Welcome to :
5th My Jaemren fanfict ' Stranger '
Renjun si murid pindahan dari China bertemu dengan Murid yang di juluki Ice Prince, Na Jaemin di sekolah barunya.
Bahkan kesan pertama pertemuan mereka sangatlah buruk di awal. Bagaimana kelanjutannya...
Sepulang sekolah Renjun dan Haechan kembali jalan bersama.
" Semalam kau tidak makan malam?"
Renjun menoleh ke arah Haechan yang berada di sisinya.
" Ada acara."
Haechan diam. Lalu menoleh ke belakang melihat Jaemin yang berjalan agak jauh di belakang mereka.
" Dia tidur terus di kelas." Ucap Haechan entah kepada siapa. Renjun ikut menoleh ke belakang dan melihat Jaemin dengan wajah datarnya.
Mereka kini melewati deretan mobil yang terparkir rapi. Asrama mereka telah dekat jaraknya.
" Ren? Bukankah itu ayahmu?" Haechan menatap Renjun yang juga mengarahkan pandangannya ke seseorang yang berdiri tak jauh dari pintu utama gedung asrama.
Renjun tidak menjawab karna memang itu adalah babanya.
Setelah dekat.
" Renjun. Baba ingin bicara." Tao menghentikan Renjun yang hendak melewatinya. Sedangkan Haechan buru-buru membungkuk memberi salam kepada Tao.
" Kau Haechan kan? Anaknya Kai?" Tao tersenyum simpul.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Benar paman." Balas Haechan. Sedangkan Renjun hanya berdiri di tempatnya tanpa melihat ke arah Tao.
" Bolehkah paman meminjam Renjunnya sebentar?" Tanya Tao ramah kepada Haechan. Haechan tersenyum lalu mengangguk. Setelah berpamitan kepada keduanya lantas pergi.
" Ikut baba."
Mau tidak mau Renjun mengikuti Tao yang berjalan ke sisi gedung yang agak sepi. Dan berhenti disana.
Tao membalikkan badannya menghadap Renjun yang tatapannya sedingin es.
" Sudah lebih dari setahun tanpa ada titik terang Renjun." Tao menatap Renjun.
" Aku tidak mengerti." Balas Renjun. Tao menghela nafas.
" Renjun. Kamu masih tidak mengerti? Selama setahun lebih kita saling bersikap dingin. Kamu membenci baba tanpa alasan yang jelas. Baba hanya mau kamu menjelaskan apa yang terjadi."
Renjun menatap babanya tajam.
" Sepertinya kita tidak perlu membahas ini." Setelah mengucapkan itu Renjun hendak berbalik tapi tangannya di tahan oleh Tao.
" Sudah cukup baba frustasi selama ini Renjun! Apa masih kurang?!" Tao menaikkan volume suaranya. Renjun balas menatapnya tajam.
" Itu masih tidak sebanding dengan penderitaanku!" Desis Renjun. Tao mengatupkan rahangnya. Dan menahan dirinya yang hampir meledak.
