"AUBREEY TEMEN KAMU NIH!" teriak Mama dari dapur."IYA TAUUUUUUU!"
Dengan nafas yang tersendat-sendat, aku membuka pintu, berekspektasi ada Edwin dan Sasha sedang menunggu.
cklek
"HAI GUYS-"
Sasha dan Edwin berdiri berdekatan, tepat di depan pintu. Sasha tampak cantik dengan dandanan wajahnya yang dipolesi blush on, pakaiannyapun bernuansa pink dengan outer berwarna cokelat muda, rambutnya ia kuncir.
Edwin di sebelahnya mengenakan kaos putih dan bomber jacket berwarna hitam, serta jeans warna senada. Rambut ikalnya dibiarkan berantakan, namun memberikan kesan cool daripada kucel.
Mereka beneran siap jalan.
Kalau Edwin udah rapi gini, tandanya rencana enggak bisa dicancel karena ngajak jalan Edwin butuh tenaga serta usaha negara. Sasha bakal mencak-mencak kalau aku bilang enggak bisa ikut. Duh.
Satu meter dari mereka berdua, berdirilah Zion yang sudah rapi juga, bersender pada salah satu pilar teras rumahku.
Tiga temanku itu saling adu tatap sebelum Edwin mengalihkan pandangannya padaku dan bicara duluan.
"Kuy, cabut!" cowok itu mundur satu langkah, berisyarat agar aku bergerak dari depan pintu.
Tunggu, masa aku tinggalin Zion?
Temanku yang tingginya 18cm lebih tinggi dari Edwin itu menyatukan alis, bingung. Sasha sesekali melirik Zion.
"I-"
"Coba gue tebak, lo lupa hari ini lo jalan?" Serang Edwin. Senyumnya terangkat, senyum khasnya yang berarti 'kebiasaan banget sumpah, lo!'.
"Oops?" Aku cengengesan.
Setelah Sasha lirik-lirikan dengan Zion, gadis itu gantian buka mulut. "Ini sayon ngapain?"
"I'm taking her out," jawab cowok berbibir tebal itu singkat. Matanya lalu melebar saat menyadari betapa salah ucapannya. "I mean, me and my SISTER is taking her out."
Aku menghembuskan napas lega. Untung kedua temanku tak salah paham. Mana ada mental selingkuh di ragaku? Diajak jalan sama Zion aja aku izin sama Gibran dulu, kok.
Sasha dan Edwin serempak mengerucutkan bibir, meng-'oh'-kan penjelasan Zion.
"Kalo.. Brandon dimana?" Aku mengalihkan topik sembari memikirkan cara untuk keluar dari situasi yang membingungkan ini. Memang seingatku kami jalan sama Brandon juga.
"Dia nyusul ke AEON. Tapi ini Edwin udah minjem mobil Mbak Titi biar bisa jemput lo, bri," jelas Sasha. "Kalo si Zion ini ngapain?"
"Terus dia siapanya lo?" Edwin menimpali, yang disusul tabokan maut Sasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
FASE - prettymuch (DISCONTINUED)
Fanfiction❝Takdir akan membawamu pulang. Nyatanya, aku bukan hanya sekedar satu diantara ratusan fasemu, bukan?❞ -@ssweetestplumm p.s ini jatohnya teenfic sekaligus fanfic. kalian mesih bisa baca tanpa tahu prettymuch! Highest rank : #6 in boyband #1 in prett...