8

3.1K 134 2
                                        

Jihoon turun dari kamarnya di lantai 2  menuju dapur, tempat Yena berada.  Saat melihat Yena sedang menyiapkan makan malam, Jihoon pun menghampiri Yena dan memeluk tubuh Yena dari belakang dan membenamkan wajahnya pada leher Yena.

********************

Yena yang merasakan tubunya tiba tiba dipeluk pun kaget dan langsung memutar tubuhnya. Yena melihat siapa yang memeluknya, siapa lagi yang ada di rumah ini selain dia dan Jihoon, tidak mungkin kan itu pembantu rumah Jihoon yang memeluknya.

"Kenapa hoon?" Tanya pada Jihoon saat melihat wajah Jihoon yang cemberut.

"Kenapa nggak bangunin aku??" Tanya Jihoon dengan wajah cemberutnya.

"Kamu tidurnya pules banget, aku nggak tega banguninnya, kamu juga keliatan lagi kecapean jadi aku tinggal. "Jelas Yena pada Jihoon dengan nada lembut.

"Tapi kan harusnya kamu bangunin aku dulu" Ucap Jihoon masih dengan wajah cemberutnya.

"Iya iya, aku minta maaf. Sekarang kamu mau apa? Aku turutin" Ucap Yena yang langsung di respon dengan binar di mata Jihoon.

"Benerann??" Tanya Jihoon antusias.

"Iya kamu mau apa?" Tanya Yena pada Jihoon.

"Nginep disini ya" Ucap Jihoon  dengan antusias. Yena yang mendengar permintaan Jihoon hanya bisa menghela napas. Bukannya Yena tidak mau menginap disini, Yena sudah sering menginap disini dan  jika Yena menginap Jihoon akan berubah 2x lipat lebih manja dari biasanya. Dan karena Yena sudah berjanji, dengan terpaksa ia mengiyakan permintaan Jihoon.

"Iya aku nginep disini, sekarang makan dulu, udah aku masakin" Ucap Yena

Setelah itu, mereka makan malam bersama dalam keheningan. Selesai makan malam, Yena mengambil semua piring kotor di meja makan dan membawanya kedapur untuk di cuci.

Setelah mencuci piring, Yena pergi menuju ruang tengah tempat Jihoon berada dan mendudukan diri di sebelah Jihoon. Jihoon yang melihat kedatangan Yena pun langsung membaringkan tubuhnya di sofa dengan paha Yena sebagai batalan, Yena dengan senang hati menerimanya dan mengelus rambut Jihoon.

Karena belum mengantuk dan jam masih menunjukkan pukul 07.30 malam, Yena dan Jihoon memilih menonton tv di ruang tengah dari pada kembali ke kamar. Mereka sedang menonton kartun bus Tayo karena Jihoon yang meminta.

Beberapa menit berlalu dan Jihoon terlelap dengan kepalanya berada di paha Yena. Yena yang melihat itu pun membangunkan Jihoon dan memintanya pergi ke kamar.

"Hoon...bangun jangan tidur disini, nanti badanya sakit semua" ujar Yena sambil menepuk pipi Jihoon pelan. Jihoon yang merasa tidurnya terganggu pun membuka matanya.

"Ayo bangun, pindah ke kamar nanti badanya sakit kalo tidur di sofa"ujar Yena ketika melihat Jihoon bangun. Yena membantu Jihoon duduk saat kesadaran Jihoon belum kembali sepenuhnya.

"Ayo bangun, aku bantu" ucap Yena sambil membantu Jihoon berjalan ke kamarnya.

Sampai di kamar, Yena pun menuntun Jihoon menuju tempat tidurnya membaringkan tubuh Jihoon lalu menyelimutinya. Saat akan beranjak, tangan Yena dicekal oleh Jihoon yang membuat Yena mau tidak mau kembali duduk.

"Tidur di kamar aku yaa, aku nggak bisa tidur"ucap Jihoon pada Yena

"Aku temenin sampe kamu tidur"ucap Yena.

"Nggak mauuu...maunya tidur sama kamu, temenin yaa, kamu tidur disini. Janji nggak macem macem" ujar Jihoon dengan wajah melasnya.

"Hufttt... Iyaiya aku tidur disini, sekarang kamu tidur udah malem, besok juga harus sekolah" ujar Yena sambil menghela nafanya. Lebih baik dia mengalah dari pada Jihoon ngambek dan bikin masalah lagi kayak kemarin kemarin. Beberapa menit kemudian, Yena yang merasakan hebusan nafas Jihoon yang sudah teratur pun beranjak dari tempat tidur Jihoon menuju sofa yang cukup luas yang berada di sebelah tempat tidur Jihoon. Karena merasa mengantuk, Yena pun memejamkan matanya dan menyusul Jihoon yang lebih dulu pergi ke alam mimpinya.

05.00 Am

Yena pun bangun dari tidurnya karena merasakan hembusan nafas hangat di lehernya. Saat ia membuka matanya, ia dapat melihat wajah Jihoon dari bawah. Bukan, bukan Yena pindah di tempat tidur, melainkan Jihoon yang pindah ke sofa karena semalam ia terbangun dan tidak melihat Yena di sampingnya membuatnya takut, tapi rasa takut itu hilang ketika ia melihat Yena tidur di sofa sebelah tempat tidurnya. Karena merasa takut jika Yena pergi setelah itu, Jihoon memutuskan untuk ikut tidur di sofa, bukannya memindahkan Yena ke tempat tidur.

Melihat Jihoon yang masih terlelap, Yena memutuskan untuk mandi dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua, karena di rumah ini hanya ada Jihoon dan Yena. Orang tua Jihoon sedang pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis.

Setelah mandi, Yena pun pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Bukannya disini tidak ada pembantu, disini ada pembantu yang khusus untuk memasak hanya saja Jihoon meminta pembantunya untuk pulang karena Yena menginap di sini.

Yena hanya memasak nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya, karena itu makanan favorit Jihoon. Saat akan beranjak dari dapur, Yena mendengar teriakan Jihoon dari lantai atas. Yena yang takut terjadi apa apa pada Jihoon akhirnya berlari ke kamar Jihoon, ketika ia sampai di kamar tiba-tiba Jihoon memeluknya dan yang membuat Yena kaget adalah Jihoon menangis.

"Heyy... Hoon kamu kenapa hmm?" tanya Yena lembut sambil mengelus punggung Jihoon yang bergetar.

"Kamu dari mana aja?" tanya Jihoon dengan nada sedikit bergetar.

"Aku dari dapur hoon..abis masak, kamu kenapa nangis? mimpi buruk?hmm?"tanya Yena yang di jawab gelengan oleh Jihoon.

"Aku kira kamu ninggalin aku, semalem juga kamu nggak tidur sama aku" ujar Jihoon.

"Udah ih, jangan nangis maluu, masa cowo nangis sihh" goda Yena sambil mencolek dagu Jihoon. Jihoon yang di perlakukan seperti itu pun merengut tidak suka, dan mempoutkan bibirnya.

"Hahah...udah ihh, sekarang kamu mandi, siap siap abis itu langsung turun sarapan, jangan tidur lagi aku mau ganti baju dulu" ucap Yena. Jihoon pun langsung berlalu ke kamar mandi, dan Yena langsung mengganti pakaiannya menjadi seragam sekolah.

Setelah itu, Yena pun turun menuju meja makan dan menata nasi gorengnya, dan ia melihat asisten rumah tangga Jihoon yang sedang bersih bersih di dapur.

"Pagi bi" sapa Yena pada bibi kim.

"Ehh, non Yena pagi Juga. Bibi kira non Yena nggak jadi nginep disini." Jawab bibi kim.

"Hahaha iya bi, sebenernya sihh aku nggak mau nginep tapi Jihoon maksa, bibi kan tau Jihoon gimana, jadi mau nggak mau aku nginep disini" ujar Yena.

Setelah Yena dan bibi kim selesai mengobrol, Jihoon pun datang dengan tas yang berada di lengan kanannya. Jihoon menaruh tas nya di tempat duduk kosong di sebelahnya dan memakan nasi gorengnya

"Nggak usah buru buru" ucap Yena

Setelah selesai sarapan, Jihoon dan Yena langsung berangkat ke sekolah.

*****************★*****************

Hallo welcomeback. Aku balik nihh maaf ya lama updatenya, satu bulan ini aku bener bener sibuk buat persiapan ujian, belum lagi tugas tugasnya yang numpuk numpuk. Jadi maklumin ya gaess

Jangan lupa Vote, Comennt & Follow yaa💙💙

06 Oktober 2019

My Childish Boyfriend ||Hiat||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang