part 8

5 1 0
                                    

Dan tibalah saatnya setelah kak ivan mematikan mesin mobilnya tepat saat kami berada didepan gedung SMAN 61 jakarta,aku menelan ludah gugup

"Kamu yakin bell,sudah sanggup ?jika kamu masih merasa sakit sebaiknya kita pulang saja kamu tak perlu memaksakan diri."

"Tidak kak aku yakin,lagi pula aku datang ke jakarta untuk belajar bukan untuk tidur dan bersantai dirumah kakak."
Kak ivan malah tersenyum dan mengacak rambutku lagi.

"Hm kamu ini bisa saja ! Tapi itu bagus pertahankan semangat belajarmu"

"Ay ay kapten" jawabku menirukan suara bajak laut.

Setelah berpamitan dengan kak ivan aku mulai berjalan menuju kelasku yang ada di lantai 2 dan aku terus menunduk selama perjalanan berharap tidak bertemu dengan kelompok yang membullyku tempo hari.namun karena terlalu asyik menunduk aku tak sadar ada orang didepan ku sampai akhirnya kepalaku terbentur
'Duuughh' benturan nya terdengar cukup keras.

"Aduuhhh....ishhhh" ucapku sambil mungusap kepalaku dan meringis merasakan kepalaku berdenyut pusing.

sampai akhirnya aku memutuskan untuk melihat siapa orang yang tak sengaja telah kutabrak karena aku ingin minta maaf  tapi saat aku tau orang yang kutabrak tadi adalah si muka tembok rasa bersalah ku tiba tiba menguap digantikan oleh rasa  gengsi untuk minta maaf padanya.

"Aduuh pantas sakit sekali rupanya kepalaku terbentur tembok" kataku mencoba menyindirnya.

Dia terlihat terus mengusap dagunya aku rasa kepalaku tadi membentur dagunya.
"Udah tau salah bukannya minta maaf malah cari gara gara" katanya dengan wajah badmood.dan berlalu pergi.

Eeehh aku kira dia akan meladeniku berdebat. aduhh jika begini aku beneran merasa bersalah seperti nya si muka tembok beneran kesal tadi. Wajar juga suh kalau aku pikir dagu dan kepala pasti menang kepala secara ada tulang tengkorak yang keras,pasti tadi dagunya sakit sekali lebih sakit dari kepalaku yang cuma pusing.
Haduhh harus gimana nih...!!
Masak iya aku minta maaf ?! Tapi dia itu sangat menyebalkan
Tapi aku sudah salah bahkan jika diingat sebenarnya dia itu orang baik buktinya dia udah pernah membantu ku mengobati lukaku.

Terjadi perdebatan hebat dalam diriku antara sisi baik dan sisi jahatku. Sisi baik yang terus mendorong ku untuk terus minta maaf dan sisi buruk yang selalu menghalangiku atas dasar gengsi. Akhirnya sisi buruk kalah dan aku memutuskan untuk mencari si muka tembok aku ingin minta maaf karena bisa jadi dialah yang akan menjadi temanku selama disekolah ini meskipun aku mengerti gaya bicaranya yang sinis dan menyakiti hati orang tapi sebenarnya dia orang yang baik. Aku yakin itu

Saat aku baru mau melangkah untuk mencari si muka tembok dering bel masuk menghentikanku

'Kriiiiiiiinnnnngggg'

"Ck,sial..!" Umpatku karena kesal.

Aku terpaksa harus masuk ke kelas dan senyumku mengembang begitu memasuki ruangan, yah aku lupa kalau sebenarnya aku duduk disamping si muka tembok jadi untuk apa repot-repot mencarinya.

Aku langsung memposisikan diriku untuk duduk disampingnya,dan dia malah memalingkan wajah begitu aku datang
Dengan begini rasa bersalahku semakin besar padanya.
Dia masih mempertahankan wajah badmood nya dan menyanggah wajah nya dengan tangan mungkin untuk menutupi dagunya.

"Ekhem..umm,begini aku mau bilang...
Belum sempat aku menyelesaikan kata-kataku tiba tiba

"Selamat pagi murid-murid" sapa guru yang baru memasuki kelas.

"Selamat pagi pak" jawab seluruh murid kompak.

Aku langsung menekuk mukaku pagi ini aku juga begitu sial,si muka tembok marah dan jika dibiarkan terus bisa bisa dia tidak akan menjadi temanku lagi.

"Seperti yang bapak katakan di hari rabu sebelumnya hari ini waktunya kita ulangan harian matematika,silahkan kalian siapkan kertas dan alat tulis dimeja juga semua buku lainnya harap dimasukkan" kata guru tersebut dengan senyum manis.
Sementara para murid tersenyum kecut.

"Waduhh aku baru masuk sudah langsung ulangan gimana ngerjain nya aku gak tau materi apapun" kataku cemas pada diri sendiri.

"Salahmu sendiri gak masuk 1 minggu ketinggalan materi kan jadinya" sahut si muka tembok

Aku meliriknya sekilas biarpun marah rupanya dia tidak benar-benar mengacuhkanku,aku tersenyum karena hal kecil itu.

"Mau kutelfonkan rumah sakit jiwa sekarang ?"

Aku memggeleng namun tetap tersenyum. Biarpun kata katanya selalu menyakiti hati orang tapi jika kau benar benar memahaminya kau akan mengerti dia orang yang sangat baik.

"Habis ini masih pagi dan kau sudah mulai sinting lagi !" Katanya yang masih terdengar ketus.

"Iyah deh. Hm aku minta maaf soal yang tadi dikoridor yah ! Aku benar benar tak sengaja ini salahku karena jalan tak melihat kedepan."

Kulihat dia nampak menimang-nimang ucapan maafku.

"Kita masih berteman bukan ?"

"Eehh sejak kapan ku katakan bahwa aku mau berteman denganmu ?" Katanya dengan ekspresi kaget.

Selalu saja sikapnya yang seperti itu membuatku ingin marah dan berkata kasar padanya namun aku tau dia itu munafik ucapan dan perbuatannya tak selaras.saat dia mengatakan tak ingin berteman denganku mengapa dia mau membantuku mengobati lukaku dan mengapa dia perhatian padaku.

"Hm terus saja seperti itu, terus bersikap menjengkelkan" kataku tak kalah sinis.

Saat aku memalingkan muka aku menyadari dia terpelonggo mendengar ucapanku barusan.
"Hahh apa kau bilang ?...

"Baiklah anak anak ulangan akan segera dimulai silahkan kalian masukkan buku yang lainnya kedalam tas, bapak hanya ingin melihat dimeja kalian yang ada hanya alas,kertas dan pensil." Interupsi dari guru langsung ku kerjakan sesuai perintahnya.

"Baiklah apa semuanya sudah siap ?" Lanjutnya.

"Siap pak" jawab kami semua serempak.

"Baiklah soal pertama..."guru tersebut mulai mendikteken soalnya.

"Waktu mengerjakan kalian 45 menit dimulai dari sekarang" katanya yang membuat semua murid langsung repot dengan diri sendiri.

















30 agustus 2019

Revisi part 8

Prince shadow

Arya HanantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang