"Mah .. Mamaaaaaah liat Dyka Ma. Dia buat petasan dibawah tempat tidur aku lagi. WOI DYKA SINI NGGAK LO" Teriak Ibel anak perempuan Taani yang masih kelas satu SMA. Kedua anaknya Dyka dan Ibel kembali bertengkar, saling kejar-kejaran pemandangan yang benar-benar selalu terjadi berulang-ulang kali. Satu hal yang akan di rindukan Taani suatu saat nanti jika kedua anaknya pergi mengejar mimpi mereka masing-masing.
Taani melirik putranya yang asik menghindar dari adiknya. Dia menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya,sifat keduanya benar-benar sama persis seperti sifatnya dulu. Yang jauh dari kata anggun.
"EHH ! Goblok... Playstition gue Ibel. Awas ya lo jatuhin ke lantai satu. Gue rontokin rambut panjang lo. " Taani kembali melirik kedua anaknya. Kini Ibel yang serius mengindar dari kejaran kakaknya. "Mama jangan marah ya. Kalau nanti Dyka rontokin rambut Ibel yang kayak ijuk itu. " Dyka menunjuk rambut gelombang adiknya.
"Enak aja lo. Rambut berbi dibilang ijuk. Dasar kakak durhaka. Mentang-mentang enggak punya rambut." Ibel tertawa keras. Dan keduanya kembali saling kejar-kejaran.
Taany mengesap tehnya. Menahan tawa. Putranya memang tidak punya rambut,botak. Karena hukuman dari Ayah mereka. Dia kembali melirik kedua anaknya,bukannya dia tidak mau menghentikan keduanya.Bukannya dia senang melihat anaknya bertengkar. Tapi ini sudah terjadi berulang-ulang kali,kalau Taani memisahkan keduanya. Mereka hanya akan berdamai sesaat,beberapa menit kemudian keduanya kembali bertengkar,saling mengejek. Tapi sebagai seorang ibu dari keduanya,Taani tahu !! Bahwa kedua anaknya sama-sama saling menyayangi,saling menjaga dan saling membutuhkan.
Teriakan Ibel dari lantai satu terdengar nyaring,Dyka mencuri dompet kesayangan Ibel,tinggal menunggu waktu,maka keduanya akan diam,seperti maling tertangkap basah. Tiba-tiba,di bawah sana tidak ada suara teriakan,tidak ada kejar-kejaran, dan tidak ada suara-suara lainnya. Keduanya sama-sama terdiam.
Taani terkekeh pelan,waktu itu pun tiba.Selang beberapa menit keduanya berdamai tapi tetap mendapat hukuman.
Taani tetap berdiri dibalkon,asik memandang langit biru dengan kawanan awan putih, dia meletakkan cangkir yang di genggamnya dimeja yang ada dibalkon setelah mendengar langkah kaki mendekat. Dia tersenyum merasa ada tangan besar yang melingkar di pinggangnya.
"Mas ! Nanti anak-anak lihat" Taani melirik suaminya yang menopang wajah di bahunya.
"Biarin aja,aku kangen" Taani kini menatap suaminya yang tengah memejamkan mata.
"Mas kasi hukuman apa sama mereka?"
"Nggak ada. Cuman aku bilang,mereka tukaran kamar selama seminggu." Taani terkekeh pelan. Ibel mana tahan tidur dikamar Dyka yang semuanya serba hitam,wangi farfum yang menyengat dan kamar yang tidak seluas kamarnya. Dan Dyka? Mana tahan tidur dikamar Ibel selama satu hari,kamar yang semuanya serba warna merah jambu,kamar Ibel yang sedikit berantakan dan tidak ada menarik-menariknya bagi Dyka. Dalam satu hari keduanya akan meminta untuk kembali kekamar masing-masing.
Taani ikut memejamkan mata,membiarkan angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya.Taani tersenyum sendiri mengingat masa-masa SMA-nya. Rasanya baru kemarin dia lulus SMA,rasanya baru tadi dia diomeli kedua saudaranya karena menangis setelah di putuskan .
KAMU SEDANG MEMBACA
Arizona !
Roman pour Adolescents"Mulai sekarang,Lo jadi cewek gue" Arizona tidak pernah menyangka akan mengatakan itu kepada adik kelasnya yang terkenal jahil,bobrok,dan suka berkelahi. Taani, Cewek itu tidak bisa mengatakan apa apa ketika,kakak kelasnya yang sering di juluki 'm...