Arizona;1O

20 7 0
                                    

Zona meneguk salivanya,bisa-bisanya dia dengan berani mengirim pesan berisi sayang-sayangan itu. Jelas sekali,itu seperti bukan dirinya. Taani memang dapat membuat dia seperti memiliki kepribadian ganda,sekarang pemuda itu tengah menunggu di parkiran khusus motor.

Melihat Taani sudah ada di arena parkiran,dia menegakkan tubuh. Taani memang memiliki kemampuan untuk menggedor gedor jantungnya.

"Sorry lama. Tadi ngabarin Mama dulu kak" Taani menunduk,masih malu dengan isi chat tadi. Sekuat mungkin Taani mengatakan bahwa itu bukan Zona, pasti kedua temannya atau orang lain membajak ponsel cowok itu.

''Nggak papa,gue juga baru nyampek kok " Setelah memakai helm dan memberikan helm yang satunya ke Taani. Zona langsung menghidupkan mesin. Membantu Taani naik katas motor nya yang besar.

Taani benar-benar tidak biasa dengan situasi ini. Setelah isi chat tadi, sekarang Zona membantunya naik keatas motor, menjulurkan tangan.

Setelah keluar gerbang,Taani membuka suara, ini semua benar-benar membuat isi kepalanya hampir keluat.

"Kak?"

"Hmm?"

"Gue boleh nanyak?"

"Itu nanya" Tersenyum tipis, dia menatap wajah cewek yang duduk dibelakangnya melalui kaca spion,sepertinya cewek itu ingin mengatakan sesuatu.

"Itu bukan nanya kak !!''

" jadi?"

"Makan"

Meski awalnya bingung,akhirnya Zona tertawa juga. Celutukan aneh dari Taani harus dibiasakan.

"Eungg,soal chat tadi. Hmmm bukan kakak kan yang ngirim" Tanyanya hati-hati.

Zona terdiam,seharusnya. Seharusnya dia tidak mengirim chat itu,dia baru ingat alasan utamanya menjadikan Taani pacarnya adalah agar tidak membocorkan kelakuannya. Jika itu terjadi,reputasinya akan hancur di sekolah, Papanya akan menarik fasilitasnya,dan membiarkan dia pergi ke sekolah menaiki angkutan umum yang padat.

"Bukan gue,tadi Bakkar iseng ngejahilin lo" Jelas sekali Zona berbohong. Tapi melihat tampang Taani yang biasa aja,membuat dia tidak yakin dengan hatinya sendiri.

Seharusnya gue nggak berharap apa apa, ingat Taan,kalau lo itu dijadiin pacar biar tutup mulut,bukan karna kak Zona beneran sayang sama lo. Taani adalah manusia yang mampu mengekspresikan wajah yang berbeda dengan hatinya.

"Tapi nama gue di kontak lo, bukan gue juga yang buat"

Taani menatap helm belakang Zona, tersentak.

"Yang buat itu si Arizona." Lalu tertawa,mencoba mengikuti candaan Taani selama ini.

Taani tersenyum,sedikit terhibur. Harus diakuinya,kalau dia sudah menaruh hati pada pemuda ini. Tak di pungkuri, dia jatuh pada pesona Arizona Ondersyon.

Sesampai di supermarket.

"Taan? Merica yang mana? Ini atau ini?" Zona menunjukkan dua kotak pada Taani.

Melihat itu Taani tertawa keras,Zona menggaruk tekuk." Ya ampun kak,ini duanya ketumbar, cuman beda warna kotak doangg."

Zona langsung meletakkan dua kotak itu di rak.

Taani kembali melihat isi kertas yang dituliskan bahan-bahan apa saja yang akan dibeli,semua perlengkapan mandi. Seperti sabun,sikat gigi,odol, shampoo,tissyu,pewangi ruangan. Dan beberapa bumbu memasak.

"Udah beres?" Tanya Zona sambil berjalan ke kasir.

"Udah,tapi merek-mereknya emang harus ini ya kak?"

Zona mengangguk "kalo Mama udah nyaman sama satu merek,pasti stok disatu merek itu. Kalo udah ada keluaran baru dengan merek yang sama Mama pasti terpikat,nyokap emang gitu. Sama kayak gue,kalo udah nyaman di satu cewek pasti stok disatu cewek itu. " Zona tersenyum, entah mengapa untuk pertama kalinya dia mau mengungkapkan apa yang dia rasakan.

Anjirr jantung gue.

Gue nggak biasa dengar kak Zona bicara manis kaya gini.

Mungkin sekarang kak Zona udah sadar kalau gue itu manis WUAAHAHAHAAA.

Taani langsung ngelantur kemana-mana.

"Besok gue jemput ya?"

Taani gelagapan." E..eh ngg...nggak usah kak,gue diantar abang" Tersenyum gugup.

Bisa-bisa di marahin habis-habisan dia karena udah deket sama cowok. Semenjak putus dari Jevli,dia merasa seperti agak dikekang oleh ketiga saudaranya. Di tanyai. Taani tahu mereka benar-benar menyayanginya.

"Haaaa,ketahuan kan lo. Jalan bareng cowok" Tuduh Bara setelah Taani sampai di dalam rumah.

Taani mendelik." jalan apaan? Cuman nemenin doang kok".

"Sama aja jalan,lo kok bisa-bisanya mudah dideketin cowok. Baru aja kemarin disakitin." Bara menoyor kepalanya.

"Ck,cuman temen kok." Taani melirik Balak yang menatapnya di sofa,pasti abangnya itu juga melihat dia diantar pulang oleh Zona.

Taani meringis melihat Balak akan mengeluarkan suara,dia tiba-tiba. Merentangkan tangan,menutup mata,sambil berucap. "Kenapa?? Kenapa kau rebut suamiku dari suaminya. Sudah ku bilang, hiks,,,hiks. Jangan dekati dia jika dia didekat dia. Aku.. Huaaaaaaa aku benar benar lalai dalam urusan begini"

Bara menatap jijik.

Balak dengan tatapan datarnya.

Bobi yang baru datang,menganga lebar. Lihatlah,kakaknya yang selalu di puji teman-temannya,tidak ada cantik-cantiknya sama sekali.

"Oh Ayah mertuaku, kamu tampak cantik sekali" Lalu Taani berlari sekencang mungkin ketika sudah berhasil menuju tangga tanpa pertanyaan dari kakak-kakaknya.

Bara mengusap wajah,menggeleng pelan. Bergumam " Bukan adek gue tuh"







.




Vote, koment,share. And fhollow me.

I love song :v

Arizona !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang