Dance Little Flower, Dance

295 20 3
                                    

Buangan. Mungkin kata itu cukup untuk mendeskripsikan dirinya. Hybrid sampah yang membunuh orangtuanya sendiri.

"Taehyung!"

Suara dari Park Jimin membangunkan Taehyung dari tidur lelapnya. Ia memandang Jimin yang memasang raut khawatir. "Hm? Ada apa?"

"Jika kau tidak ingin mengikuti pelajaran lebih baik kau berdiri di luar Tuan Kim Taehyung."

Taehyung terperanjat kaget. Sial! Kenapa guru ini selalu menangkapnya tertidur! Taehyung dengan ringisan kecil membungkuk minta maaf dan segera beranjak keluar, tak perlu sok memelas toh pada akhirnya dia tidak akan terlepas dari hukuman. Taehyung berdiri di luar menatap langsung lapangan dari jendela bangunan. Ia memandang hiruk pikuk jauh di depan gerbang masuk sekolahnya. Pemandangan yang selalu membuatnya terkagum, begitu banyak macam bentuk dan warna. Tiap kali ia mengatakan hal yang ia lihat, orang akan menyebutnya synthesia. Sayangnya mereka salah, yang ia lihat bukanlah warna dari suara, yang ia lihat adalah warna dari kehidupan itu sendiri. Kehidupan memiliki begitu banyak warna, hanya satu yang berbeda.

Abu-abu.

Warna itu adalah warna yang Taehyung paling benci. Warna kematian. Ia tumbuh di kelilingi begitu banyak warna, namun pertama kalinya ia melihat warna abu-abu adalah pada seorang anak kecil di rumah sakit tempat ia dirawat. Namun pengalaman pertama ia melihat jelas warna itu dari jarak dekat adalah pada orang tuanya sendiri. Sepasang manusia dan arcana yang tak lama ini ia pelajari hendak pergi ke medan perang dan tewas. Tigabelas tahun yang lalu, ia hanya berumur empat tahun. Warna itu sungguh pekat menyelubungi hampir keseluruhan dari warna hangat kedua orangtuanya.

"Tunggu di tempat nenek oke? Setelah semua ini kita bisa dengan bebas pergi ke taman."

Jika saat itu Taehyung tahu bahwa bayaran dari kebebasan dirinya adalah nyawa dari orangtuanya ia tidak akan ragu untuk menahan keduanya. Biarlah dia harus terkurung di atas kasur rumah sakit, atau harus tinggal di dalam kamar dengan penghangat ruangan tersetel kuat saat musim dingin. Ia lebih menginginkan kedua orangtuanya yang membacakannya dongeng sebelum tidur, yang memberikannya coklat hangat dengan marshmellow, yang membalutnya dengan pakaian tebal saat musim gugur.

Taehyung menatap telapak tangan kirinya, mengumpulkan sanctum dan membentuk satu batang bunga iris. Ayahnya mengatakan bahwa mereka adalah klan Iris, ia juga diberitahu bahwa suatu saat Taehyung akan menggantikan posisi ayahnya. Ia selalu menunggu saat perkataan itu terjadi, menginginkan menjadi seperti Ayah. Tidak hanya kuat dan keras, namun juga adil. Sayangnya dunia memutuskan untuk bermain dengannya.

Tak lama sanctum biru pekat milik Taehyung berubah, bunga iris yang ada di tangannya perlahan terkikis membentuk kilauan kecil cahaya yang berterbangan di atas udara.

Taetae akan mendapatkan tempat yang selayaknya Taetae miliki.

Klannya musnah. Itulah yang secara tak langsung neneknya beritahukan. Klan Iris musnah bersamaan dengan musnahnya kedua orangtua Taehyung. Saat itu Taehyung melihat bagaimana nenek kakeknya menjaga Taehyung habis-habisan. Segel, sihir, artifak, seluruh cara mereka lakukan untuk menyembunyikan keberadaannya, berusaha menjaganya dari para arcana. Dan di sini lah Taehyung berada, jauh dari nenek kakeknya.

Jaga dirimu. Terus berlatih.

Taehyung menatap segel samar yang berada di pergelangan tangan kirinya, kalimat bahasa latin kecil berwarna merah yang tak dapat dilihat oleh manusia dan dapat dengan mudah disembunyikan di balik jam tangan atau gelang.

Auroram videre potest.

Dia yang dapat melihat fajar. Satu dari sekian banyak segel yang ada di sekujur tubuh Taehyung. Ia selalu mengetahui bahwa dirinya berbeda, lebih berbeda dari beda yang mereka semua tahu. Neneknya berkata bahwa suatu saat Taehyung akan berdiri di samping seseorang, melawan ketidak adilan, dan berjuang demi kebebasan. Klise, tentu saja, bagaimana tiap makhluk dapat hidup tanpa klise. Sayangnya Taehyung tidak berencana untuk menjadi pahlawan dalam waktu dekat ini ataupun untuk ke depannya, lihat apa yang terjadi pada kedua orangtuanya saat berusaha memperjuangkan kebebasan Taehyung... Menjadi plakat dari sekian banyak plakat yang ada di rumah duka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZERO [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang