013

1.8K 163 2
                                    

Sesampainya dirumah, ia melihat balon balon yang berserakan di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya dirumah, ia melihat balon balon yang berserakan di lantai. dan juga jangan lupakan dekorasi yang ibunya siapkan untuk kejutan ulang tahunnya. ia berpikir bahwa ibunya pasti kecewa, ia pulang pukul 22.00 yang pasti ibunya sudah tertidur dilantai atas. ia menunduk, namun ketika ibunya berjalan kearahnya dengan membawa kue membuatnya tersenyum kembali melihat itu


"Happy Birthday baby .."

"Mama ..."

Sang ibu memeluk putri nya itu, putri tunggal yang sudah beranjak dewasa menjadi gadis yang sangat pintar menurutnya dan sangat ia cintai, rasa cinta nya kepada Jennie benar - benar tak terbendung bahkan malam ini ia rela menahan kantuknya demi merayakan pesta ulang tahun putrinya itu. karena ia tahu Jennie menyukai pesta ulang tahunnya. makan tidak akan ada masa ‘Jennie merayakan ulang tahunnya sendiri’ karena sebisa mungkin ia akan terus menemani Jennie sampai akhir hayatnya tiba.

"Mama, kok gatidur sih ?"

"Astaga Jen, kamu itu mama gamungkin ngelewatin ulang tahun putri mama ini"

Keduanya kembali berpelukan hangat, dilihat oleh lelaki di pojok sana yang menyimak keakraban kedua sejoli itu.

"Ayo make a wish dulu— nak taeyong sini dong bareng bareng ngerayainnya"

"ah iya tante"

Taeyong mendekati Jennie dan juga ibunya itu, menatap wajah binar Jennie apalagi saat ia berusaha menguncir rambutnya. menatap leher mulus dan putih gadis itu membuat hasrat nya naik bahkan dibawah selangkangannya ia sudah merasakan tegang

Jennie begitu seksi di matanya.

Mengepalkan tangannya, Jennie memejamkan kedua matanya menghadap kue ulang tahunnya tersebut.

“yatuhan, semoga gue bisa terus bareng bareng sama mama. dan gue bakal bisa banggain mama, gue juga mau jodoh gue dateng sekarang juga!”

HUFFFT—
Jennie pun meniup lilin angka didepannya, diberikan tepuk tangan dari dua orang kesayangannya itu. termasuk taeyong tentu saja

•••

Pukul 00.00 Jennie masih tetap bergeming di balkon rumahnya, menatap bintang - bintang yang menurutnya sangat cerah malam ini entah ia sedang memikirkan hal apa saat ini namun ia sangat bahagia, baru saja mendapatkan sebuah kejutan dari ibunya itu memang hal lumrah, tapi entah mengapa tahun ini sangat special karena ada orang special yang menemaninya.

"anak perawan kaga boleh tidur tengah malem"

Menengok kebelakang, mendapati lelaki berwajah anime itu mendekatinya saat ini

"yakin gue masih perawan ?"

sialan. taeyong terdiam mati kutu mendengar penuturan tegas gadis itu

"Just kidding"

what the fuck?! Jika gadis dihadapannya itu seorang pria mungkin taeyong akan langsung menghajar Jennie sekarang juga. ia tak mengerti dengan apa yang ia rasakan baru saja rasa panik dan marah menjalar di tubuhnya

"belum tidur lo?"

"yang lo liat gimana? masa iya gue udah tidur terus yang ngobrol sama lo siapa dah"

"bisa aja makhluk goib"

Puk
tak tahan, taeyong memukul pelan pundak gadis di sampingnya ini dan mulai merasakan dirinya diterpa angin, merasakan cuaca malam ini yang pas dengan suasana hatinya berada disamping Jennie

"Jen, kenapa sih lo betah jadi orang baik ?"

Jennie menatap taeyong dengan bingung, memangnya menjadi orang baik itu salah ya ?

"Itu prinsip, jadi orang baik itu gaharus menentukan sikap nya gue tau lo mikir gue munafik banget. dengan sikap gue yang nakal dan lo ngira gue terlalu naif jadi orang baik. iyakan?"

Taeyong mendegus
"ya kaga kali, bukan itu maksudnya— lo itu baik dari segi manapun tapi gue rasa lo itu terlalu baik buat temen lo tadi. lo gaharus sebaik itu kali karena tuh temen lo ga dibawa sampe mati juga kan ?"

Entah mengapa nafas Jennie menjadi tidak beraturan saat ini, deru nafasnya yang seperti itu karena ucapan taeyong baru saja membuat nya merasa sakit hati

"Lo gapunya temen ? lo gapernah ngerasain kehilangan seseorang, yang udah nuntun lo buat jadi diri lo sekarang ?"

Taeyong juga merasakan atmosfer saat ini berbeda, Jennie berbeda. matanya yang tiba tiba berkaca kaca dan juga tangannyabyang terkepal menandakan gadis itu marah

"gue pernah kehilangan, tapi bukan mereka"

Menolehkan kepalanya, seolah tuli Jennie berusaha menenangkan dirinya sendiri. ia membenci seseorang yang mengatakan atau menanyakan perihal pertemanan

"tapi— orang yang selama ini ngebuat gue kaya gini .."

Taeyong menoleh kearah Jennie yang ia kira sedang menjauhi topik yang ia bahas kali ini, ia tentu tahu bahwa Jennie mengerti maksudnya. namun disisi lain Jennie malah tak mengerti apa yang dimaksud taeyong ia masih menjadi emosional omong omong.

"Dia ngebuat gue bahagia setiap waktunya, dia ngebuat hidup gue jadi berwarna, dia—"

"STOP. gue mau masuk kedalem, lo buruan tidur"

Taeyong menghentikan pembicaraanya, sebelum melanjutkannya Jennie malah meninggalkannya di balkon. menghembuskan nafas dengan kasar Taeyong kembali merasakan angin yang menerpa kulitnya membuatnya merasa menggigil

"gue mau lo balik sama gue"

Terkekeh pelan dengan apa yang ia gumamkan baru saja itu, ia mengeluarkan sesuatu yang berada di kantong celana Jeans nya dan kemudian tersenyum menatap benda panjang tersebut. memilih masuk kedalam dan tak lupa mengunci pintu balkon beserta mematikan lampu - lampu

•••

BJIR. gaada 1k words loh ini maapin iyy! aku gantung dulu bentar, masih banyak draft ko !

makasi udah nungguin ❤

London Story ㅡ jenyong [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang