Chapter 3 : She is Evellyn

64 10 0
                                    

Apa dia gila? Apa dia benar- benar bodoh ?Mimpi apa aku semalam, hingga bisa bertemu gadis bodoh seperti dia.

"Kumohon... bantu aku," tutur Evellyn.

"Tidak akan!" ucapku tegas.

Dia menangis lebih keras. Beberapa anak yang belum keluar kelas, memandangku aneh. Mungkin di pikiran mereka, aku telah menyakiti anak baru ini. Oh God! Memang sial aku pagi ini.Kutinggalkan saja gadis ini, aku tak mau ikut campur dengan urusannya.

Sama seperti hari-hari yang lalu. Aku makan sendiri di meja kantin, mengingat tadi pagi aku belum sempat sarapan. Apa aku harus meminta pindah kelas? Ah, tidak! Tidak mungkin aku memberi alasan bahwa aku mendapat teman sebangku yang aneh dan bodoh. Mungkin aku harus bersabar.

Ketika aku akan kembali ke kelas, aku berpapasan dengan.... tunggu! Evellyn? Dia sudah selesai dengan urusannya(?) dan dia sudah mendapat teman. Lalu, dengan congkaknya ia berjalan melewatiku. Baiklah,aku juga bisa seperti itu!

Kali ini pelajaran biologi Mr. Harold. Aku  menggeser kursiku sedikit menjauh dari Evellyn, takut jika tercium sesuatu yang aneh.

"Tak usah begitu, aku sudah membersihkannya," kata Evellyn.

Aku tak menjawab.

"Jangan katakan pada orang lain jika aku mengompol,ya. Lagipula ini juga salahmu," tambahnya. Aku masih terdiam.

Evellyn hendak bicara, namun aku sudah berkata,"KAU INI BISA DIAM ATAU TIDAK!"

"A-aku hanya mau bilang, bisa kau berbagi buku paket itu," ia menunjuk buku paket biologiku.

"Hn," akupun berbagi buku dengannya.

.

.

Ini sudah pulang. Langit mendung dan tak menunggu lama, bulir-bulir air turun membasahi bumi. Tiba-tiba sebuah payung sudah menaungiku dari hujan. Aku menoleh. Gadis itu lagi.

"Kau bisa pulang bersamaku," Evellyn tersenyum.

"Tidak! Pulanglah Eve," aku berjalan mendahuluinya dan tentunya mengambil sepeda lalu pulang.

Sampai di rumah, ibu sudah menantiku. "Apa-apaan kau ini! Pulang dengan basah kuyup dan dengan teganya meninggalkan pak Ben,"

Pak Ben? Mungkin itu nama sopir baru ayah. "Kau dengar tidak apa kata ibu! Ainsley!" Ibu masih terus memarahiku. Aku bosan. Jadi aku berlalu menuju kamar.

Setelah berganti baju, aku mengambil sebuah foto lama. Ada gambar seorang gadis disana. Aku terkejut, senyumannya sama dengan senyum Evellyn . Aku baru menyadarinya, bahwa mereka hampir mirip. Siapa Evellyn itu ?

___.___

hei para readers. seneng ya bisa ketemu lagi. tapi maap ya, chapter ini gaje banget. abisnya aku bingung, biar dijelasin sama si Abby aja di chap selanjutnya:)

o ya keep reading and tinggalin vote+comment...

Drizzle SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang