Disinilah mereka sekarang berada. Di Caffe bernama 'The Carnation', yang berada di daerah Myeongdong.
"Cepat katakan."
Merupakan kalimat pertama yang pemuda dengan bibir semerona kelopak Peony itu katakan.
Taehyung terkekeh "Setidaknya kita pesan minuman atau makanan lebih dahulu."
"Karna kau yang mengajakku kemari, maka kau yang harus membayarnya." Sanksi Yoongi yang direspons anggukan oleh si pengajak.
"Baiklah, pesan yang banyak. Sampai perutmu meletus."
"Biadab, kumis kura-kura." Umpat Yoongi yang membuat Taehyung ketawa ngakak. Hingga datanglah pemuda dengan buku menu yang diserahkan pada si pucat. "Silahkan pilih pesanan anda." Ucapnya sopan.
Taehyung menepuk bahu pemuda itu dengan santuy, "Aku seperti biasa, Kak." Yoongi menatap bingung kedua manusia di depan matanya. "Kalian saling mengenal?"
Pelayan tersebut sedikit terkejut mendengar suara berat milik Yoongi, "Maaf, saya pikir anda seorang perempuan tomboy. Ternyata aku salah." Ungkap pelayan dengan bibir tebal tersebut sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, mendung langsung menggerayangi raga Yoongi. Hal tersebut ternyata semakin membuat Taehyung menertawainya lebih keras.
"Tutup mulutmu, sialan!"
Taehyung menatap Yoongi takut, "Oh.. Aku takut sekali. Tolong sembunyikan aku, Kak Seokjin."
"Sebuah bencana, mengenal manusia seperti kalian berdua." Ujar pemuda bernama Seokjin itu dan berlalu bersama dengan buku menu.
"Ini, ku bawakan dua buah Cheese Cake dengan Smoothies Strawberry, Smoothies Manggo, dan Sauced Lava Berry Sunrise." Ujar Seokjin dengan tangan yang menaruh pesanan di atas meja.
"Menu terakhir... baru?" Tanya Taehyung yang merasa asing.
"Ya, kalian pencicip kedua setelah diriku sendiri." Jawabnya, lalu memandang Yoongi. "Selamat menikmati makananmu." Yang dibalas anggukan dari Yoongi. Setelah mangatakan itu, Seokjin undur diri untuk bekerja kembali.
Yoongi kemudian menatap sajian di depan matanya dengan tidak minat. "Padahal aku tak menyukai keju." Taehyung menggelengkan kepala dan sendoknya saat mendengar eluhan Yoongi atas cita rasa keju, yang menurutnya lebih lezat dari lelehan emas walau ia belum pernah mencoba lelehan emas itu sendiri.
"Keju itu yang terbaik. Kau harus mencicipi ini dulu, baru berkomentar."
"Lebih baik kau yang habiskan. Aku rasa aku sudah kenyang."
Taehyung melahap potongan kuenya sambil menatap Yoongi, "Kau habisi, atau aku cium?"
Mata Yoongi terbelalak, "Kau gila?!!. Aku tidak mau memakannya, titik!!!"
"Gak ada tanda titiknya, tuh?"
"'.' Udah!!!!"
Oke, percakapan macam apa ini?
"Cepat habiskan." Ucap Taehyung lagi dengan bola mata yang berputar malas.
"No."
"Habiskan."
"Gak."
"Habiskan, atau ku cium?"
"Tidak takut."
Taehyung meletakan sendok dan garpunya di atas piring, dan menatap Yoongi lamat. "Kau yakin?" Ujarnya dengan nada berat. Bulu kuduk Yoongi meremang, seakan dirinya sedang dipertemukan dengan kawanan ibu negara kesetanan Kuntilanak dan bapak negara kesetanan Gunderuwo.
"A-apa? Dasar orang sinting!!!" Sehabis Yoongi mengatakan itu, Taehyung bangkit dari bangkunya dan mendudukan diri disamping Yoongi persis, tanpa penghalang seperti meja sebelumnya.
"Y-Yak Kim Tae-Taehyung! Apa yang ingin kau lakukan?!!!" Gugup Yoongi saat wajah itu mulai mendekat dan menatapnya intens.
"Tentu saja, menciummu."
"A-APA?!!! Kau gila?! Bagaimana jika ada yang melihat!!!" Melotot Yoongi saat Taehyung semakin mendekati wajahnya.
Taehyung menyeringai, "Jadi kau ingin di tempat yang sepi, ya?"
"Tak apa, kita sekarang duduk di tempat yang sepi, kok. Tidak akan ada yang melihatnya." Bisik Taehyung pada kalimat terakhirnya. "Omong-omong......"
"Ingin yang versi kasar, atau lembut?"
•TBC
Malem gaes, ehe
Maaf bannget kalo makin lama makin ngawur :"
Thx buat support dan segalanya. Ay Laph Biu <3
Di balik foto ini, ada kebaperan tingkat nirwana buat para taegist. Right? Wkwkw
KAMU SEDANG MEMBACA
Taerouble Maker ✗Taegi✗ [SLOW UPDATE]
FanficDimata Min Yoongi, seorang Kim Taehyung tak jauh dari kata berandalan brengsek yang harus dia jauhi semaksimal mungkin. Berbeda dengan Yoongi. Taehyung merasa ada magnet yang membuatnya terus tertarik semakin dalam pada pesona pemuda pucat itu. Ambi...