Arizona; 3

41 8 0
                                    

"Aduh...Beneran gue nggak berani,lo aja deh Sar" Taani dan ketiga sohibnya mengintip di balik pintu kantin,Arizona dan kedua temanya duduk tepat ditengah-tengah kantin

"is,itu sepatu lo Taan.Si Zona juga udah lihat tadi sebelah kaki lo nggak make sepatu"

"Akh,biarin aja deh.Pulang aja yok,biar Zona-Zona itu makan sepatu gue. Tinggal balikin tadi emang apa susahnya sih? Orang nggak sengaja juga" Taani berbalik hendak pergi, tapi Darmian mencekal tangannya.

"Ck,elo ya!! Tanggung anjir,tinggal lo jalan kesana,samperin dia.Terusss minta sepatu lo,udah finish.Gitu doangg"

"Ck,tapi gue nggak suka."

"Lo mau pulang nggak pake sepatu ?"

Taani menggeleng.

"Yaudah buruan" Ketiga temannya mendorong Taani kuat,gemas melibat cewek itu.

Taani berjalan ketengah. Dia sudah tahu siapa Zona,cowok populer sekolah,jago fisika-Matematika,sering ikut olimpiade biologi,anak osis juga,posisinya sebagai waketos.Tapi kenapa Taani sama sekali nggak kenal sama Zona? Padahal dia sering bolak-balik ruang osis. Yang lebih seramnya lagi kata Darmian,kak Zona itu,dingin,sombong,kalo lagi marah bisa main tangan,serem.Suka mukulin orang yang ngusik dia,tapi nggak ada yang berani ngadu.

"Ekhmm" Deheman dari Taani menghentikan aktivitas mereka . Kecuali Zona,yang masih setia dengan hpnya,kaki kirinya diangkat diatas paha kaki kanannya.

"Kak,gue mau minta sepatu gue balik dongg" Katanya tanpa basa-basi,dia tidak mau dekat-dekat dengan manusia kutub yang tidak bisa diajak bercanda.

Kini Zona mengangkat kepala, menoleh."Sepatu lo? "Tanyanya mendorong pelan sepatu Taani yang berada dibawah kursi.Taani mengangguk.

" kenapa main lempar?" Suara dingin dari Zona membuat Taani berulang-ulang kali meneguk ludah,baru kali ini dia menemui cowok sedingin Zona.

"Bu-bukan gue kak"

"kenapa main lempar?" Ulangnya,kedua teman Zona.Menatap Taani tanpa berkedip,Yang berambut coklat namanya Bakkar,dan yang duduk disebelah Zona namanya Ruben,Taani baru tahu dari Binsar.

"Bercanda kak" Jawabnya gugup.

"Bercanda?? Bercanda lo bilang" Muka Zona memerah,menahan tawa,melihat wajah cewek di depannya menunduk sambil komat kamit tidak jelas.Dan sadar baru kali ini Zona menemukan cewek yang tidak mau menatap wajahnya,selama ini ia selalu menemukan cewek-cewek secara terang-terangan menatap wajahnya.

Taani diam,dia semakin takut,Cewek itu menoleh kebelakang,jika Zona bertindak kekerasan,ketiganya siap menerjang Zona,tidak peduli seperti apa tabiat sang Arizona Ondersyon. Dan kalau ketiga temannya tidak maju saat Taani diperlakukan tidak baik,maka cewek itu sendiri yang maju,dengan senang hati melayangkan pukulan.

"Untung yang kelempar cuman sepatu, gimana kalau Kolor ya? Bisa dibunuh di tempat gue" Gumam Taani.

Kedua teman Zona tertawa keras,mungkin gumaman Taani terlalu kuat,sehingga mereka dapat mendengar.

"Hehe" Taani nyengir merasa tidak bersalah sambil menatap wajah tampan didepannya,meskipun datar.

Ruben diam,tapi Bakkar tidak! Cowok itu masih setia dengan tawanya." Gimana ya? Kalau kepala Zona kena kolor,haha ngakak banget anjingg" celutuk dari Bakkar membuat Ruben kembali tertawa.Semua cewek yang ada dikantin melirik mereka,Ketiga cowok itu benar-benar mempesona.Mbak-mbak kantin di pojok juga ikut-ikutan gatal,mau tahu dengan ketiga cowok tampan ini.

"Lo diem,sama gue nggak bisa bercanda " Zona menatap Taani tepat kematanya.Cewek itu kembali meneguk ludah.

"Hehe aim sori,~~I'm sorry but don't wanna talk lahh? Kok gue jadi nyanyi sih" Taani menepuk jidatnya sendiri ,kedua cowok di depan Taani kembali tertawa. Taani melihat sekilas Zona tersenyum kecil, iya kecil,saking kecilnya kayak nggak senyum.

"Lo asik juga ya ternyata.Nama lo siapa? " Tanya Ruben.

"Ha ... No name" Ucap Taani mengambil sepatunya dari bawah kursi,lalu lari dari kantin.





....

"Lo emang hebat beb,bisa bikin Zona si datar, senyum, meski kayak nggak senyum, kecil banget." Seru Varo yang jelas-jelas melihat Zona tersenyum kecil.

"Tau ah,bodo amat gue" Taani masuk kedalam kelas,ingin vidio call kepada Bara.

"Halo kak Bara cinta akohh" Teriak Taani ketika sambungan terhubung.

"Sstttts,pelan-pelan.... Gue lagi di toilet " Bisik Bara

Taani mengangkat kedua alisnya" Terus?? Kan toilet!!,emang kalo dalam toilet dilarang berteriak?"

Bara melihat kebawahnya sekilas." Ya enggak juga sih,gue tadi dikejar-kejar osis abis buat ribut,ya gue sembunyi di toilet sambil BERAK" Ucap Bara kembali melihat bawahnya.

"Ih jorok banget.Berak aja pake dikasi tau,nggak punya image lo kak"

"Ck!! Kalo sama lo nggak usah jaga imege,lo nya juga bar-bar''

Taani mendengkus tidak terima,ia ingin membalas tapi ketika mendengar suara dari tempat Bara membuat dia terdiam sambil menatap jijik

Prettt! Preeeeeet! Pret prett pret !...... Prrrrrrrrrreeeeeeeettt!

Taani melotot mendengar suara yang berasal dari pantat kakaknya itu, wajahnya memerah karena jijik" IIIIIHHHH! KAK BARAAAAA JOROK BANGET SIH!! MATI LO !"Teriak Taani sambil membentaknya,Binsar,Varo dan Darmian yang tidak tahu apa apa menatap bingung teman mereka itu.

Arizona !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang