Part 18

30.2K 3.9K 815
                                    







" Tunggu disini sebentar."


" Kamu mau kemana? Aku pulang saja duluan."



" Tidak."


" Kenapa?"


" Aku tidak ingin ada yang mengganggumu."



" Jaem. Untuk sekedar informasi, aku ini atlit wushu."


Jaemin menatap Renjun dengan tajam.

" Ku bilang tunggu. Dan jangan kemana-kemana."


Renjun hanya bisa menghela nafasnya kesal.

Sebelum pergi Jaemin menyelimutkan jas tebal yang tadi ia pakai sebelum memakai baju yang seharusnya di pakai Haechan saat penampilan tadi.



" Aku hanya akan meminta izin sebentar kepada anggotaku." Jaemin menunjuk teman-temannya yang sedang membereskan properti.

Renjun hanya mengangguk sedikit.











Benar kata Jaemin, Jaemin datang setelah menit kedua. Sangat cepat.



" Ayo." Jaemin menarik tangan Renjun. Renjun segera bangkit.






" Apa tidak masalah?" Tanya Renjun yang kini tengah mengikuti langkah Jaemin keluar dari gedung.


" Aku akan kembali lagi kesini setelah mengantarmu."



" Tapi..."


" Sudahlah Renjun."

Renjun kini diam.

Langkah Jaemin agak terburu-buru, tangannya senantiasa menggenggam erat jemari Renjun yang mengikutinya dengan hati yang berdebar. Sesekali ia memperbaiki jas Jaemin yang menyampir di pundaknya itu.



" Agak lebih cepat. Diluar sangat dingin. Dan hampir tengah malam." Jaemin berdecak melihat jam tangan rolexnya. Beberapa kali mereka berpapasan dengan murid lain yang menatap mereka dengan berbagai pandangan. Meskipun pandangan marah lebih dominan. Tapi Jaemin berjalan acuh dengan wajah dinginnya.


3 menit kemudian mereka berdua telah berada di dalam lift. Suasana hening mendominasi membuat Renjun canggung.


" Dinginkah?" Jaemin yang berada di sampingnya kini menatap Renjun. Renjun menggeleng pelan.

Meskipun Renjun menjawab tidak tapi Jaemin tetap saja merangkulkan lengannya ke tubuh Renjun untuk lebih merapatkan tubuhnya dengan tubuh Renjun. Renjun hanya diam dan pasrah saja.



Pintu lift terbuka. Mereka berdua keluar dengan masih saling menempel.


Seperti biasa lorong lantai 10 tetaplah sepi.

Langkah keduanya kini menggema di sepanjang lorong yang terang benderang.


Di ujung lorong mereka berhenti. Jaemin dengan sigap menekan tombol password kamar mereka. Lalu menarik Renjun untuk masuk.


Setelah melepaskan sepatunya Renjun kini menatap Jaemin yang juga tengah membuka sepatunya.


" Bukankah kamu bilang akan langsung pergi lagi?"

Jaemin mendahului masuk.


" Aku berubah fikiran."


Renjun menatap Jaemin yang kini tengah menghempaskan badannya di sofa itu dengan tatapan bingung.

Stranger | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang