Happy Reading.
+
"Sayang!" Aliya menghela nafas mendengar panggilan Jimin dari dalam kamar. Selalu saja seperti ini. Jimin berisik.
"Oppa aku susul dia dulu!" Jin tersenyum dan mengangguk. Memang pagi ini Aliya membantu Jin masak, oh tenang saja. Aliya tidak tinggal disini kok, dirinya tinggal di apartemen pribadinya dan hari ini Aliya berkunjung karena akan ada perayaan kecil Bangtan.
"Sana susul dia!" Aliya tersenyum Canggung dan mengangguk. Menuju kamar Jimin tentunya. Jimin semakin berisik sekarang.
Yang lain belum ada yang bangun, masih sibuk dengan dunia mimpi, sementara Jin sudah siap-siap untuk masak. Ah adik-adik kurang ajar.
"Apa Oppa?" Tanya Aliya yang masuk ke dalam kamar Jimin. Melihat Jimin yang acak-acakan Aliya merasa aneh. Kenapa kekasihnya ini?
"Sayang pilihkan aku baju! Ayolah!" Oh jadi baju. Kenapa Jimin seberisik ini? Aliya mendekat dan melihat tumpukan baju yang berceceran karena ulah Jimin.
"Oppa mau pakai yang mana?" Tanya Aliya memastikan. Jimin memang punya banyak permintaan soal style.
"Apapun yang bagus sayang. Aku bingung!" Aliya menghela nafas dan menarik wajah Jimin agar menatapnya. Mengusap pipi sayang kekasihnya.
"Oppa bagus pakai apapun. Kenapa harus pusing-pusing!" Jimin menghela nafas kasar dan merangkul pinggang Aliya.
"Ayolah sayang. Tidak akan kau tidak mengerti!" Aliya menatap Jimin aneh. Apa yang harus dirinya mengerti!
"Apa?" Jimin mendengus kesal dan mendekatkan wajahnya ditelinga Aliya.
"Aku ingin dilayani calon istriku!" Aliya tertawa dan mengecup pipi Jimin singkat. Jadi ini! Kenapa tidak jujur saja dari tadi. Dasar Park Jimin!
"Baik-baik calon suamiku. Mari aku layani!" Ah Jimin bahagia sekarang. Aliya selalu menuruti keinginannya. Jadi semakin sayang.
"Kemeja dan jeans saja ya!" Cetus Aliya yang mulai memilih.
"Apapun yang calon istriku siapkan, akan aku pakai!" Aliya terkekeh merasakan perutnya diusap Jimin.
"Belum ada anaknya!" Cetus Aliya geli.
"Buat yuk!" Aliya tertawa kecil.
"Yakin buat. Mau dipukul oleh Oppa?" Tawar Aliya geli.
"Hem nanti saja kalau begitu. Lagi pula Hanya tinggal beberapa waktu saja!" Cetus Jimin yang mengeratkan pelukannya.
"Oppa ada teman seangkatan ku yang bilang suka!" Cetus Aliya tiba-tiba.
"Biar saja, toh kau sudah milikku dan jika kau berani selingkuh aku akan menculik mu dan menidurimu sampai hamil dan kita menikah!" Aliya tertawa keras mendengar ucapan Jimin. Ya Tuhan Jimin sangat sensitif sekarang.
"Oppa takut kutinggalkan!"
"Jelas. Aku tidak bisa ditinggalkan gadis yang kucintai. Tidak untuk kedua kalinya!" Aliya tersenyum dan berbalik, mengusap wajah Jimin dengan lembut dan mendekatkan wajahnya. Jelas tujuannya bibir Jimin. Seolah mengerti, Jimin memejamkan matanya dan siap menerima ciuman sayang dari Aliya. Ah andai saja mereka sudah resmi. Menyenangkan bukan?
"Aku mencintaimu Park Jimin!"
"Aku lebih mencintaimu!"
+
"Oppa sarapan yang benar" cetus Aliya kesal karena Jimin terus saja main-main. Selalu saja seperti ini jika Jimin dimasakkan sayur. Ah Aliya benar-benar kesal pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You In My Life ✅
Romance"Dasar gadis penguntit" "Biar saja!" "Kau tidak lelah?" "untuk saat ini belum" "lalu kapan?" "Biarkan waktu yang menjawabnya!" - "Karena aku mendekatinya dengan sebuah alasan" "Apa itu?" "Dia mirip Mamaku dan aku menyukainya!" -