Happy Reading.
-
"Aku mau jadi kekasihmu!" Jimin diam mendengar ucapan Seulgi. Entah apa yang membuat Seulgi datang kesini dan tiba-tiba menerima pernyataan perasaannya dulu. Gadis itu datang bahkan tanpa Jimin undang.
Mendengar ucapan Seulgi, Jimin tidak bereaksi, seharusnya Jimin senang tapi entahlah. Jimin bingung.
Berita mengenai Aliya yang menyelamatkan dirinya menyebar dan Aliya jadi buruan wartawan. Banyak yang ingin tau tentang Aliya dan mereka bahkan rela menunggu seharian diluar rumah sakit. Padahal Aliya masih belum sadar. Aliya masih tidur.
"Aku tidak tau apa yang aku rasakan sekarang, tapi pasti kau tau jika aku baru saja mengalami hal yang buruk. Dan kurasa perasaan yang pernah kuucapkan padamu tidak lagi penting. Entahlah, aku tidak tertarik lagi dengan jawabanmu. Sekarang yang aku pedulikan hanya gadis yang masih tidur diranjang rumah sakit karena menyelamatkan aku. Aku hanya peduli padanya sekarang!" Jimin mengungkapkan perasaannya.
Ini bukan kebohongan, Aliya yang jadi prioritas utama baginya sekarang. Bukan karena rasa balas Budi, tapi entah kenapa hati Jimin ingin melakukan itu sendiri.
"Gadis itu? Jim dia yang ingin kita bersatu. Dia bilang jika aku sumber kebahagiaan mu!" Jimin menatap Seulgi dalam. Gadis itu? Apa yang dimaksud Aliya? Aliya menemui Seulgi.
"Dia menemuiku dan mengatakan jika kau sangat mencintaiku"
Kini Jimin sadar. Hadiah yang disiapkan Aliya untuknya adalah Seulgi. Aliya menemui Seulgi untuk menerima perasaannya. Aliya melakukan hal sejauh itu untuk dirinya.
Jimin tersenyum miris, lihatlah apa saja yang Aliya lakukan? Begitu banyak dan berharga dan Jimin melakukan kebodohan dengan menyia-nyiakan Aliya.
Dan reaksi Jimin atas ucapan Seulgi?
Jimin tidak peduli.
Pada Seulgi dan perasaannya. Yang dirinya inginkan adalah melihat Aliya sadar sekarang. Yah hanya Aliya yang dirinya fikirkan sekarang. Jimin butuh Aliya.
Sekarang.
"Aku tidak peduli dengan perasaanmu saat ini. Aku juga tidak akan menuntut jawaban dari pernyataan ku dulu, aku tidak peduli. Buang jauh-jauh perasaanmu sekarang. Aku tidak peduli pada siapapun selain Aliya. Aku tidak peduli. Dan lebih baik kau tidak perlu menemuiku lagi. Aku tidak lagi menginginkan mu sebagai wanitaku Kang Seulgi. Aku tidak butuh!"
Seulgi terhenyak mendengar ucapan dingin Jimin. Jimin mengatakan itu dengan pandangan kosong. Seulgi melihat Jimin yang kosong. Apa ini karena Aliya, gadis itu. Gadis yang mempertaruhkan apapun untuk Jimin. Gadis kecil itu.
"Aku mengerti. Gadis itu memang perlu dicintai. Dia pantas diperjuangkan. Perjuangkan dia sekarang!" Jimin hanya berlalu dari hadapan Seulgi. Jimin harus segera kerumah sakit. Jimin ingin melihat Aliya. Ingin melihat gadis yang mencintainya. Jimin ingin melihat Aliya.
-
Jimin diam saat keluarganya mengucapkan terima kasih pada Kim Jaeho, mengucapkan terima kasih atas apa yang keluarga Kim lakukan. Dulu dan sekarang. Dulu untuk Kim Ji Yeon dan sekarang untuk Aliya. Hebat bukan, kedua wanita itu berkorban untuk Jimin. Luar biasa.
"Biarkan putraku mempertanggung jawabkan ini. Biarkan mereka menyatu, anggap ini sebagai bentuk ucapan terima kasih kami!" Jimin memasang ibunya sendu.
Entah kenapa Jimin ingin langsung saja mengatakan itu dengan mulutnya sendiri. Mengatakan jika ingin mengikat Aliya, mengikat Aliya dalam hidupnya. Jimin menginginkan itu sekarang. Jimin ingin Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You In My Life ✅
Romance"Dasar gadis penguntit" "Biar saja!" "Kau tidak lelah?" "untuk saat ini belum" "lalu kapan?" "Biarkan waktu yang menjawabnya!" - "Karena aku mendekatinya dengan sebuah alasan" "Apa itu?" "Dia mirip Mamaku dan aku menyukainya!" -