Part 7 ~ Junkies

15 0 0
                                        

~~~~~~

Fanya mencoba mengenalkanku pada temannya. Mungkin ini bisa menjadi obat dari segala luka-lukaku. Tetapi perasaanku tidak akan pernah pergi dari seorang Hary.

"Boleh, tapi sebagai temanku ya!" kataku.

Fanya hanya mengangguk pelan meng-iyakan permintaanku. Tak lama kemudian, petugas PMR datang menemuiku, "Mba kamu udah boleh pulang sekarang !"

Fanya kembali ke kelas untuk mengambilkan barang-barangku yang tertinggal disana dan mengantarkanku sampai depan gerbang sekolah, tepat saat abangku menjemputku.

"Kamu kenapa bisa kambuh lagi penyakitnya dek?"

"Tadi aku minta ikut dihukum berdiri di dekat tiang bendera bersama Fauzi. Dia sudah berani membelaku, ini lah caraku membalas budinya."

"Niatmu memang baik dik, tetapi kamu juga tidak melihat keadaan fisik dirimu sendiri. Kamu ini masih dalam masa pemulihan, jangan terlalu sering terkena sinar matahari secara langsung."

"Iya bang, maafin Najwa"

Abang Azzam dan aku diam kembali dengan kesibukannya masing-masing. Aku tidak ingin abangku tau aku sedang bertengkar hebat dengan Hary.

Tiba-tiba saja ditengah keheningan itu, "Gimana hubunganmu dengan Hary?"

Aku mematung, diam tidak menjawab pertanyaannya. Entah bingung bagaimana menyusun kalimat agar dia tidak tahu masalah yang sedang kuhadapi.

"Pasti lagi bertengkar. Apa yang sebenarnya sudah terjadi?" tanya Abangku dengan memegang pundakku begitu lembut.

Aku tak tahan lagi menahan air mata ini turun di pipiku. Aku mencoba menenangkan diriku dan mulai bercerita dengannya.

"Hary udah putus dari kak Amel, dan seminggu setelah itu dia sudah mendapatkan seseorang lainnya sebagai gantinya."

Abangku diam sambil mendengarkan semua ceritaku dari awal meski harus tetap fokus mengendarai mobilnya. Dia paham posisiku saat ini, posisi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan karena ini yang pertama kali bagiku sakit hati karena seorang laki-laki buaya.

Sesampainya di rumah, sesegera mungkin aku berjalan menuju kamarku. Belum sempat aku berganti pakaian, air mata itu sudah menetes dikedua pipiku. Rasanya seperti diingatkan kembali sebuah sejarah kelam yang tidak layak aku kenang.

Handphoneku berdering saat itu, ada pesan masuk disana. Nomor tidak dikenal.

"Hay! Aku Samudera temannya Fanya"

Jadi ini teman yang dimaksud Fanya untuk menggantikan posisi Hary saat ini. Entah hati masih terasa berat untuk menerima orang baru di hatiku.

"Oh iya. Salam kenal Samudera."

Mulai saat itu aku dan dirinya semakin akrab, mungkin karena aku sendiri yang berpribadi friendly pada siapapun.

Sampai akhirnya entah ada rasa apa yang muncul di hatiku. Rasa tidak ingin kehilangan karena sudah merasa cukup nyaman dekat dengannya. Begitupun sebaliknya.

Dan sampai pada puncaknya, Samudera ingin aku menjadi kekasihnya. Entah kenapa bibir ini dengan sangat mudahnya mengatakan "iya" padanya, meski tahu tidak sepenuhnya hati ini untuk Samudera.

Ini adalah pertama kali aku berpacaran, maklum saja dari dulu aku takut dekat dengan laki-laki karena takut dibuat sakit hati lagi setalah apa yang telah dilakukan oleh Hary kepadaku.

SeoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang