7

3.5K 449 24
                                    

Wonwoo menghela nafasnya saat ini. Keinginan nya untuk berhenti bekerja semakin besar saat mendapati telepon dari pihak tama kanak-kanak. Seorang guru dari tempat dimana Hyunwoo sekolah menelepon dirinya dan mengatakan bahwa "Hyunwoo baru saja memukul teman sekelasnya." . Setelah memutuskan sambungan telepon Wonwoo memijat pelipis nya. Apa yang sudah ia ajarkan kepada anaknya selama ini ? Bahkan seingatnya ia tak pernah mengajarkan Hyunwoo untuk berkelahi ataupun menindas orang lain.

15 menit kemudian Wonwoo sudah berada diruang guru. Dapat ia lihat putranya menunduk lesu di depan guru yang bernama Rose.

"Permisi."

"Ah silahkan masuk Tuan Jeon."

Wonwoo mengangguk dan mengambil duduk disebelah putranya.
Rose hanya dapat tersenyum saat mendapati murid nya semakin menunduk saat orang tua nya hadir.

"Hyunwoo baru saja memukul seorang teman dikelasnya.." jelas Rose.

Wonwoo masih menatap kedepan dan mendengarkan ucapan Rose.
"Untung saja tidak terlalu keras dan menimbulkan luka. Sehingga masalh ini tidak menjadi besar." Wonwoo dapat bernafas lega mendengarnya. "Dan orang tua Daniel juga tidak menuntut, karena mereka tahu seperti apa sifat dan kelakuan putra mereka."

"Daniel sudah pasti menganggu Hyunwoo dan mengatakan hal yang menyakitkan padanya." Rose tersenyum ke arah Wonwoo.

"Maafkan saya Rose. Saya akan mendidik nya lebih baik lagi." Wonwoo membungkuk ke arah Rose. Sedangkan wanita muda itu meminta Wonwoo untuk duduk kembali.

"Saya juga minta maaf, karena kami lalai dalam mengawasi mereka." Ucap Rose.

Wonwoo mengangguk kemudian pamit untuk pulang bersama Hyunwoo yang tengah ia gandeng. Selama menuju mobil tidak ada pembicaraan di antara kedua orang itu.

Wonwoo membiarkan Hyunwoo menduduki bangku di sampingnya.
Pria manis itu belum meghidupkan mobil nya sama sekali. Hanya menatap lurus kedepan tanpa ekspresi.

"Apa yang kau pikirkan sampai memukul teman mu seperti itu Kim Hyunwoo?" Suara Wonwoo terdengar dingin dan menusuk di telinga Hyunwoo. Membuat bocah itu semakin ketakutan.

Tak lama, terdengar isakan dari mulut kecil putranya. Sehingga membuat Wonwoo hanya bisa memijit pelipisnya.

"Jangan menangis." Tegas Wonwoo.

Tetapi seakan tuli. Hyunwoo masih saja terisak dan menangis kencang.

"KIM HYUNWOO!!" Bentak Wonwoo.

"E-eom-maa..."

"Jangan menangis!"

"Hiks. Daniel mengejek dan mengataiku anak haram yang tidak memiliki ayah.."

Wonwoo terenyuh saat mendengar kalimat putranya. Dengan menahan isakannya, Hyunwoo menyelesaikan kalimatnya.

Wonwoo menundukan kepalanya. Ia meleps sabuk pengamannya dan menarik Hyunwoo kedalam pelukannya.
"Maafkan emma. Maaf sudah membentakmu.." Wonwoo mengusap punggung kecil yang bergetar itu.

Ia tidak tahu bahwa putranya mempunyai hari berat seperti itu.
Hyunwoo bukan anak haram. Ia hadir saat Wonwoo dan Mingyu masih didalam ikatan pernikahan sebelum akhirnya mereka diputuskan untuk bercerai.

Air mata Wonwoo juga ikut turun membasahi pipi mulusnya. Mendengar putranya di perlakukan seperti itu membuat ibu satu anak itu merasa sangat sakit hati.

"Maaf.. Hyunwoo maafkan eomma.."

*



*



Don't Forget usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang