''Ya ampuuuun. Gue bener-bener bisa gila kalau terlalu ganteng. " Binsar menepuk-nepuk pipinya saat memasuki ruangan kelas. Keempat sohibnya menatap aneh.
"Kenapa lo? Kesambet?" Buyung kembali fokus ke ponselnya,melirik malas Binsar."Tadi ada cewek. Hamil"
"APA!" Keempat remaja itu berteriak kencang. Jangan tanya siapa yang paling kencang,Taani. Bahkan cewek itu dengan tidak malunya melompat kemeja .
"Anak siapa yang lo hamilin ha? Darmian menggoyang-goyangkan bahu Binsar.
Varo menatap prihatin." Masih kelas dua sma,udah berani sampe sajauh itu. Tiru gue dong. Ngehamilin anak orang juga."
"Taik" Umpat Buyung karena telah dipermainkan.Varo tertawa keras.
"Lo serius? Siapa? "
"Minggir goblok! "Binsar menepis tangan Darmian. Menatap kesal teman-temannya. "Biasakan jangan suka motong ucapan orang" Telunjuknya teracung.
"Emang lo orang?" Buyung melirik sinis lagi. Dia langsung tertawa mendengar cibiran Binsar.
"Tadi ada cewek yang samperin gue,sambil senyum dia bilang'Binsar,gue Hamil.' Gila! Gue langsung teriak disitu,'HAMIL?!!' Cewek itu makin senyum lebar. 'Iya ,gue Hamil' Gue langsung ngumpat. 'Anjing,sejak kapan gue hamilin lo? Ketemu aja kaga pernah,jangan ngarang. Ortu gue besarin gue bukan buat hamilin anak orang' Cewek cantik itu langsung mayun. 'Apaan sih,siapa juga yang hamil. Gue bilang hamil bukan berarti gue hamil ya. Nama gue Hamil,Hamilian Tiara. Yakali gue hamil,pacaran aja ngga pernah. '
Berikutnya mereka semua tertawa keras. Buyung dan Taani yang memiliki kebiasaan sama dalam tertawa memukul-mukul keras meja. Varo bahkan sampe tertidur saking ngakaknya.
"Anjai. Apaan, beneran ada nama Hamil? Omegat makan apa bosnya buat nama Hamil." Binsar menahan kesal melihat reaksi teman-temannya. Dia hampir di permalukan oleh cewek yang bernama Hamil itu,namun berikutnya dia jadi tersenyum sendiri mengingat wajah cewek itu. Cantik.
"Yungg! Bolos yuk." Taani menatap Buyung yang masih fokus dengan hpnya entah bermain apa sehingga Buyung terlihat sangat serius. Bel baru saja berbunyi membuat Taani mendesah kesal,pelajaran Sejarah adalah pelajaran yang paling di hindari nya,selain guru nya yang membosankan juga pelajarannya yang tidak berguna menurut Taani,jika saja guru Sejarah itu tahu kalau Taani mengatakan pelajaran sejarah adalah satu-satunya pelajaran yang tidak berguna,bukan hanya panggilan orang tua yang menanti tapi hukuman selama tiga hari berturut-turut.
"Lets go ! Gue juga lagi males banget belajar." Buyung segera menarik tangan cewek itu.
''Kalian nggak ikut?" Tanyanya di depan kelas,setelah mendapat gelengan lemah dari ketiganya Taani segera menyusul Buyung.
Binsar menghembuskan nafas kecewa bersamaan dengan Varo dan Darmian.
"Enak banget ya,yang udah pintar duluan. Nggak belajar juga nggakpapa." Binsar menatap gamang pintu kelas,tempat terakhir tubuh Buyung dan Taani terlihat .
"Tahu ! Apa lagi noh si cebol. Setiap hari kerjaannya tidur mulu waktu guru lagi ngajar,eh dapet nilai sempurna pas ulangan,kan kayak ngajak gelud" Varo ikut mengeluarkan keluh kesahnya.
"Gue yang nggak pernah tidur pas pelajaran aja kaga pernah ngerti apapa . Kenapa Taani yang molor mulu bisa ngerti,yak. Huuuft orang genius emang beda. Apalagi si Buyungg, wah berrr bolos melulu disekolah lama dapat peringkat umum katanya. " Ucapan Darmian mendapat anggukan lemah Varo dan Binsar.
Kepintaran tiga bersaudara itu memang tidak dapat dipungkiri. Astrid,Buyung dan Taani adalah sepupu dekat,ketiga salah satu orang tua mereka bersaudara kandung. Nenek mereka memiliki empat anak,Ayahnya Buyung adalah anak kedua,Ayahnya Astrid adalah anak ketiga sementara Mamanya Taani adalah anak bungsu,tak heran mereka sejak smp sudah dekat dan memiliki hubungan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arizona !
Teen Fiction"Mulai sekarang,Lo jadi cewek gue" Arizona tidak pernah menyangka akan mengatakan itu kepada adik kelasnya yang terkenal jahil,bobrok,dan suka berkelahi. Taani, Cewek itu tidak bisa mengatakan apa apa ketika,kakak kelasnya yang sering di juluki 'm...