#11. SEBUAH DEGUPAN.
Happy Wednesday and happy reading❤
###
Rheina meremas rok abu-abunya. Ia sudah keringat dingin. Keadaan Jakarta pagi ini padat merayap. Banyak kendaraan berhenti karena macet diperempatan. Ada yang buru-buru kesekolah, buru-buru kekampus, buru-buru kekantor, atau bahkan ada yang buru-buru kepasar dan ke tempat lain nya.
Rheina melirik arlojinya. Waktu menunjukkan pukul enam lewat empat puluh delapan menit. Dalam waktu dua belas menit lagi, gerbang SMA Varenzora akan ditutup. Kalau bukan karena bergadang menemani Bima nonton pertandingan bola dan menemani Aini nonton Drama Korea , Rheina tidak akan kesiangan seperti saat ini. Bahkan Rheina tidak sempat sarapan, ia sarapan dimobil dari bekal yang dibuatkan oleh Bi Asih.
Rheina menggigit bawah bibir nya. Keringat dingin sudah bercucuran disekitar wajahnya. Kalau Rheina tidak sampai dalam dua belas menit, maka Rheina akan mendapatkan poin pelanggaran dari kedua guru konseling yaitu Bu Dena dan Pak Juned. Kalau poin pelanggaran nya semakin banyak, nanti bisa dipanggil sama kepala sekolah. Kalau sudah dipanggil kepala sekolah, nanti bisa dikeluarin dari SMA Varenzora. Kalau sudah dikeluarin dari SMA Varenzora, Rheina tidak diterima disekolah manapun. Nanti Rheina jadi cewek bodoh, tidak berpendidilan, tolol, dan buruk.
Hwaaaa! Rheina tidak mau!
"Tenang, Rheina!" tegur Fatih. Ia memperhatikan keponakannya yang sudah berkeringat dingin.
"Gak bisa, Om! Bentar lagi masuk, Rheina harus buru-buru sampai!" Rheina merasa cemas. Ia berkali-kali mengecek arlojinya.
"Tadi kenapa gak bareng Bima?" tanya Fatih.
Rheina menggeleng. "Bang Bima kuliah pagi."
"Aini kan bisa."
"Eum, Aini berangkat duluan sama Arkan," ucap Rheina.
"Harusnya tadi Om gak lewat jalan sini," ucap Fatih. Terdengar seperti menyesal.
Mengingat jalan yang dilewati ini adalah perempatan besar, disebelah kanan terdapat gedung kantor perusahaan Varenzora. Disebelah kiri terdapat Univsersitas ternama dan juga Sekolah Menengah Pertama yang ternama, yaitu SMP Varenzora. Daerah disekirar perempatan jalan besar ini memang milik keluarga konglomerat, keluarga Varenzora.
"Gak pa-pa." ucap Rheina.
Sebenarnya Rheina terpaksa berangkat bersama Fatih, karena Fatih yang memaksa. Alasan Rheina menolak adalah karena ia sadar diri sudah banyak merepotkan keluarga Fatih dan Zahiyah.
Mobil Pajero Sport hitam milik Fatih berputar kearah selatan. Jalanan sudah mulai lenggang, kemacetan sudah tidak parah seperti tadi. Rheina masih melirik arlojinya. Waktu terus berputar, Rheina semakin gelisah.
"Cepetan sedikit bisa gak, Om?" tanya Rheina, semakin resah.
"Sabar yah, ini juga udah cepat," ucap Fatih, menenangkan.
Mobil Fatih melaju semakin kencang, lalu dipertigaan, Fatih langsung membelokkan stir nya kekanan dan berhenti tepat didepan gerbang hitam besar dan diatas nya ada sebuah papan besar yang bertuliskan SMA VARENZORA.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARENZORA
Teen Fiction"VARENZORA" Adalah sebuah Sekolah Menengah Atas yang merupakan sekolah paling elit di Indonesia. Sekolah yang isinya orang berpunya dan orang yang sangat cerdas, hebat, terampil, dan berpendidikan. Di sini ada kisah tentang Arga. Arga, seorang Cool...