Arizona;5

40 8 0
                                    

"Emang ada saksi mata? Atau ada buktinya pak?" Tanya Taani kepada kepala sekolah,kini gadis itu menghadap kepala sekolah di ruangannya karena aduan dari Cinta serta teman-temannya. "Yang ada nih ya pak,mereka yang bully teman saya. " Taani mendengkus.

"Baiklah karena tidak ada barang bukti dan saksi mata,orang tua kamu tidak jadi saya panggil. ".

" ck.! Tapi orangtua Cinta sama teman-temannya dipanggilkan pak?? Mereka udah keterlaluan pak,kejadian ini enggak sekali duakali terjadi. Teman saya yang jadi korban udah jadi bukti kuat. "

"Maaf,tapi itu tidak mungkin Taani. Ayahnya Cinta dan Imel adalah donatur sekolah kita."

"Ck" "Opa gue yang punya sekolah!!,karna perusahaan Opa juga perusahaannya tu orangtuanya si cabe bisa jaya kayak gini" Batinnya . Tapi mengingat amanah dari Mamanya yang harus merahasiakan identitas mereka membuat Taani hanya diam saja.

"Dan sepertinya masalah ini selesai Taani,kamu bisa kembali kekelasmu"

Taani keluar dengan tidak sopannya,
Setelah keluar dari ruangan yang menjijkkkan,menurutnya. Taani menghentak-hentakkan kakinya,kesal
"Apaan? Donatur sekolah?? Heh,memang ya nggak ada keadilan ya di dunia ini. " Taani berjalan di koridor yang sepi karena saat ini pembelajaran sedang berlangsung,dia berjalan kemana saja. Tidak tahu tujuan. Setelah beberapa menit berjalan tanpa tujuan membuat cewek cantik itu lelah sendiri. Ia memilih duduk di kursi yang berada di depan ruang osis. Astrid sudah sejam tadi diantar pulang,tentu dengan permintaan maaf dari kepala sekolah karena murid sekolahnya sudah melakukan yang tidak baik kepada gadis itu. Dan yang bikin Taani tambah kesal,Astrid memilih untuk diam saja,tidak melaporkan tindakan Cinta dan teman-temannya..

"Uhukk"

Suara batuk dari dalam ruangan osis membuat Taani menegakkan tubuh. Dia melirik kedalam ruangan melalui kaca jendela yang hordennya terbuka sedikit. Taani melotot melihat ada asap yang terlihat dari dalam sana. Karena penasaran dan khawatir Taani memilih berjalan menuju pintu masuk. Khawatir terjadi kebakaran. Tanpa berfikir panjang Taani mendorong pintu kuat,kini gadis itu mematung di tempat melihat pemandangan yang tidak dia sangka.

Disana,Zona. Iya Arizona,dengan duduk dikursi sambil menaikkan kaki keatas meja. Ditangan cowok itu terselip satu batang rokok. Taani melirik kebawah meja,banyak putung rokok berserakan dibawah. Zona,yang terkejut melihat kedatangan adik kelasnya secara tiba-tiba, membuat dia mematung di tempat dengan tangan yang menggantung diudara. "L....lo??" Zona membuang rokoknya.

"Em... So.. Sori kak gue nggak liat apa apa... Ampun." Teriak Taani berlari keluar setelah melihat Zona yang berdiri hendak mendekat kepadanya.

...

"Gimana... Gimana Tan? Yang dibully emang Astrid?" Tanya Varo ketika sudah melihat Taani masuk kedalam kelas. Saat ini kelas sepi hanya mereka berempat yang berada didalam kelas.

"Mana??Astrid dimana??" Tanya Binsar mendekati cewek itu.

"Lo semua kemana tadi? Kenapa nggak datang?" Taani duduk dikursinya. Diam-diam ia melirik Darmian yang melamun sejak kedatangannya kekelas. Taani menghembuskan nafas, Darmian memang sejak lama sudah menaruh hati kepada sahabat mereka itu,jika Darmian mau sejak tadi dia sudah mendatangi kelas Cinta dan memberi pelajaran kepada kakak kelasnya itu.

"Kita udah mau nyampe tadi,tapi Pak Jaya nyegat kita,suruh kita masuk kelas. Tadi kita lari dikoridor pas bel" Bela Varo.

"Yaudah,lagian Astrid udah aman"

Varo,Binsar,Taani dan Darmian memang sudah bersahabat sejak lama. Persahabatan mereka dimulai ketika secara tak sadar saling menolong. Pertemuan mereka saat kelas VIII SMP. Saat itu Taani sangat kesal karena dia disuruh naik angkot kesekolah,Balak tidak bisa mengantar karena dia sakit,Awalnya Taani berangkat kesekolah bersama Bara naik motor,tapi dengan teganya kakaknya itu menurunkan Taani di halte untuk mengambil angkot,jelas Taani marah dan lebih menyebalkan lagi angkot yang dinaiki Taani mogok,menurunkan dia di persimpangan. Taani berjalan di jalan sepi itu sendiri,biasanya ada kendaraan yang lewat tapi karena saat ini sekolah sudah masuk dan para pekerja kantor sudah bekerja,jadi jalan yang dilewati Taani sepi.

"Huuft." "gue bolos nggak ya?" Tanyanya dalam hati,saat ini cewek itu sudah terlambat setengah jam. "Akh masuk ajalah,tanggung juga" seolah ada iblis dan malaikat yang berdebat didalam pikirannnya .

Mungkin hari ini adalah hari kesialan Taani,tiba-tiba dia dicegat tiga pria SMA, dengan tampang-tampang brandalan.

"Hai caantiiik,mau kemana dek? Ayo abang antar"

"Nggak usah sama dia dek,sama gue aja. Nanti lo di ituin."

Sementara cowok yang satunya lagi asik mengedipkan-ngedipkan sebelah matanya sambil tersenyum misterius."Lumayan,bisa di cicipi" gumamnya.

Ketiga cowok itu mulai mendekati Taani,yang membuat mereka bingung adalah Cewek yang mereka goda hanya menunjukkan wajah datar dan berdiri di tempat, tidak seperti mangsa-mangsa mereka,berlari,menangis,atau ada yang berteriak sebelum di dekati.

Melihat ketiga cowok yang wajahnya mesum-mesum itu mendekat,Taani tertawa dalam hati." Haha,,,,salah mangsa lo bertiga" teriaknya dalam hati.Cowok yang ditengah ingin memegang lengan Taani tapi tiba-tiba.

Bugh..

Seseorang menendangnya membuat cowok itu terjatuh ,tendangan itu berasal dari seseorang yang berada di belakang Taani."Lo nggak papa?? " Tanya lelaki yang menendang tadi,dia memakai seragam SMP sama seperti Taani. Bukan, cuman satu remaja ,ada tiga yang berdiri disisi kanan dan kiri Taani,merekalah Varo,Binsar,dan Darmian.

Darmian menarik tangan Taani menjauh,"lo tunggu disini aja,jangan lari,dibelakang lebih banyak cowok yang ngangguin lo nanti" katanya setelah itu pergi ke tempat sebelumnya meninggalkan Taani dibawah pohon besar. Taani hanya menonton mereka berenam saling adu pukul,Diam-diam Taani terkagum melihat aksi anak smp menang melawan anak SMA,Tak sampai disitu,teman teman anak SMA,mengetahui rekannya di pukul maju,melawan remaja SMP itu,yang lain menyusul jumlah mereka bertambah banyak. Sembilan anak SMA melawan tiga anak SMP. Melihat ketiga cowok yang menolong Taani mulai kewalahan Taani maju ketengah-tenga mereka yang sedang berkelahi.

Bugh...

Varo jatuh tersungkur,Taani membantunya berdiri. Lalu tersenyum senang melihat anak-anak SMA itu,membuat Varo di sebelahnya bingung. Dan lihatlah, remaja SMP kelas VIII seorang cewek, yang awalnya mereka kira cewek lemah masuk kedalam perkelahian,melawan delapan anak SMA yang tersisa satu sudah mereka tumbangkan. Taani memukul salah satu mereka dengan kepalan tangannya,cowok yang terkena pukulan Taani seketika tumbang tak sadarkan diri,ketiga remaja dibelakang Taani hampir mengeluarkan mata mereka dari tempat. Taani kembali memukul salah satu anak SMA itu dengan punggung tangannya.

Pukkk....

Diam diam,Varo,Binsar ,Dan Darmian meringis melihat cewek di depan mereka menampeleng wajah lawan mereka sampai berdarah. Lalu Taani lanjut menendang yang lain,mereka mulai melawan,ketiga cowok yang nantinya akan menjadi teman baik Taani maju melawan, tidak lama ke sembilan orang itu tumbang,meringis kesakitan,pingsan,dan ada yang patah tulang dibuat Taani.

"Ayo lari,sebelum teman mereka datang" Teriak Taani,membuat ketiga cowok itu berlari mengikutinya.

"Lo belajar bela diri dari mana?" Tanya Varo ditengah jalan,sekolah masih agak jauh di depan sana.

"Dari You-tube" jawab Taani santai.

Ketiganya hampir khilaf,tertawa ngakak.

"Oooh." Varo hanya ber oh ria.

Karena situasi yang tidak biasa bagi Taani dan ketiganya. Varo buka suara,biasanya mereka akan ribut dimana pun."Dar?? Lo udah nonton film Jet Li yang kemarin gue kasih??"

"Udah dongg, seru banget,kung funya itu bikin gue jadi nggak waras" Balas Darmian antusias.Dia menggerak-gerakkan tangannya mengikuti aksi idolanya itu.

Taani yang mendengar mendengkus pelan." Gue lebih suka film action perang,apalagi perang kerajaan cina."

Binsar yang mendengar ucapan dari Taani membuat ia tanpa sadar berpindah posisi disebelah Taani." Seriuss? Gue juga. Kita sama ......" Akhirnya mereka berdua saling menceritakan film-film apa saja yang sudah mereka tonton,bagian mana yang paling mereka senangi. Dan tanpa sadar sebuah ikatan persahabatan mereka sudah mulai terjalin

Persahabatan memang bisa berawal dari kesamaan.Dari situ mulailah bertumbuh keterbukaan di antara mereka. Persahabatan mereka semakin erat ketika dua orang lainnya bergabung,yang sebelumnya juga sahabat dari Taani. Yaitu Astrid,cewek lemah lembut berhati malaikat yang harus mereka jaga dan lindungi. Dan Buyung, bad boy sekolah yang juga memiliki kebiasaan yang sama dengan mereka berempat,yaitu berkelahi dan menjahili orang.

Arizona !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang