Saya rasa, percuma
Percuma jika saya rindu
Namun kamu malah sibuk menjauh
Percuma jika saya memaksa untuk tetap
Kamu justru mencari tempat lain untuk menetap
Percuma saya menanti kau pulang dengan wajah sumringah
Kau malah diam-diam pergi tanpa perlu memberi aba-aba
Saya rasa percuma
Jika rasa ini membalasmu, dan kamu malah tak mau tahu
Atau, memang dari awal hanya berniat mempermainkanku?
Oh ya, aku benar-benar lupa bahwa hobimu adalah bermain
Dan kamu adalah pemain handal seperti katamu
Mungkin, aku baru sadar bahwa aku termasuk salah satu mainan yang kau taklukan
Sekarang ketika akhirnya kau menjadi pemenang
Kau memilih menyudahi dan bosanBodohnya, aku tidak peka
Ketika kamu mulai menjauh dan berharap 'pun aku juga
Aku lebih memilih menunggu dan terus merangkai dugaan baik lainnya
Kukira kamu akan pulang
Dan kembali padaku dengan wajah sama saat kau pertama menyatakan rasa
Kukira kamu akan kembali
Bodohnya, aku tetap menyangkal kenyataan
Bahwa kau memang memilih akan pergiPercuma, bukan?
Kamu bosan, tapi aku tetap bertahan
6 Nov '19
01.21 Am
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Semesta
RandomWords are tears that have been written down. Tears are words that need to be shed -Paulo Coelho Hanya untuk hiburan, tapi semoga membuka sudut pandang:)