Sohyun point of View.
Lagi dan lagi, seperti inilah rutinitasku. Aku menyusuri jalan sempit setiap hari untuk bisa sampai kesekolah. Bukan kah menyebalkan tinggal di lingkungan kumuh dan harus memiliki keluarga yang berantakan?
Aku menghela nafasku, lalu aku merasakan tiba - tiba seseorang menjambak rambutku dari belakang. Aku meringis kesakitan.
"Aaaaakh! Sakit!" Aku menoleh dan mendapati Lee Taeyong tengah menjambak rambutku cukup kencang sembari menghisap seputung rokok yang hampir habis, ia menatapku sambil menyeringai.
"Yak, Seo Sohyun! Bayar hutangmu atau aku rusak wajah busukmu itu dengan rokok ini!" Taeyong mulai berteriak, aku benar - benar ketakutan dan tidak berdaya.
"Ta-tapi.. Aku tida memiliki uangnya saat ini." Aku menundukkan kepalaku, suaraku bergetar, aku hampir saja menangis.
"Jangan berhutang kalau kau tidak bisa membayarnya bodoh!" Taeyong semakin kasar menjambak rambutku. Taeyong mendekatkan rokok yang sedari tadi ia isap ke arah wajahku, tepat di depan mata kiriku. Aku menutup mataku dan mencoba menghindar.
"Berapa hutangnya?" Lalu aku mendengar suara seseorang, itu bukan suara Taeyong. Aku membuka mataku dan menoleh ke arah sumber suara, itu adalah Jaehyun, benar Jung Jaehyun teman satu kelasku.
Taeyong menjauhkan tangannya dari rambutku, ia menghadap Jaehyun dan berjalan mendekati Jaehyun yang jaraknya tidak begitu jauh dari posisi aku dan Taeyong berdiri.
"Kenapa? Kau ingin melunasinya?"
"Katakan saja berapa jumlahnya!"
"300.000 Won. Berikan uangnya dan akan ku bebaskan wanita sialan ini."
Tanpa berkata apapun, Jaehyun langsung mengeluarkan sejumlah uang dan memberikannya pada Taeyong.
"Kau beruntung sekali bukan?" Taeyong tertawa, menghampiriku lalu menjambak rambut bagian atasku sebentar dan pergi.
Jung Jaehyun, mengapa ia melakukan ini? Aku menoleh ke arah Jaehyun, namun ia sudah pergi menjauh.
Entah, mungkin, semenjak saat itu aku mulai menyukai Jung Jaehyun.
Untuk pertama kalinya di hidupku, aku merasakan ada seseorang yang membelaku. Apakah ini berlebihan?
Dari aku kecil, aku hidup dengan keluarga yang miskin. Ayahku adalah seorang penjudi dan pemabuk berat, setiap hari aku melihat ayah selalu bersikap buruk kepada ibuku, ayah bahkan sering membawa wanita lain kerumah dan melakukan hubungan intim dihadapan ibu, aku dan kakakku.
Bagaimana dengan ibuku? Ibuku awalnya adalah wanita yang baik, hingga pada akhirnya ibu tidak tahan lagi dan membunuh ayahku dan wanita yang ia bawa kerumah dan berakhir dipenjara hingga saat ini.
Kehidupan yang baik juga tidak berpihak kepada kakakku, ia saat ini bekerja di tempat karaoke dan sering harus bertelanjang dada untuk mendapatkan uang tambahan dari pengunjung berhidung belang.
Lalu bagaimana dengan aku? Aku. Hanya hidup di duniaku sendiri, hidup tanpa tujuan. Tidak banyak yang aku lakukan, hanya makan lalu berusaha sedikit mencari uang dengan menitipkan kimbab yang ku buat ke toko terdekat dan belajar demi mendapatkan kehidupan yang aku inginkan di masa depan.
Miris bukan?
Setelah kejadian di pagi itu, sesampainya disekolah Jaehyun tidak pernah membahas mengenai yang ia lakukan padaku. Aku sangat ingin berterima kasih padanya, maka dari itu keesokan harinya aku membawa bekal makanan untuk Jaehyun, memang bukan makanan mewah dan spesial, hanya kimbab yang aku buat, namun hanya ini yang aku miliki untuk berterima kasih padanya atas kebaikan yang ia lakukan.
Aku melihat Jaehyun dari kejauhan, saat itu jam olahraga baru saja selesai, Jaehyun masuk ke dalam kelas bersama dengan teman - temannya.
Jaehyun tersenyum, benar - benar manis. Melihatnya tersenyum seperti itu benar - benar membuatku tersipu malu meskipun itu bukan senyuman yang ia arahkan kepadaku.
Saat Jaehyun duduk di kursinya, aku bergegas untuk menghampirinya, namun aku tertahan sesaat setelah melihat Sera menghampiri Jaehyun dan mengajaknya pergi keluar kelas. Aku mengurungkan niatku saat itu.
Akhirnya aku hanya diam - diam menaruh kotak makanan yang aku bawa dan memberinya secarik kertas berisikan ucapan terima kasihku kepada Jaehyun. Aku meletakkannya di dalam laci Jaehyun.
Tak lama, Jaehyun pun menemukan kotak makanan tersebut dan membaca surat yang ku berikan, Jaehyun nampak terkejut dan mencoba melihat ke arah sekitar berusaha mencari tahu, siapakah pengirim misterius tersebut.
Jaehyun lalu nampak membaca surat itu, di dalam surat itu aku menuliskan ucapan terima kasih dan berharap semoga Jaehyun menikmati makanan yang sederhana itu, dan berharap Jaehyun menyukainya dan tersenyum setelah mencobanya.
Jaehyun lalu mencoba makanan yang ku buat dan ia nampak tersenyum setelah itu, dan mulai saat itu aku mulai mengiriminya surat rahasia. Aku sangat ingin melihatnya tersenyum seperti itu setiap saat karena surat - surat dariku.
Meskipun ia tidak tersenyum langsung padaku, namun aku cukup puas dengan senyuman yang ia berikan untuk surat dariku.
Dan benar, aku selalu melihat senyuman itu setiap saat aku melihat Jaehyun menerima dan membaca surat - surat dariku.
Berbulan - bulan berlalu, aku masih sama dengan rutinitasku, mengirimi Jaehyun surat - surat rahasia itu. Hingga akhirnya aku tidak sengaja mendengar percakapan Jaehyun dengan Jungwoo sahabat Jaehyun.
"Kau tau bukan? Sera menyukaimu?" Jungwoo menyikut lengan Jaehyun.
"Kau juga tahu dengan jelas bukan? Aku menyukai gadis lain." Jaehyun tersenyum.
"Kau menyukai si wanita misterius itu? Kau bahkan tidak tahu bagaimana bentuk wajahnya! Bagaimana bisa kau menyukainya?"
Jaehyun mengangkat bahunya. "Entahlah, aku hanya berharap aku akan segera mengetahui siapa wanita itu."
Jatungku benar - benar berdegup dengan kencang saat itu. Aku merasa sangat bahagia, cintaku tidak hanya cinta satu pihak. Saat itu aku bertekad untuk segera memberitahu Jaehyun, aku bahkan sudah merencanakan bagaimana cara memberitahu Jaehyun agar ia tidak terkejut.
Beberapa hari setelah hari itu dan setelah mempersiapkan mental untuk memberi tahu Jaehyun, aku bergegas dengan sangat bersemangat berjalan menuju loker Jaehyun. Jaehyun dan aku, memiliki perasaan yang sama.
Sebenarnya aku cukup takut kalau Jaehyun akan terkejut dan tidak bisa menerima bahwa aku adalah pengirim surat itu, tidak bisa aku pungkiri, aku bukanlah gadis yang cantik, pakaian yang aku pakai selalu lusuh, aku tidak pernah memakai dandanan apapun ke sekolah seperti teman - temanku yang lain karena tidak memiliki uang untuk memberi satu pun benda - benda seperti itu. Selain itu, kulitku yang terbilang cukup gelap dan hanya satu kata yang dapat menjelaskan kondisiku.
Gadis yang lusuh.
Namun aku yakin, cintaku akan menang kali ini.
"Jadi kau yang selama ini mengirimi ku surat - surat itu?" Langkah ku terhenti sesaat aku mendengar suara Jaehyun, aku sedikit mengintip dari balik dinding untuk melihat apa yant terjadi.
"Hm? Benar, aku yang selama ini mengirimimu surat - surat itu. Maafkan aku Jaehyun."
Betapa terkejutnya aku, melihat Sera, ia mengaku sebagai pengirim surat - surat rahasia itu kepada Jaehyun. Jaehyun lalu menggenggam tangan Sera dan menatap Sera.
Aku yang benar - benar terkejut saat itu tidak dapat membendung air mataku. Ini begitu sangat menyakitkan.
Mengapa kehidupan ini begitu kejam padaku. Mengapa ini semua begitu tidak adil? Jung Jaehyun, pengirimnya bukan Sera, tetapi aku Seo Sohyun.
To be continue.
----
Hayo, jadi kalian supporternya siapa? Sohyun atau Eunbi nih? Untuk next chapter masih menceritakan kisahnya Sohyun ya, so stay tuneeee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Marriage
Fiksi PenggemarPernikahan karena di jodohkan? Apakah akan bahagia? - Jung Jaehyun - Kim Doyoung [ON GOING]