The Sugardaddy (Jin x Eunbi) [COMPLETED]

3. The Sleepover

  Tanpa terasa dua bulan telah berlalu semenjak Eunbi berstatus sebagai Gold Member di aplikasi Snatched. Tidak butuh waktu lama baginya meraih popularitas tinggi dan menjadi salah satu sugarbaby terfavorit di kalangan para pengguna layanan VIP.

Karena selain memiliki kecantikan yang paripurna, gadis itu begitu pandai dan tahu benar cara memuaskan pria. Namun lama kelamaan, ia menjadi jenuh dan bosan meladeni mereka yang hanya menginginkan layanan seks kilat lalu pergi begitu saja di saat dirinya butuh sedikit rayuan agar lebih rileks.

Sejauh ini, Eunbi telah bertemu dengan bermacam-macam pria dengan kepribadian yang tentunya berbeda satu sama lain. Tipe yang paling disukainya adalah mereka yang tak segan membayar Eunbi dengan bayaran tinggi. Dia tidak lagi melayani jasa murah, untuk itu hanya ada segelintir pria tajir yang berani menghubunginya. Lagipula statusnya adalah Gold Member sekarang.

Saat ini, ia memiliki sekitar lima orang sugardaddies dan mereka semua tidak ada apa-apanya dibandingkan Jin. Jin selalu jadi nomor satu di hatinya. Para daddies-nya yang lain memperlakukan Eunbi selayaknya wanita pemuas hasrat terselubung berupa fetishment aneh mereka. Bahkan mereka sengaja melengkapi diri dengan alat-alat dan mainan konyol, terkadang menyuruh Eunbi bermain peran atau semacamnya.

Tapi Jin.. Jin tak pernah menuntut Eunbi ini itu. Terkadang, percintaan mereka berjalan terlalu normal layaknya pasangan kekasih sungguhan. Hubungan keduanya terasa begitu alami dan terkadang membuat Eunbi lupa daratan. Gadis itu lupa terhadap fakta bahwa mereka berdua tak lebih dari seorang sugarbaby dan sugardaddy.

Percintaan mereka memang selalu hebat dan menggetarkan seluruh indera dalam tubuhnya, tapi gadis itu sadar dia telah jatuh untuk seorang Kim Seok Jin di sela obrolan panjang mereka tiap malam. Dimana Eunbi tak pernah ragu bercerita tentang banyak hal kepada pria yang sabar mendengarkan kisah dan keluh kesahnya di ambang telfon.

Eunbi selalu berharap Jin merasakan debaran yang sama—seperti yang ia rasakan saat berhadapan dengannya. Tapi gadis itu ragu dan takut. Ia hanya wanita semacam 'ini', dan Jin merupakan pria seperti 'itu'. Dunia mereka berbeda, Eunbi hanya tidak cukup percaya diri bahwa bahwa dirinya pantas dicintai. Dia tahu, wanita sepertinya tak boleh mengharapkan sesuatu yang berlebihan, seperti cinta.

Namun, hari ini Eunbi mendapati dirinya terduduk sendirian di sebuah coffee shop di distrik Gangnam, menunggu kedatangan seseorang yang istimewa baginya. Sesekali ia menyesap peppermint frappe-nya kemudian mengecek ponsel beberapa menit sekali. Hanya untuk menanti sebuah pesan atau paling tidak satu panggilan dari Jin.

Gadis itu mengenakan pakaian kasual yang selalu jadi favoritnya. Rok midi berbahan denim, kaus nyaman, dan sepasang flat shoes yang berdesain simpel namun manis. Rambut hitamnya terurai ke salah satu sisi bahu, memperlihatkan beberapa tindikan kecil yang menghiasi telinga mungilnya.

Semalam, Jin memintanya untuk bertemu. Gadis itu melonjak girang dalam hati ketika untuk pertamakali dalam hidupnya, ia bisa bertingkah seperti gadis normal seusianya dan pergi kencan. Ironis memang, ketika kenyataannya Eunbi kurang pengalaman dalam hal asmara. Dia tak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Sebab, masa remajanya diwarnai kepahitan dan perjuangan keras untuk bertahan hidup.

Tapi sekarang, setelah ia bertemu Jin. Hati dinginnya tiba-tiba dilingkupi kehangatan yang mendebarkan. Layaknya salju yang meleleh tergantikan oleh bunga-bunga bermekaran di musim semi.

Ia ingin mengenal Jin lebih dekat. Tak hanya sebatas sugardaddy, tapi sebagai seorang pria.

Eunbi sadar ia telah tenggelam begitu jauh dalam khayalannya ketika kehadiran Jin luput dari perhatiannya. Pria itu tertawa kecil saat melihat reaksi Eunbi yang terkejut  ketika bahunya ditepuk lembut oleh Jin.