Malam-malam kian terasa lengang
Aku semakin asing dengan angan
Aku lupa kata pulang
Dunia fana menyeretku pada ambang kegilaan
Luka tetap menghujam;
tak peduli aku dalam keadaan aman atau bukanApa benar aku telah amnesia?
Semesta semakin membuatku bertanya-tanya
Tentang apa dan siapa diriku sebenarnya
Bagaimana mungkin aku memaksa seseorang untuk menetap?
Sedangkan kakiku enggan untuk menetap di satu atap
Terus saja melangkah jauh
Jauh, lebih jauh lagi hingga tak sadar jiwa kian tersesatMalamku kian berpeluh
Pikiran buntu
Tanya yang dijawab bisu
Kaki melepuh
Rindu menggebu
Aku rapuhMengapa dunia menistakanku dengan harapan semu?
Mengapa kau juga ikut berlagak menjadi penyembuh ketika akhirnya juga sama membuat babak belur?
Mengapa menuntunku bangkit ketika akhirnya yang kau berikan hanya sakit?
Seolah aku berpenyakit yang dikasihi, aku muak menerima topeng yang selalu kumaklumiAku tak kuasa untuk lari
Aku hanya bersembunyi
Menutup segala kemungkinan hati
Mengasingkan diri dari kerumunan yang pandai berdiksiSuara di kepalaku kian berisik sendiri
Bayanganmu terkunci di satu syaraf; benci
Angan tentangmu, tersekap di satu ingatan yang kuisolasi
Berangan bahwa kau adalah mentari
Yang mampu membuatku menari
Namun kenyatannya kau adalah elegi29 Jan 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Semesta
DiversosWords are tears that have been written down. Tears are words that need to be shed -Paulo Coelho Hanya untuk hiburan, tapi semoga membuka sudut pandang:)