Happy Reading.
-
"Aliya mau Mama!" Aliya yang berumur 5 tahun menangis meronta saat jasad ibunya dimakamkan. Masuk kedalam liang lahat, menangis dalam pelukan Ayahnya. Terus saja menangis.
"Sayang biarkan Mama pergi dengan tenang!" Kim Jaeho mencoba menenangkan anak bungsunya. Seorang anak kecil tidak akan terima dengan mudah jika ibunya pergi saat usianya masih sangat muda. Dan Aliya termasuk.
"Aliya mau Mama!" Kim Jaeho kehilangan kendali melihat anaknya yang seperti ini.
"Baik kita temui Mama-mu setelah ini. Biarkan ini selesai dulu!" Kim Jaeho menarik Aliya dalam pelukannya, menepuk punggung Aliya yang masih sesenggukan.
"Bertemu Mama. Janji?"
"Papa janji!" Entah apa yang akan Kim Jaeho lakukan pada Aliya.
-
"Itu bukan Mama!" Aliya menangis saat Papanya menunjukkan dirinya pada seorang anak laki-laki yang tengah duduk lemah di bangkar rumah sakit.
"Itu Mama. Lihat matanya. Itu punya Mama. Mata itu punya Mama dan artinya dia Mama. Dia punya bagian tubuh Mama, dan dia hidup. Itu artinya Mama hidup dalam tubuh orang lain. Aliya mengerti!" Kim Jaeho gila. Mengatakan itu pada anaknya yang tidak bisa menerima kenyataan. Tapi memang itu kenyataannya. Mata istrinya ada dalam tubuh anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu tertabrak oleh mobil istrinya dan yang kehilangan kendali. Dan karena kecelakaan itu, anak laki-laki itu harus kehilangan penglihatannya. Tentu seorang Kim Ji Yeon yang begitu sayang pada anak-anak tidak akan diam melihat seorang anak kelihatan penglihatan dalam hidupnya. Dengan keputusan sepihaknya, Kim Ji Yeon mendonorkan matanya pada anak laki-laki itu. Dan lebih hebatnya Kim Jaeho tidak tau.
Dirinya menerima panggilan kekamar mayat saat sedang bertugas dan diatas bangkar itu ada mayat istrinya. Mayat istrinya. Kim Jaeho tentu langsung histeris, tapi setelah membaca surat yang sengaja istrinya tinggalkan, Kim Jaeho mengerti. Mengerti akan tanggung jawab istrinya. Tapi tidak dengan anak-anaknya. Anak-anaknya tidak mengerti.
"Itu Mama. Aliya harus mengerti!"
"Mama"
-
"Ini semua salah Papa. Seharusnya Papa tidak mengatakan kebohongan itu pada Aliya. Lihat sekarang, dia sekarat demi melindungi laki-laki yang dia anggap Mama. Sampai kapanpun laki-laki Keparat itu tidak akan jadi Mama hanya karena Mata Mama yang ada pada tubuhnya" Jimin memejamkan matanya mendengar teriakkan keras Yohan memaki ayahnya. Jelas yang harus disalahkan adalah Kim Jaeho. Kebohongan ini bermula dari Kim Jaeho.
"Yohan-a Papa tidak tau jika akan seperti ini. Adikmu dalam keadaan tidak baik waktu itu!" Laki-laki paruh baya itu, Kim Jaeho menunduk dalam tangisnya. Ini salahnya. Anaknya seperti ini karena kebohongannya.
"Bagaimana jika Aliya tidak selamat. Aku tidak mau jika itu terjadi!" Pada dasarnya Yohan adalah laki-laki lemah yang takut kehilangan adiknya.
"Papa juga tidak ingin Yohan-a. Papa tidak mau!" Keduanya membuat suasana disini semakin sendu. Laki-laki tidak boleh lemah tapi jika sudah dihadapkan dengan situasi seperti ini semuanya pasti akan menangis. Bahkan Jimin sudah menangis dari tadi.
Aliya sekarat.
Untuknya.
Melindunginya.
Padahal Jimin memperlakukan Aliya dengan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You In My Life ✅
Romance"Dasar gadis penguntit" "Biar saja!" "Kau tidak lelah?" "untuk saat ini belum" "lalu kapan?" "Biarkan waktu yang menjawabnya!" - "Karena aku mendekatinya dengan sebuah alasan" "Apa itu?" "Dia mirip Mamaku dan aku menyukainya!" -