1.

0 0 0
                                    

Di depan jendela yang terbuka dia duduk memandangi langit yang tinggi. Entah sudah berapa lama dia memandangi langit, tanganya terulur seakan ingin meraihnya. Namun dia tau tanganya tak akan pernah sampai ke langit.

Tepat saat tanganya turun sebuah bulu halus terbang mendekatinya.

"Tugas yang lain untuk hari ini"

Menghela nafasnya dia menjatuhkan diri dari jendela , sayapnya terbuka lebar dan dia terbang menuju tengah kota. Tempat gedung-gedung pencakar langit berada.

Targetnya sekarang adalah seorang taipan kaya raya. Taipan kaya raya yang tampan dan sombong. Dia mengamati lelaki itu dari tengah-tengah pesta yang sedang berlangsung.

Dia sudah tidak peduli dengan busur panah, dia akan menancapkanya saja langsung di dada lelaki itu. Tepat di jantungnya hingga dia akan merasakan Cinta yang begitu dalam.

Cinta yang akan mematikan semua akalnya, mematikan semua kesombonganya.

Yah, dia akan memberikan Cinta yang sekaligus adalah hukuman.

Karena di bulu yang dia dapatkan dia tidak diminta untuk menancapkan panah pada sang perempuan, setidaknya tidak sekarang.

"Kau akan rasakan cinta ini manusia, lihatlah kesombonganmu runtuh saat panah ini menancap di jantungmu"

Sayapnya berkembang penuh, anak panah ditanganya, dan dia berjalan lurus menuju targetnya ditengah kerumunan orang.

Tentu saja tidak ada yang bisa melihat keberadaanya, membuatnya berjalan dengan santainya sekaligus menikmati musik yang di putar di tengah pesta.

Terkadang dia penasaran bagaimana rasanya

Perasaan itu

Tapi hatinya sudah lama mati

"Sial!"

"Bukan waktunya memikirkan hal itu"

Dia sudah berada dihadapan targetnya, dia menyaksikan pria itu sedang bergembira bersama teman-teman taipanya.  Membicarakan kekayaan masing-masing seoalah dunia digenggaman mereka.

Hingga seorang pelayan perempuan datang membawa nampan berisi minuman.
Salah satu temanya yang culas menjegal kakinya hingga pelayan itu menumpahkan minuman ke baju pria sombong itu.

Pria itu sangat marah, meskipun pelayan itu meminta maaf dan mencoba membersihkan bajunya. Lelaki itu mencekal tangan sang pelayan dan akan menamparnya saat tiba-tiba waktu seolah berhenti.

"Jleb!"

Dia menancapkan anak panah itu sangat dalam, bahkan mendorongnya untuk memastikan anak panah itu tertancap dalam.

"Rasakan ini manusia"

Dia menancapkan anak panahnya tepat di jantung sang pria. Anak panah itu memudar setelah di tancapkan dan waktu kembali berjalan.

Dia mundur menyaksikan sang pria yang akhirnya melihat ke arah sang pelayan seolah terpesona. Tanganya mengambang di udara berhenti sebelum mengenai sang pelayan.

"Rasakan cinta itu manusia, cinta yang rasanya seperti akan membunuhmu perlahan-lahan."

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lone AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang