5. Should I?

2.4K 240 17
                                    

Sudah satu minggu aku belum memberi jawaban pada Jaehyun mengenai tawarannya, aku jujur sangat terkejut. Apa yang harus aku lakukan mengenai tawarannya itu?

Sejujurnya aku sangat ingin memiliki bayi dan aku menganggap hubungan aku dan Jaehyun dengan serius meskipun awalnya kami menikah karena paksaan. Tapi aku tidak ingin pernikahan kami sia - sia. Di dalam lubuk hatiku, sebenarnya aku sangat menginginkan pernikahan yang indah bersama Jaehyun.

Mungkin, menerima tawarannya adalah hal yang baik, aku harus mencoba.

Setelah Jaehyun pulang dari kantornya, aku segera mengampirinya.

"Aku sudah memutuskan mengenai tawaranmu." Jaehyun menoleh dan menatapku serius cukup lama, sepertinya menunggu aku melanjutkan kata - kataku. "Aku, setuju, tetapi ada syarat yang harus kau penuhi."

"Hm? apa itu?" Jaehyun mengernyitkan alisnya.

"Aku ingin kau menjadi ayah yang baik, meskipun kau tidak mencintaku dan pernikahaan ini dilakukan secara terpaksa. Aku ingin kau menjadi ayah yang baik dan memberikan kehidupan yang bahagia untuk anak kita"

Jaehyun terdiam sejenak, ia menatapku dengan tatapan yang serius. "Kau pikir aku akan menelantarkan anakku? Tenang saja. Ia adalah anakku, kau tidak perlu khawatir mengenai apapun." Jaehyun mendekat dan menyentuh pipiku, ia mengecup bibirku lembut. Aku terdiam, tidak membalas kecupannya.

"Baiklah, aku sudah putuskan, minggu depan kita pergi berlibur. Apapun kegiatanmu minggu depan, segera batalkan. Dan satu lagi, mulai malam ini kau tidur dikamarku." Jaehyun mengusap kepalaku sebentar lalu pergi masuk ke dalam kamar.

Baiklah, dia mulai lagi, bersikap baik dan menciumku seenaknya. Liat saja nanti, sikapnya akan berubah drastis menjadi dingin dalam seketika.

Dalam benakku, aku merasa bingung apa yang akan terjadi setelah ini, malam ini besok dan setelah kami berhasil punya anak.

Jung Jaehyun itu, ia penuh dengan kejutan yang tak terduga.

---

at 22.49

Aku sudah berganti dengan pakaian tidurku, aku melangkah cukup ragu ke kamar Jaehyun. Ku buka pintu perlahan lalu ku lihat Jaehyun sudah berbaring diatas kasur sambil membaca buku. Perlahan aku mendekatinya lalu duduk di ujung kasur dengan posisi membelakangi Jaehyun. Tiba - tiba, Jaehyun mendekat dan mulai menciumin bahu hingga tengkukku.

"Jae..." Aku duduk dengan tegak menerima perlakuannya, aku menoleh.

"Ayolah, kau kan istriku." Jaehyun menggigit perlahan telingaku, aku merasakan suatu sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

"Mari kita tidur! Aku menunggumu sedari tadi." Jaehyun mengecup pipiku lalu menarikku perlahan untuk berbaring didalam pelukannya.

"J-jae..."

"Hmm?" Jaehyun menatapku sambil tersenyum.

Tunggu? Jaehyun tersenyum? Aku menatapnya, senyumnya itu, indah sekali. Entah setan dari mana yang merasukiku, tiba - tiba aku mengecup bibir Jaehyun secara spontan. Ia sedikit terkejut, namun tetap mempertahankan senyuman di bibirnya.

"Sebenarnya aku bisa saja menyerangmu saat ini, namun akan lebih baik kalau dilakukan nanti saat kita honeymoon bukan?"

Aku terdiam sambil menatap Jaehyun. Ia terus menatapku.

"Kenapa kau tiba tiba baik seperti ini padaku? Bukankah dari awal pernikahan kau tidak bersikap seperti ini."

Jaehyun mengeluarkan smirknya sambil menatapku. "Kenapa? tidak boleh? Setidaknya sebelum kita membuat anak harus membangun suasana bukan? Aku melakukan ini bukan karena aku mulai menyukaimu. Ini demi bayi itu."

Kau tau seperti apa rasanya setelah mendengar itu, persis seperti taman bunga yang baru saja mekar lalu di injak - injak dan hancur dalam sekejap. Aku terkejut dengan ucapannya, kenapa bisa ia sekejam itu padaku.

"Kau tidurlah, aku lelah, setidaknya kau tahu gambaran bagaimana aku akan memperlakukanmu nanti." Jaehyun melepaskan pelukannya, lalu memunggungiku. Ku tatap punggung Jaehyun, aku masih tak menyangka Jaehyun memperlakukan aku seperti barusan, mengangkatku lalu menjatuhkanku seketika.

Jung Jaehyun, dia benar - benar kejam. Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin ia akan terus menyakiti perasaanku.

Perfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang