Arah Pulang

71 35 4
                                    

Hei, tangismu hanya akan terdengar saat sunyi menekukmu
Ramai di kedua sisimu menyamarkan isakmu
Kata peduli menjadi belati tajam yang menyayatmu
Asingkan dirimu!
Meraunglah sesuka hatimu!
Semesta tak mencacimu
Semesta tak akan mencarimu
Kau mengepalkan tanganmu
Berharap bisa memecah dinding di sekitarmu
Hah! Dinding lukamu jauh lebih kokoh menghimpitmu

Kau lemah
Bahumu luruh dan kau menyerah
Mimpimu menjadi hal yang 'terserah'
Harap yang berujung pasrah
Kau tak peduli dan berlari tak tentu arah
Hingga palung kembali menjerumuskan lagi pada lukamu yang basah

Kembalilah!
Pulanglah!
Bukalah mata; carilah cerita!
Pasang kedua telinga; dengarkan lara manusia lainnya!
Menengadahlah, sebab itu sebaik-baiknya senjata
Tuhan mencari dan menyembuhkan orang patah
Seperti kita yang kurang 'alhamdulillah'


















20 Nov '19

Jurnal SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang