#3.

45 9 8
                                    

#3. BENCI.

###


Rheina menimbang-nimbang saran dari Aini. Apa ia harus meminta maaf kepada Arga?

Tapi yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah Arga mau memaafkan Rheina?. Itulah yang memenuhi isi otak Rheina.

"Apa salah nya gue coba? Urusan di maafin atau enggak nya urusan belakang, yang penting gue berusaha untuk mencoba." Rheina bermonolog.

Rheina memikirkan cara yang tepat untuk minta maaf kepada Arga.

Bertemu dengan Arga rasa nya seperti nightmare. Selama ini Rheina mencoba menjadi siswi baik-baik di SMA Varenzora, bahkan Rheina menjaga baik-baik beasiswa nya. Rheina takut kalau ia berurusan dengan Arga dan Alvenko, beasiswa nya akan di cabut dan Rheina di-dropout.

Itulah yang Rheina takut kan selama bersekolah di SMA Varenzora yang terkenal, elit, dan ternama. Rheina akan selalu menjaga baik-baik beasiswa nya. Ia tidak mau mengecewakan Ayah dan Bunda nya.

Tapi seperti nya sudah takdir bagi Rheina untuk bertemu The Cool Bad Boy, The Most Wanted, The King Of Troublemaker, atau apalah nama sebutan nya yang membuat kepala Rheina pusing.

Rheina menghela kasar nafas nya. Rheina pun mendorong pagar berwarna silver yang berdiri kokoh di depan nya.

"Assalamu'alaikum." ucap Rheina sambil masuk kedalam perkarangan Rumah mewah di depan nya ini.

Rheina membuka pintu kayu jati yang bercorak bunga dan melepas sepatu nya serta meletakkan nya di rak sepatu yang berada di belakang pintu.

"Assalamu'alaikum." ucap Rheina sekali lagi, karena tadi tidak ada jawaban.

"Wa'alaikumussalam." jawab wanita paruh baya yang berusia sekitar empat puluh tahunan.

"Kenapa baru pulang?" tanya wanita tersebut sarkas.

"Maaf Mah, tadi Rhe---"

"Sudah berapa kali saya bilang! Berhenti panggil saya Mamah! Saya itu bukan Mamah kamu!" sarkas Wanita tersebut.

"Tapi Mamah itu kembaran nya Bunda, jadi Rheina ga---"

"Saya memang kembaran Bunda kamu, tapi saya gak sudi kamu manggil saya dengan embel-embel 'Mamah'! Karena kamu itu bukan anak saya, dan yang berhak manggil saya seperti itu hanya anak kandung saya, Bima dan Aini!" cetus nya dengan nada sarkas.

"Rheina tahu kok, Rheina bukan anak Mamah Zahiyah. Tapi Rheima berharap kalau Mamah Zahiyah mau anggap Rheina layak nya anak kandung Mamah sendiri." ucap Rheina.

"Tapi saya gak mau dan gak sudi nganggap kamu seperti anak kandung saya sendiri!" gertak Zahiyah.

"Memang nya Rheina salah apa? Sampai-sampai Mamah gak mau nganggap Rheina kayak anak kandung Mamah sendiri?" tanya Rheina dengan pertanyaan andalan nya.

"KAMU GAK USAH PURA-PURA TIDAK TAHU! KAMU ITU UDAH NG---"

"Udah Mah! Jangan marahin Rheina lagi!" tegur Aini yang baru saja datang.

Zahiyah mendengus kesal. Kalau bukan karena putri nya~Aini, Rheina pasti sudah babak belur hati nya.

"Mamah jangan marahin Rheina mulu!" tegur Aini.

"Iya, Mamah gak bakalan marahin Rheina lagi." cetus Zahiyah kesal.

Aini tersenyum simpul. "Kalau gitu Aini ke Kamar dulu yah, Mah. Mau ganti baju." ucap Aini sambil naik keatas tangga menuju Kamar nya.

VARENZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang