13. Stupid

2K 188 11
                                    

Jaehyun tiba - tiba datang lalu memelukku dari belakang, aku yang sedari tadi asik memasak makanan untuk makan siang, berhasil dibuat terkejut olehnya.

"Jae! Kau mengejutkanku!" Aku mengerucutkan bibirku. Jaehyun nampak tersenyum sembari memelukku makin erat.

"Iya, maafkan aku."

Aku menganggukan kepalaku, tanda menerima permintaan maaf dari Jaehyun. Aku buru - buru mematikan kompor segera setelah masakanku matang lalu membalikkan tubuhkan menghadap ke arah Jaehyun.

"Bagaimana harimu? Lalu Sera dan wanita itu? Apakah kau sudah mendapatkan jawaban?" Jaehyun menghela nafas dalam, lalu melepaskan pelukannya dan duduk di kursi meja makan.

"Tidak ada, mungkin aku memang harus menemuinya."

"Kau akan menemuinya?" Aku menyusul Jaehyun lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Jaehyun.

"Mungkin, aku mungkin akan menemuinya besok, aku sangat penasaran sebenarnya apa yang telah terjadi selama ini."

"Ah baiklah." Aku tersenyum kecil lalu menundukkan sedikit kepalaku. Aku menghela nafasku, jujur saja entah mengapa aku tidak menyukai hal ini. Aku tidak ingin Jaehyun menemui wanita lain. Aku tahu ia pasti sangat merasa penasaran dengan wanita itu, begitu pula dengan aku. Tapi bukankah semuanya sudah terjadi di masa lalu? Untuk apa lagi harus dicari kebenarannya? Bagaimana kalau wanita itu akan membuat hubunganku dan Jaehyun memburuk lagi seperti dahulu.

Selama beberapa hari ini, hal ini benar - benar mengganggu pikiranku. Tetapi, tunggu dulu, apakah aku mulai benar - benar jatuh cinta pada Jaehyun? Apa aku cemburu dan takut Jaehyun jatuh kepelukan wanita lain?

"Hey, Kim Eunbi? Kau memikirkan apa?" Jaehyun mengusap - usap tanganku perlahan. Aku tersadar dari lamunanku barusan.

"Hah? Tidak - tidak. Ayo makan." Aku berusaha tersenyum lalu beranjak untuk menyiapkan makan siang, namun Jaehyun meraih tanganku. Aku menoleh ke arahnya.

"Bisakah kita makan nanti saja? Aku masih terlalu kenyang saat ini, saat rapat tadi aku makan kue cukup banyak." Aku menatap Jaehyun lalu menggung perlahan.

Jaehyun lalu berdiri mendekatiku dan memelukku. "Bukankah kita sudah berencana ingin memiliki bayi? Sudah beberapa hari ini aku belum menyentuhmu, aku rasa aku merindukan permainan kita."

Aku menahan tawaku lalu mendorong tubuh Jaehyun perlahan. "Huh? Tidak mau, aku tidak mau bercinta dengan pria yang sedang memikirkan wanita lain!"

Jaehyun nampak sedikit terkejut, ia mengernyitkan alisnya sambil menatapku. "Rupanya ada yang cemburu."

"Eoh? Tidak! Siapa yang cemburu!" Aku mengerucutkan bibirku, lalu memalingkan wajahku.

"Kau pasti sudah mulai mencintaiku bukan?" Jaehyun tertawa mengejekku. Lihat, betapa menyebalkannya ia sekarang.

"Kata siapa?!" Aku menatap tajam Jaehyun.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Matamu itu seperti akan lepas dari tempatnya."

"YAAAAK JUNG JAEHYUN" Aku sedikit berteriak untuk mengeluarkan rasa kesalku padanya, aku menghentakkan kaki ku berkali - kali, Jaehyun hanya tertawa melihat tingkahku.

"Aku tidak ingin melihatmu!" Aku memalingkan wajahku, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

"Tidak ingin melihatku? Tetapi melangkah masuk ke dalam kamar? Kau tidak ingin melihatku apa menggodaku sih?" Jaehyun lalu mengikutin ku dari belakang dan ikut masuk ke dalam kamar sambil tersenyum.

Kalian pasti tahu bukan apa yang terjadi setelah itu? Benar sekali, si mesum Jaehyun itu memulai aksi brutalnya.

---

Setelah permainan panas, aku dan Jaehyun tertidur beberapa jam karena kelelahan. Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, makanan yang aku masak tadi pasti sudah sangat dingin saat ini.

Tubuhkan dan tubuh Jaehyun sama sama hanya ditutupi selimut yang kami pakai bersama. Aku menatap Jaehyun yang masih tertidur, wajahnya sangat tampan, bibirku secara otomatis tersenyum bahagia melihatnya.

"Apakah setelah kita mempunyai bayi kau akan berubah sikap lagi seperti dahulu menjadi Jaehyun yang dingin?"

Aku mulai mengusap dan memainkan rambut Jaehyun perlahan.

"Aku sangat senang dengan sikapmu sekarang, meskipun terkadang aku masih merasa kesal dengan ucapanmu waktu itu. Saat kau bilang bahwa sikap baikmu hanyalah demi bayi saja bukan karena kau ingin memperlakukanku dengan baik. Lalu apakah semua ini palsu Jaehyun? Aku benar - benar berharap kau akan terus berpura - pura hingga kau lupa kau hanya berpura - pura." Aku tersenyum.

"Ah dan soal wanita - wanita itu, aku tidak menyukainya. Aku tidak suka dengan mereka. Tetapi aku tidak bisa melarangmu bukan? Lagi pula kau tidak menyukaiku." Aku menggelengkan kepalaku pelan, lalu menutup mataku perlahan. Beberapa saat aku terdiam cukup lama.

"Dasar kau bodoh." Aku membuka mataku dan mendapati Jaehyun menatapku.

"Kau sudah bangun? Baru bangun sudah membuatku kesal saja. Aku tidak bodoh." Aku memalingkah wajahku.

"Kau memang bodoh."

"Berhenti memanggilku bodoh!"

"Aku akan berhenti memanggimu bodoh ketika kau sudah sedikit lebih pintar."

"Apa maksudmu? Aku memang sudah cerdas dari lahir!!! Jangan berbicara padaku, aku tidak menyukaimu!" Aku membalikkan tubuhku, memunggungi Jaehyun. Aku yakin ia pasti sedang tertawa puas saat ini.

Benar - benar Jung Jaehyun, ia sangat menyebalkan, sampai kapan ia akan terus memanggilku bodoh seperti itu. Tetapi untunglah, Jaehyun pasti tidak mendengar semua ucapanku tadi saat ia tertidur bukan?

To be continue.

Perfect MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang