8

3.5K 439 12
                                    

Bulan ini Wonwoo mengambil cutinya lebih awal. Ia ingin meluangkan waktu penuhnya untuk Hyunwoo.
Ia mengulas senyum kecil mendapati putranya sudah selesai mandi dipagi Minggu ini.
"Sudah merasa tampan hum?" Wonwoo terkekeh ketika melihat raut terkejut putranya.

"Eomma!"

"Kenapa hum?" Wonwoo merapikan sedikit surai putranya yang berantakan.

"Kita jadi menonton?" Tanya Hyunwoo antusias.

"Tentu. " Jawab Wonwoo dengan senyum manisnya.

"Eomma janji kan akan membelikan ayam dan cola untuk kita?"

Binar mata Hyunwoo membuat Wonwoo jatuh cinta untuk kesekian kalinya pada putra semata wayang nya ini. Manik mata seperti seekor anak anjing yang serupa milik Mingyu selalu saja menghipnotis dirinya.

"Tentu, eomma tidak pernah membatalkan janji kita."

Hyunwoo tersenyum senang saat mendengar nya. Ia memeluk tubuh tinggi Wonwoo dan mengecup pipi putih sang ibu.

"Aigoo-yaaaa~" Wonwoo terkekeh manis dengan sikap manja putranya dan menggendongnya kemudian menuju dapur untuk sarapan.

"Jjaaa! Ini roti bakar kesukaan Hyunwoo~" Wonwoo membawa piring yang berisi roti bakar kesukaan putranya.

"Apa eomma sudah menambahkan selai coklet dan kacang?~" Tanya Hyunwoo antusias.

"Hum! Eomma tidak akan lupa untuk itu!~" Jawab Wonwoo tak kalah antusias.

"Yeay! Thank you so much Mom!~"

"Sama-sama sweet~"

Wonwoo menatap putranya yang memakan sarapan nya dengan sangat lahap. Sesekali ia terkekeh saat putranya berceloteh dengan mulut yang penuh dengan roti.

*



*



*

Nyonya Kim menatap tajam pria dihadapannya. Disampingnya Tuan Kim hanya diam sesekali mengelus pundak ringkih istrinya.
"Bagaimana mungkin ia pergi tanpa memberitahu kita!" Nyonya Kim menghela nafas kasarnya.

"Ia bahkan mengabaikan telepon dari ku." Tuan Kim bersuara kali ini dan kembali memasukan ponselnya kedalam saku nya.
"Sudahlah, mungkin ia sedang ada urusan.." Ucap Tuan Kim.

"Ia tidak memiliki jawab untuk ke LA." Ucap Nyonya Kim dingin.

"Lee Seokmin. Aku tau kau bekerja untuk Mingyu sekaligus sahabatnya. Tapi, bisa-bisa nya kau menyembunyikan hal-hal seperti ini!" Bentak Nyonya Kim pada pria dihadapannya yaitu Lee Seokmin.

Seokmin terkejut saat mengetahui prang tua Mingyu datang ke kantor milik sahabatnya. Dan ia menghela nafas kasar saat Mingyu pergi tanpa pamit kepada kedua orang tuanya.
"Saya tidak menyembunyikan hal ini Nyonya. Saya piki Mingyu sudah memberitahu anda untuk hal ini." Jelas Seokmin dengan sopan. Ia membungkuk untuk meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan Mingyu.

"Yeobo.. sudahlah. Mungkin Mingyu ingin berlibur kesana.." Tuan Kim mencoba menenangkan istrinya.

"Aku yakin ia tidak berlibur kesana!" Nyonya Kim menatap Seokmin tajam. "LA adalah tempat tinggal Jeon Wonwoo." Ucap nyonya Kim Dingin.


Seokmin tentu menduga hal ini. Nyonya Kim tidak akan mudah di bohongi oleh siapapun termasuk anak nya sendiri.


"Pria itu. Bukankah sudah menyetujui untuk bercerai dengan anak ku?! Mengapa ia mengusik putraku lagi!" Nyonya Kim memanggil seseorang diseberang sana. "Siapkan 2 tiket menuju LA, lusa kita akan berangkat."

Disampingnya, Tuan Kim menghela nafas melihat sikap dan tingkah istrinya sendiri. Ia berharap Mingyu maupun Wonwoo akan baik-baik saja disana.

*



*




*

Minggu pagi ini Mingyu dibangunkan dengan dering ponselnya yang seakan meraung minta di ambil.
Ia mengucek matanya dan menatap layar persegi itu, kemudian menjawab panggilan yang berasal dari Seokmin.

"YAK KIM MINGYU!!"

Mingyu menjauhkan ponsel dari telinga nya. Ia mendengus saat mendengar teriakan dari Seokmin diseberang sana.

"Bisakah kau tidak berteriak?!" Kesal Mingyu.

Diseberang sana Seokmin mendengus.
"Kau tidak mengatakan pada orang tua mu bahwa kau ke LA untuk menemui Wonwoo?!"

Mingyu kali ini benar-benar terbangun. Mendengar pertanyaan dari Seokmin membuat ngantuk nya hilang.
"Kau? Tau dari mana tentang itu?"

"Sialan kau Kim! Besok ayah dan ibumu akan menyusul kau ke LA!"

"Tidak! Ini tidak boleh! Aku bahkan belum menemui Wonwoo."

"Kau gila!!?!"

"Kemarin aku baru saja bertemu keluarga Wonwoo. Mereka menerimaku dengan baik-"

"Dengar. Kau tidak punya waktu menceritakan itu. Aku tau keluarga Jeon pasti menerimamu dengan baik. Sekarang, kau harus dengan cepat menemui Wonwoo sebelum ayah dan ibu mu memaksa bahkan menyeret kau kembali ke sini tanpa membawa Wonwoo."

Mingyu setuju dengan Seokmin. Hari ini ia harus menemui Wonwoo secepatnya dan meluruskan masalah mereka. Bahkan ia tidak sabar ingin bertemu dengan Kim Hyunwoo, putranya.

"Baiklah. Terimakasih Lee! Bulan depan gajimu akan kutambahkan!" Ucap Mingyu semangat.

Lagi-lagi dapat Mingyu dengar Seokmin mendengus diseberang sana.
"Aku tidak menginginkan itu sialan. Cepat bawa pulang Wonwoo. Kembalikan hidup mu yang sudah mati sejak 5 tahun yang lalu."

*



*



*

Wonwoo baru saja meletakan ayam dan cola yang baru saja ia pesan. Dengan antusias Hyunwoo langsung mengambil sepotong paha ayam dan memakannya, sesekali ia juga meminum colanya.
"Jatah minum cola mu hanya 1 gelas ini, oke?"

Wonwoo memperingatkan putranya. Dan Hyunwoo hanya mengangguk kemudian kembali menonton film keluarga yang baru saja Wonwoo pinjam dengan Keita, perawat lelaki ditempat Wonwoo bekerja, ia banyak bicara namun juga menyenangkan.

Mengenai Hyunwoo, Wonwoo akan selalu mengawasi apa yang anak itu makan dan minum. Tentu saja karna ia adalah seorang dokter dan juga ibu dari putra semata wayangnya. Jika Hyunwoo sakit maka Wonwoo akan merasa lebih sakit lagi melihat sang buah hati menderita.

"Eomma tidak makan?" Tanya Hyunwoo saat ia merasa hanya dirinya yang melahap ayam-ayam goreng nikmat itu.

Wonwoo tersenyum. Ia mengusak surai lembut putranya.
"Eomma masih kenyang. Kau saja habiskan.." ucapnya.

Perkataan Wonwoo membuat anak laki-laki itu sangat senang. Diberikan 1 kotak berisikan ayam goreng kesukaannya tentu saja itu sangat menyenangkan.
"Tapi jika sakit perut jangan mengadu pada eomma."

Hyunwoo memasang wajah datarnya.
"Seharusnya aku tidak tertipu! Huft!"

Wonwoo terkekeh. Ia memang hanya ingin menggoda anaknya. Tentu saja ia tak akan membiarkan Hyunwoo menghabiskan ayam-ayam itu sendiri.

Namun suara bell menginstrupsi keduanya. Membuat Wonwoo menaikan sebelah alis nya bingung.
"Siapa bertamu siang hari ini?" Ia pun melangkahkan kakinya menuju pintu. Dan seseorang yang berada dibalik pintu itu mengejutkan Wonwoo di hari minggu yang ia anggap tenang.











"Lama tidak bertemu."




TBC.

Don't Forget usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang