Penyerangan

8.8K 702 31
                                    

20


Kabar kelahiran putri Mei Lian telah didengar seluruh rakyat walaupun mereka berada di pengungsian. Banyak yang merasa geram karena selir Hong membohongi kaisar dengan mengatakan bahwa ia mengandung seorang pangeran.

Kini saat kenyataan sudah di depan mata, banyak orang yang mengutuk perbuatan selir Hong. Putri Mei Lian diasuh oleh Permaisuri Meihua di istana emas. Bersama dengan Li Mei dan selir Ming yang terkadang berkunjung.

Mingfen telah menceritakan secara jujur hubungannya dengan Xiao Wu pada Meihua. Awalnya gadis itu takut, namun Meihua yang telah mengetahui sejak awal berjanji akan membantu mereka.

Selir Hong yang telah pulih, dijebloskan ke penjara. Untunglah ia tidak kehilangan kepalanya, namun hal itu membuat menteri Kang meradang. Diputuskannya penyerangan ke istana akan dilakukan sebelum waktunya.

Surat rahasia segera di kirim ke negeri DongYi, tentu saja menteri Kang tidak tahu bahwa yang diutusnya adalah Jun Li, mata-mata kaisar Tian yi. Jun Li membawa surat rahasia itu kepada kaisar, dan kaisar lah yang membalas bahwa bala bantuan akan datang tepat pada waktunya.

Maka dengan kepercayaan diri yang tinggi malam itu, menteri Kang mengepung istana. Para pejabat dan prajurit yang berhasil di himpun nya berjumlah dua ribuan orang bersenjata lengkap.

.

.

.


Pagi itu terompet perang dibunyikan. Kaisar Tian yi membawa permaisuri dan selir Ming serta putri Mei Lian ke tempat aman, bersama sejumlah pelayan dan kasim. Di bagian belakang istana emas tersembunyi sebuah tempat rahasia yang hanya bisa dibuka dengan tetesan darah klan Wu.

"Meihua, tetap disini. Jangan keluar sebelum Zhen yang menjemput mu kesini. Apapun yang terjadi, tetaplah menunggu. Percayalah Zhen pasti datang untukmu," ucap kaisar Tian yi meyakinkan Meihua.

Hanya anggukan yang bisa diberikan Meihua, lidahnya kelu untuk bicara, dadanya sesak menahan segala emosi. Meihua memeluk erat Tian yi, tak peduli dimana mereka berada. Ia hanya ingin menyampaikan bahwa apapun yang terjadi dia akan percaya Tian yi baik-baik saja.

Sejumlah pelayan dan selir Ming yang menyaksikan hal itu, meneteskan air mata.
"Selir Ming, kutitipkan Meihua padamu. Zhen memang tidak pernah memperhatikanmu. Tapi Zhen percaya padamu."

"Baik paduka. Hamba akan menjaga permaisuri untuk anda."

Setelahnya kaisar Tian yi keluar untuk memimpin sendiri musuh yang datang. Pasukan jenderal Li Hao yang berada di dalam kota telah bersiaga. Sedangkan pasukan yang berada di luar tembok istana sedang bergerak mengepung dari belakang.

Di atas tembok istana, prajurit pemanah telah bersiap. Begitu juga para prajurit yang berada di bawah. Tinggal menunggu waktu musuh menyerang, maka mereka akan melawan dengan sekuat tenaga. Kaisar memberi perintah, jika memungkinkan pertempuran seharusnya dilakukan di luar tembok istana, untuk mengantisipasi rusaknya istana dan korban yang akan berjatuhan.

Ketika pintu gerbang istana dibuka, kaisar Tian yi membawa para prajurit menunggang kuda untuk berhadapan langsung dengan menteri Kang.

"Menteri Kang, kau adalah salah seorang menteri. Kenapa berniat memberontak? Menyerahlah dan Zhen akan mengampunimu dari hukuman mati!"

"Hahahaha kau pikir setelah sampai pada titik ini aku, Kang Libo masih mau mundur dan menyerah? Tidak! Aku akan merebut takhta mu untukku sendiri!"

"Kau benar-benar tidak tahu malu. Apa yang kau andalkan untuk mengambil paksa takhta kerajaan Wu?"

"Kau tidak perlu tahu kaisar, aku punya kartu as yang akan membuatmu bertekuk lutut,"balas kang Libo sombong.

My Empress from the Future (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang