Hari ini Jin dan Eunbi kembali bepergian ke luar bersama. Pria itu mengajak gadisnya ke sebuah mall. Ia ingin menghamburkan uangnya untuk sekedar membuat Eunbi senang.
Di sepanjang jalan, Jin tak pernah melepas genggaman eratnya di tangan Eunbi. Ada sedikit kebanggaan tersendiri bagi gadis itu ketika menyadari kerumunan orang berhenti sejenak untuk melihat mereka melintas.
Beberapa di antaranya menatap Eunbi dengan iri, sementara sisanya menunjukkan raut terpukau akan pesona dan ketampanan Jin yang begitu sempurna.
"Sstt.. gadis itu beruntung sekali bisa mendapatkan pria setampan dia.."
"Siapa dia? Dari tampangnya aku yakin dia seorang chaebol kaya raya, aku sangat iri dengan wanita si sampingnya."
"Mereka benar-benar serasi. Satunya tampan, satunya lagi cantik. Ah, andai saja aku memiliki hidup seperti mereka!"
Begitulah kasak-kusuk yang berseliweran di belakang punggung Eunbi. Gadis itu hanya bisa menyunggingkan senyuman tipis saat mendengarnya.
Saat ini mereka telah berada di salah satu toko retail fashion ternama. Tanpa ragu, Jin melangkah masuk bersama Eunbi di sebelahnya.
"Mau apa kita kemari, oppa?" tanya Eunbi.
"Tentu saja membeli gaun untukmu menghadiri pesta nanti. Tapi jika ada yang kau sukai, ambillah. Aku yang akan membayarnya." gumam Jin enteng, seolah perkara shopping di butik mahal sama mudahnya dengan membeli kudapan di pinggir jalan.
Eunbi hampir saja pingsan ketika matanya disuguhkan oleh deretan pakaian, sepatu dan tas-tas mewah yang berderet rapi di etalase. Matanya membelalak tak percaya ketika menemui beberapa brand ternama yang selama ini hanya bisa dilihatnya di majalah fesyen atau peragaan busana.
Setelah berkutat selama satu jam penuh, akhirnya Eunbi memutuskan untuk mengambil sebuah black little dress cantik berbahan velvet rancangan Alexander Wang. Menurut Jin, baju apapun tampak begitu cantik di tubuh Eunbi namun gaun inilah pilihan pertamanya.
Ketika melihat harganya yang mencapai $6500 atau setara dengan harga satu unit city car, Eunbi menggigit bibirnya ragu. Tapi kemudian Jin memaksanya untuk mengambil gaun tersebut berikut beberapa barang lain yang tak kalah fantastis nilainya.
"Setelah ini kita mau kemana, oppa?" ujar Eunbi setelah mereka memasuki koleksi mobil mewah Jin yang berbeda tiap harinya. Kali ini, pria itu mengendarai Aston Martin hitam mengilatnya.
Sambil memasang sabuk pengamannya, Jin menatap Eunbi dan bertanya,
"Mau menonton film?"
"Film? Oppa bukankah di lantai atas ada bioskop?"
"Bagaimana kalau kita menonton di rumahku saja?" Jin berkedip nakal. "Kau mau?"
~
"Omona.. apa semua ini?"
Eunbi tak kunjung mengedipkan kedua matanya sesampainya mereka di sebuah mansion elit di kawasan Hannamdong, Seoul. Ia tak percaya inilah 'rumah' yang dimaksud oleh Jin. Mansion tiga tingkat dengan pilar-pilar tinggi, pelataran luas yang dipagari oleh pepohonan cemara dengan satu kolam air mancur indah tepat di tengah-tengah. Ini tidak pantas disebut rumah, melainkan istana.
"Selamat datang di rumahku~"
"Aku selalu tahu bahwa kau orang kaya, oppa. Tapi kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau sekaya ini!"
Jin tertawa kecil melihat mata Eunbi yang berkilat penuh rasa antusias.
"Aku sengaja ingin memberimu kejutan, baby."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sugardaddy (Jin x Eunbi) [COMPLETED]
FanfictionKwon Eunbi selalu merasa dirinya seorang pro dalam urusan mendapatkan uang. Mencuri, menipu, bahkan merayu pria-pria berdompet tebal adalah keahliannya. Namun belakangan ini, ia menemukan suatu aplikasi yang menawarkannya peluang lebih besar untuk m...