#JD7: You'll Slowly Lose Yourself Again

20.4K 2.8K 1.4K
                                    


"Dut, di mana?"

Mala mengedarkan pandangannya ke sekitar, mencoba mencari sosok Adit di antara orang-orang yang ada di sana.

"Gue baru keluar mushola ini."

"Ya samaaa. Gue belum liat lo."

"Tapi gue udah liat lo. Tunggu, lagi jalan."

"Diitung ya, satu dua tiga empat lima ena—"

Tangan besar seseorang tiba-tiba merangkul leher Mala, dan wangi maskulin yang khas seketika menguar.

"Oi, bawel."

Mala mendongak dan menatap Adit sebal. "Ai oi ai oi. Laper nih gue."

"Laper juga kok..." Adit melepaskan tangannya dari leher Mala, menyadari mereka masih di lingkungan FISIP. "Makan pecel lele belakang kampus aja."

Nggak perlu waktu lama untuk Mala menyetujui ketika Adit menyebutkan tempat makanan favorit keduanya yang letaknya di belakang kampus.

Keduanya berjalanan beriringan menuju parkiran motor dan suasana kampus yang ramai membuat Mala banyak bertemu teman-temannya. Selalu saja begitu setiap kali mereka berjalan bersama.

"Si eksis..." ejek Adit iseng, tepat setelah menghitung ada sepuluh orang yang menyapa Mala siang ini.

"Apaan sih, Aduuut!"

Tentu saja, Mala si social butterfly yang sangat aktif berbagai kepanitiaan dan dikenal sebagai MC tetap beberapa event kampus, nggak perlu diragukan lagi eksistensinya.

Berbanding terbalik dengan Adit yang nggak terlalu peduli mengenai hal-hal seperti itu. Adit selalu berpikir, kuliah nggak perlu punya banyak temen. Cukup beberapa, yang penting berkualitas dan sekiranya bisa membantunya setelah lulus nanti.

Meskipun nama Adit cukup dikenal karena ya... jaman sekarang cowok seganteng dirinya nggak mungkin nggak terkenal, tetap saja teman Adit nggak sebanyak itu.

Selain Jericho dan Sena, Adit hanya dekat dengan Kala.

Nggak jarang pula dirinya memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi apabila di hidupnya nggak ada Mala.

Sepi banget kali ya kalau nggak ada si bawel ini?

"Dit..." Mala memanggil Adit, menjentikkan jarinya setelah menyadari sedaritadi pacarnya itu diam saja. "Nggak enak badan?"

Pesanan mereka sudah datang dan Mala bahkan sudah mulai makan, namun Adit belum menyentuh makanannya sama sekali.

"Nggak..." sahut Adit cepat, menarik piring di depannya. "Lagi kepikiran aja."

"Kepikiran apa?"

"Menurut lo... gue tuh temen yang baik nggak sih?"

Mala yang lagi menyesap es teh manisnya mencoba mencerna pertanyaan Adit baik-baik.

Sebelum akhirnya tersedak.

PodcastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang