Kembali ke Masa Silam

24.8K 1.2K 6
                                    

1


Malam yang sunyi sepi di pinggiran kota Beijing di pecahkan oleh langkah - langkah seorang gadis muda. Gadis itu berlari sambil sesekali menoleh ke belakang. Dia terus berlari tanpa memikirkan arah tujuannya. Dia hanya ingin terbebas dari kejaran orang - orang berseragam hitam bertampang seram.

Tuhan, tolong aku," ucapnya dalam hati.
Setelah merasa cukup aman, gadis itu berhenti sejenak di bawah pohon besar. Dia seolah baru sadar telah berlari masuk ke hutan. Kini raut wajah panik terukir di wajah cantiknya.

Apa yang harus kulakukan sekarang? " Ucapnya sambil mulai menangis. Namun tak ada waktu untuk meratapi nasibnya, karena sebuah teriakan mengagetkannya.

"Itu dia di sana, di bawah pohon. Tangkap!" Seru salah seorang pengejarnya.

Tak ada yang bisa dilakukannya selain kembali berlari. Hingga langkah kakinya menuntunnya ke sebuah tebing curam di atas laut. Sejenak dia berhenti dan menoleh ke belakang. Hanya untuk mendapati pengejarnya sudah berada beberapa langkah di belakang nya.

Gadis itu dilema. Bila ia berbalik, pasti ia akan ditangkap dan entah nasib apa yang menunggunya. Bila ia nekad melompat, samudera yang luas menunggunya di bawah sana.

"Tak ada pilihan lain. Lebih baik mati daripada menjadi istri pria tua hidung belang itu,"katanya dalam hati.

" Hei gadis cantik, lebih baik ikut kami sekarang. Tak ada jalan untukmu lari lagi. Ikutlah kami secara baik - baik dan kau akan menjadi mempelai tuan kami. Kau akan hidup enak, berkecukupan tak perlu susah payah bekerja dan melunasi hutang ibu mu yang jalang itu hahaha," ucap pemimpin pengawal itu.

" Tutup mulutmu dan jangan sebut ibuku jalang. Ini semua jebakan Tuan besar mu yang licik itu. Siapa sudi menikah dengannya. Lebih baik aku mati secara terhormat," seru gadis itu.

"Nona Bai Meihua jangan berpikiran sempit. Kami masih berbaik hati kepadamu".

Gadis itu, Bai Meihua sedikit demi sedikit menggeser kakinya mundur mendekati bibir tebing. Dia berniat melemparkan dirinya sendiri, tanpa peduli apa yang akan terjadi kedepannya.

" Sampaikan salam ku kepada Tuan Choi kalian yang terhormat itu. Balasan setimpal setiap perbuatannya akan di balas Tuhan suatu saat nanti dan pembalasan itu akan menghancurkannya ," ucap Meihua.

Kemudian tanpa bisa dicegah gadis itu melompat sembari menutup matanya dan pasrah menyambut kematiannya sendiri.

" Nona Bai !" Teriak pemimpin pengawal itu dan memburu ke bibir tebing. Tapi tebing yang tinggi itu tak terlihat kedalamannya. Hanya suara debur ombak yang terdengar. Bisa dipastikan Bai Meihua akan mati saat ia tenggelam di laut nanti.

"Kita kembali. Lapor kepada Tuan besar bahwa gadis itu lebih memilih mati daripada hidup enak", perintah sang pemimpin.

"Baik".

Sementara itu walau sudah bertekad untuk mati Bai Meihua tiba - tiba membuka matanya dan merasa takut saat tubuhnya terus jatuh dengan kecepatan tinggi.

Ibu Ayah maafkan aku, ucapnya dalam hati.
Byuuuuurr. Tubuh Bai Meihua jatuh dan langsung tenggelam. Tak ada gerakan yang ia lakukan, seolah pasrah akan nasibnya. Tiba - tiba di atas sana dia melihat cahaya bulan semakin terang lalu semua gelap. 

My Empress from the Future (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang