#2. DISKUSI.
###
"MAMPUS LO PADA KENA AZAB!" seru Devon dengan nada sangat puas. Cowok pendiam ini memang sulit untuk ber-ekspresif. Tapi sekali nya happy, Devon akan selalu mengekpresikan nya.
"Kambing lo Von!" umpat Vando.
"Sorry yah kita bukan kena azab, tapi kita ini niat ngebantuin Bu Lira kok." celetuk Ferdin, lalu menghembuskan asap rokok nya ke udara.
"Halah, ngelak aja lo terus!" cibir Devon.
"Palingan juga lo kumpul osis cuma alasan, kan?" celutuk Sakti yang sibuk dengan soto ayam nya.
Nathan terbatuk hebat. "Hem, betul noh kata Sakti, paling lo pura-pura kumpul osis kan?" ujar nya.
Devon hanya menggeleng kan kepala nya.
"Gak usah geleng-geleng kepala lo, Von! Orang badung kayak lo mana mungkin keterima osis!" cibir Toni yang sedari tadi menyimak obrolan mereka.
"Lo kalau ngomong saring dulu napa Ton! Kayak lo gak badung aja!" cetus Devon tidak terima.
"Gue ny---"
"Udah lah Ton ngalah aja, yang waras mah ngalah ae," ucap Ferdin sambil menepuk punggung Toni.
"Betul noh kata Ferdin!" celutuk Nathan.
Devon hanya misuh-misuh gak jelas, sedangkan yang lainnya sibuk melanjutkan makan nya.
Kecuali Arga. Cowok itu sibuk bergelut dengan pikiran nya. Memori nya terputar lagi pada kejadian di Perpustakaan tadi. Arga merasa bahwa ia seperti mengenal gadis tersebut.
Tapi entah lah, Arga sudah tidak ingat lagi. Bukan sudah tidak ingat, tapi tidak mau mengingat nya lagi.
Vando menepuk punggung Arga. "Makan Pak Bos, jangan ngelamun ajah, entar kerasukan loh!" tegur Vando yang di balas tatapan tajam dari Arga.
"Santuy Pak Bos mata nya, nyeremin gitu." ucap Vando sambil membentuk huruf 'v' di jari nya.
Arga tidak memperdulikan Vando.
###
"Tuh jidat lo napa, Na?" tanya Aini, salah satu teman Zahra. Lebih tepatnya sih saudara sepupu.
"Oh ini," Rheina memegangi kening nya yang sedikit memar. "Dapet cowok jahat tadi di Perpustakaan." lanjut Rheina.
"Wuih, cowok mana? Kelas apa? Muka nya ganteng gak?" tanya Sonya bersemangat.
Dira menjitak kening Sonya. "Masalah cowok aja, lo semanget 45! Giliran pas belajar fisika, malah tidur! Bingung gue sama jalur otak lo, Nya!" cibir Dira.
"Nama nya juga hidup, Dir. Butuh cowok lah sesekali, biar semanget." sahut Sonya, santai.
"Yayayayayayayayayaya." balas Dira, malas.
"Diem sih lo berdua!" celetuk Aini. "Dapet cowok mana, Na?" tanya Aini lagi.
"Gak tahu, gak kenal!" jawab Rheina.
"Dapet itu loh, si siapa nama nya?" Dira mencoba untuk mengingat nama cowok tadi.
"Oh, Kak Arga nama nya." lanjut Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARENZORA
Teen Fiction"VARENZORA" Adalah sebuah Sekolah Menengah Atas yang merupakan sekolah paling elit di Indonesia. Sekolah yang isinya orang berpunya dan orang yang sangat cerdas, hebat, terampil, dan berpendidikan. Di sini ada kisah tentang Arga. Arga, seorang Cool...