Setelah kejadian Jihoon menangis di mobil dan akhirnya tertidur, Yena pun menganatar Jihoon pulang ke rumahnya. Sebenarnya, Jihoon tinggal di Apartemen sejak pertama masuk SMA, dan Jihoon sangat jarang pulang ke rumahnya. Dia akan pulang jika itu urusan mendadak atau benar benar penting. Jika biasanya anak yang tinggal berpisah dengan orang tua akan mengunjungi orang tuanya jika sudah memasuki akhir pekan. Tapi lain dengan Jihoon, jika akhir pekan ia akan pergi ke rumah Yena bukan ke rumah orang tuanya. Jihoon juga sebenarnya tinggal di Apartemen karena Yena tinggal di Apartemen, jadi setiap akhir pekan Yena akan pulang ke rumahnya ditemani Jihoon. Jihoon tidak akan mau pulang ke rumanya jika bukan Yena yang minta, meskipun itu orang tuanya. (Jihoonnya Bucin🤣).
*Skip*
Sampai di rumah Jihoon, Yena pun memanggil satpam rumah untuk membantunya membawa Jihoon ke kamar. Saat sampai di kamar, Yena pun merebahkan Jihoon ke tempat tidurnya dan menyelimutinya.
Setelah menyelimuti Jihoon, Yena pun beranjak dari tempat tidur menuju sofa yang berada di Pojok kamar Jihoon. Yena yang merasa bosan pun memilih memainkan HP nya, sampai akhirnya ia tertidur di sofa dengan HP yang di genggamnya.
05.00 pm
Yena pun bangun dari tidurnya karena merasa lehernya sakit, Yena mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar dan menemukan Jihoon yang masih terlelap dalam tidurnya. Setelah itu, Yena pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Sebelum itu, Yena pergi menuju lemari pakaian Jihoon dan mengambil pakaiannya disana, karena Jihoon sengaja meminta Yena menaruh pakaiannya di lemari Jihoon agar jika nanti Yena menginap disini dia tidak perlu membawa pakaian ganti lagi. Setelah mengambil pakaian, Yena pun berlalu menuju kamar mandi.
20 menit kemudian...
Saat keluar dari kamar mandi, Yena melihat Jihoon berada di depan kamar mandi dengan wajah khas seorang yang baru bangun tidur.
"Hey, kamu ngapain berdiri disini? Kalo masih ngantuk tidur aja nggak papa" Ujar Yena saat melihat Jihoon berdiri di depan kamar mandi dengan mata terpejam.
Tidak menjawab perkataan Yena, Jihoon memeluk tubuh Yena erat, menumpukan dagunya pada bahu Yena dan memejamkan matanya. Yena yang sadar itu pun menggiring Jihoon menuju tempat tidurnya dan membaringkan tubuh Jihoon.
Saat akan beranjak, tangan Yena ditarik oleh Jihoon, membuat Yena yang tadinya berdiri menjadi duduk di sebelah Jihoon. Setelah Yena duduk, Jihoon pun memindahkan kepalanya ke paha Yena, menjadikan paha Yena bantalan dan menggenggam tangan Yena erat. Seakan jika dilepas Yena akan menghilang selamanya.
"Kenapa hoon?" Tanya Yena sambil mengusap kepala Jihoon. Jihoon hanya menggeleng menjawab pertanyaan Yena.
"Kenapa hmm?" Tanya Yena sekali lagi dengan nada lembut, itu cara agar Jihoon mau menjawab pertanyaannya dengan jujur.
"Yenaa.." Ucap Jihoon dengan lirih. Yena yang menyadari itu pun langsung mengalihkan pandangannya pada Jihoon yang berada di pangkuannya.
"Kenapa hoon? Ada masalah? atau kamu sakit?" Tanya Yena. Jihoon menggelng lalu menjawab,
"Yena.. jangan marah sama aku... aku minta maaf, aku nggk bermaksud buat jauhin kamu sama Bomin, aku nggak bermaksud buat ngebenci Bomin. Aku cuman nggak mau kalo kamu nggak perhatian sama aku lagi, aku nggak mau perhatian kamu ke aku di bagi sama Bomin, aku nggak mauu.. Jihoon nggak mau Yena.. Yena jangan tinggalin Jihoon" Ucap Jihoon dengan lirih, Yena mengangkat dagu Jihoon agar Jihoon melihatnya. Saat Jihoon mengangkat kepalanya, Yena dapat melihat mata dan hidung Jihoon yang memerah, dan terbukti setelah itu Jihoon langsung memeluk Yena dan menangis di pelukkan Yena.
"Heyy... Aku nggak akan ninggalin kamu, jangan berfikir yang enggak enggak. Aku emang kesel sama kamu, kamu marah sama aku gara gara aku peduli sama Bomin, itu wajar karena Bomin itu adik aku. Sekarang, kamu nggak boleh kayak gitu lagi okeyy?? Janji?" Ujar Yena sambil mengancungkan jari kelingkingnya pada Jihoon, dan dengan senang hati di balas oleh Jihoon.
" Janji" Ucap Jihoon dengan senyum lebarnya.
Setelah itu, Jihoon pun kembali ingin memeluk tubuh Yena, tapi Yena keburu menahannya membuat Jihoon tidak jadi memeluk Yena. Jihoon yang melihat penolakan dari Yena pun cemberut.
"Kenapa nggak mau di peluk? Kamu masih marah?" Tanya Jihoon pada Yena yang diakhiri dengan nada lirihnya.
"Bukan gitu, ini udah sore dan kamu belum mandi, aku nggak mau kamu mandi malem malem, nanti sakit. Sekarang kamu mandi, aku tunggu di bawah sambil siapin makan malem." Ucap Yena, Jihoon lun beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi dengan kaki yang di hentakkan seperti balita yang tidak di kasih permen.
15 menit kemudian....
Jihoon turun dari kamarnya di lantai 2 menuju dapur, tempat Yena berada. Saat melihat Yena sedang menyiapkan makan malam, Jihoon pun menghampiri Yena dan memeluk tubuh Yena dari belakang dan membenamkan wajahnya pada leher Yena.
********************
Hay hay, welcomeback. Aku comeback nihhh.
Jangan lupa Follow, Vote & Commentnya ya guys. Jangan cuman di bacaa, sakit tau😄
Jangan bosen yaa, updatenya nggak nentu, tapi aku usahain uptadenya cepet. Saranghaee❤️
Annyeong👋👋
30 Agustus 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend ||Hiat||
Teen FictionCowok childish yang possesive ° ° ° ° ° ° ° Ini cerita pertama aku, maaf kalo ada kesalahan dan Buat sarannya silahkan chat yaaa. Happy Reading guyss........👋