~~~~
"Bukan siapa siapa kok" aku menjawab seolah tidak menyembunyikan sesuatu darinya. Tetapi Sam tahu saat aku sedang berbohong. Kemampuan membaca fikiran orang lain yang dimilikinya membuat aku seperti diawasi setiap saat.
Terdengar dari suaranya, Sam marah. Dia mulai membentak aku dengan suara kerasnya, "Jangan pernah macam-macam sama aku Na. Aku tahu semua yang kamu lakukan di luar sana".
"Iya" aku membeku, takut mendengar ucapan Samudera. "Besok harus mau ketemu sama aku. Aku tunggu depan gang rumahku!" katanya mengancamku. Saat itu juga ku matikan telfon dengannya.
Samudera memang seorang yang keras dan pemarah, namun aku tahu dia mudah lupa dengan perkataannya sendiri.
Sudah seminggu ku diamkan pesan dan telfon darinya. Aku sudah menceritakan semuanya kepada Fanya, sahabatku. Dia mengerti perasaanku saat ini. Fanya akan bertanggung jawab karena telah memperkenalkan Samudera denganku.
Hari ini tepat dimana hari perjanjian aku dan Samudera bertemu. Dan kali ini aku tidak mau bertemu hanya berdua. Sebelum aku menemuinya, aku pergi ke rumah Fanya. Sengaja aku mengulur waktuku untuk bertemu dengannya. Samudera mengirimku pesan.
"Kamu jadi ngga sih kesini? Kalo jadi aku tunggu di dekat toserba, cepetan! ". Aku hanya membacanya tanpa ingin membalas. Aku tidak mengatakan kalau aku akan mengajak Fanya untuk pergi bersamaku. Tak lama aku dan Fanya bersiap untuk pergi, "otw sam" pesan singkat untuk Samudera.
Diperjalanan aku dan Fanya merencanakan melakukan sesuatu yang membuat Samudera marah besar denganku.
Setibanya aku di tempat perjanjianku dengannya, aku tidak melihat batang hidungnya. Aku mengirim pesan singkat padanya, "Kamu dimana?". Sudah hampir satu jam pesanku tak dibalas, dan akhirnya dibalas olehnya. "Kamu kenapa bawa temen sih? Kan aku mau main berdua sama kamu."
Aku kesal, siapa disini yang seharusnya marah? Aku yang sudah rela mau datang untuk menemuinya yang jauh dari rumahku saat panas-panas begini dan dengan mudahnya dia menyalahkanku.
Akhirnya dia datang dan mendekatiku. Dengan muka kesal, dia langsung duduk dekat denganku dan aku masih tetap duduk di atas sepeda motorku. Sesuai rencanaku dengan Fanya, sebelum aku bertemu dengan Samudera sudah ku berikan ponselku pada Fanya karena aku tahu Samudera akan meminjam ponselku untuk cek semua sosial mediaku.
Kali ini Samudera lebih banyak diam daripada harus berbicara denganku. Dia masih tetap memegang tanganku erat-erat. Karena dia banyak diam, lebih baik aku mengobrol dengan Fanya. Dan asik dengan ponsel masing-masing.
Aku melihat sekitar dan aku melihat ada penjual jus dan salad buah. Aku mintalah untuk dibelikan keduanya dan dia hanya meng-iyakan permintaanku. Dia berjalan dengan kesal menuju tempat penjual jus dan salad buah itu.
Aku dan Fanya masih asik sendiri karena kita tahu pasti Samudera sangat kesal denganku kali ini. Ponselku berdering tanda pesan masuk, ternyata pesan itu berasal dari Samudera.
*via whatsapp
Samudera: "Kenapa harus bawa Fanya sih yang? Udah tau dia bakal ngeracunin fikiranmu biar kamu ngga mau ketemu sama aku masih aja kamu bawa dia. Seharusnya disini yang jadi nyamuk itu dia bukan aku"."Loh emangnya kenapa? Fanya juga temen kamu kan".
Samudera: "Dia itu udah bukan temenku lagi. Dia itu udah hitam, dekil, sukanya ikut campur urusan orang lain aja".
![](https://img.wattpad.com/cover/198365443-288-k448289.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoulmate
Teen FictionIni adalah kisah perjalanan tentang aku dengan seorang lelaki yang akan kau temui dalam cerita ini. Aku tak ingin menyebutkannya sekarang, kau saja yang mencari sendiri di dalam cerita. Bila kau mengira ini kisah cinta, atau yang lainnya, terserah...