titik tengah dan bersiap memanah. Ssssstttt busur panah tepat berhenti di titik tengah sasaran. Semua memberi aplous pada Naufal ditambah siulan dari teman lainnya.
Kedua, Hary memulai gilirannya. Dia yang baru pertama kali mencoba panahan terlihat grogi dan gemetar memegang busur panah. Disisi lain, kesempatan bagi Fanya untuk meledek Najwa. "tuh pangeran mau memanah hatimu" Najwa yang bengong sedari tadi sontak kaget mendengar perkataan Fanya. "HAH" Najwa sontak menggeleng-gelengkan kepala, menyadarkan dirinya dari lamunan itu sambil memukul-mukul kepalanya "kenapa jadi gak fokus gini yaampun" Fanya yang mendengarnya sontak tertawa kembali.
Hary yang sudah bersiap diposisinya, melepaskan busur panah dengan yakin namun meleset sehingga mengenai garis biru di sasarannya.
"Ngga papa mas, awal yang bagus. Harus lebih semangat lagi" ucapan Coach Faris yang menenangkan. "Iya coach, makasih" Hary pun tersenyum pada coachnya tanda terima kasih.
Giliran ketiga yaitu Wildan. Wildan yang semalam suntuk tidak tidur karena pacarnya ngambek tidak fokus pada latihan hari ini. Dia bersiap diposisinya dan melepaskan anak panah dengan asal. Mendaratlah anak panah itu di papan bertuliskan "Dilarang Parkir" yang terbuat dari kayu, dan menembus kayu tersebut. "Dia lagi ngga fokus coach, semalem pacarnya ngambek terus, jadi nyasar dah tuh" teriak seseorang dari arah belakang. Reflek Wildan menengok ke arah belakang melihat Ihsan yang bersembunyi dibalik punggung Naufal.
"Awas lo ya, nanti kita bicara empat mata. Harus!" Wildan yang sedang emosi ditambah emosi karena hal itu. Dan ketiganya pun kembali untuk mencabut anak panah yang menusuk di sasaran tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoulmate
Teen FictionIni adalah kisah perjalanan tentang aku dengan seorang lelaki yang akan kau temui dalam cerita ini. Aku tak ingin menyebutkannya sekarang, kau saja yang mencari sendiri di dalam cerita. Bila kau mengira ini kisah cinta, atau yang lainnya, terserah...