Chapter 9 : Running Out Moment

56 7 1
                                    

Hari menjelang sore, aku dan Vanilla berpisah, ia mengendarai mobilnya pulang.

“Jangan terlambat nanti malam, okey.” Ujar Vanilla

“Tentu, kami akan datang tepat waktu,” akupun tersenyum. Mengingat bahwa malam nanti akan ada acara makan malam bersama keluarganya. Itulah percakapan terakhir kami.

Kau tahu,setidaknya pertemuan dengan Vanilla di taman tadi, telah membuatku lupa dengan permasalahan yang timbul diantara aku dan Eve. Namun tetap saja, pengalaman itu terus berputar-putar di kelapaku. Tak habis pikir olehku, dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Eve . Benar atau tidak, ini pasti ada hubungannya denganku.

Jam masih menunjukkan pukul lima, masih dua jam lagi untuk acara tersebut . Setelah mandi, aku mengambil gitar lamaku dan memainkannya. Tak kusangka, lagu Just the Way You Are milik Bruno Mars, berhasil tersenandung dengan indah. Hujan di luar pun tak ingin berhenti bernyanyi.

Waktunya tiba, aku sudah siap dengan kardigan hitam dan celana jins coklat milikku. Aku telah siap berangkat, begitupun dengan ayah dan ibu. Kami berkendara dengan mobil . Tak butuh waktu lama, kami pun telah sampai.

Keluarga Northund menyambut kami, terlihat Vanilla nampak sangat cantik. Sangat sesuai dengan gaun terusan warna krem miliknya.

Keluarga ini menyajikan banyak makanan, seperti acara makan malam biasanya, kami makan, orang tua kami berbincang masalah bisnis dan pertunangan, sedangkan aku dan Vanilla hanya bertukar pandang. Di tengah acara tersebut ada pesan masuk, dari Eve.

From : Eve

Aku butuh bantuan! Ini sangat penting, William pulang ke kota asalnya dan akan kembali lusa. Aku di rumah sendiri dan aku ketakutan. Saat ini hanya kau satu-satunya yang bisa ku mintai pertolongan. Mereka datang!!

Kemudian masuk lagi pesan darinya.

From : Eve

Aku tahu kau membenciku, tapi kumohon untuk kali ini saja.Sekarang aku benar-benar ketakutan.

Apa maksudnya ini ? Ia memintaiku tolong, setelah ia memperlakukan dengan buruk. Aku pun membalas

To : Eve

Aku tak bisa ! Aku sedang dalam acara makan malam keluarga, kau tak bisa menggangguku.

Evellyn membalas.

From : Eve

Ainsley, kumohon. Ini benar-benar darurat, kau harus membantuku :’(

To : Eve

Sudah ku katakan aku tak bisa!

From : Eve

Ini serius, mereka menculikku. Tapi beruntung mereka tak mengambil ponselku. Kumohon Ains!!!

Aku terkejut, apa artinya dengan ‘ mereka menculikku’ . Ini benar- benar tak masuk akal, apa ia hanya bercanda dan berusaha mempermainkanku.

To : Eve

Kau pasti bercanda. Jangan sekali-kali kau menipuku, aku tak bisa kau bohongi begitu saja!!

From : Eve

Aku tak bercanda. Aku diculik. Aku tak bisa melihat wajah mereka, terlalu gelap. Mereka menyekapku di gedung bekas pinggir kota.

Tolong Ains!!!

Itu pesan terakhirnya, setelah itu ia tak mengirim pesan lagi, bahkan setelah aku mencoba menghubunginya berulang-ulang, tetap tak ada balasan.

Akhirnya dengan bulat tekad, akupun pergi menyelamatkannya. Orang tuaku dan keluarga Northund melihatku tak percaya, tapi aku telah berusaha untuk menyakinkan mereka, terlebih pada Vanilla.

Saat di luar, kuraba saku celanaku dan kusadari tak ada kunci motor ataupun mobil milikku. Karena aku pergi bersama ayah dan ibu. Aku mendesah dan mencegat sebuah taksi.

Perjalanan ini terasa lama sekali namun taksi pun berhenti. Tepat di tempat tujuan yang kuminta. Dengan enggan ku jejakkan kaki ini memasuki gedung bekas tersebut.

___.___

Hai hai hai.... maaf yg jatahku lama upted, habis tekanan dalam hati plus tugas–tugas di dunia nyata buat aku jadi ga sempet update (keluar deh alay )

Tenang tenang aku udah hadir di sini kok, kira-kira  Ainsley bisa ga ya nylametin Eve atau ternyata cuma bo’ongan doang.... udah tunggu aja karyanya abby di chap selanjutnya.... voment jgn lupa

Drizzle SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang