18
Dilandasi rasa benci pada Permaisuri dan kecewa pada kaisar, menteri Kang nekat ingin bertemu kaisar setelah pertemuan rutin di aula pagi ini. Sebelum masuk ke ruang kerja kaisar, telah dimantapkan hatinya untuk menyuarakan segala keluhan dan ketidakpuasannya atas keputusan kaisar pada putrinya. Tapi, ketika telah diizinkan menemui kaisar, hanya memandang sorot mata dingin kaisar Tian yi, lututnya mendadak lemas.
"Salam hormat pada Baginda kaisar," menteri Kang berkowtow dengan susah payah menahan lututnya yang gemetar.
"Bangunlah menteri Kang, ada hal apa kau ingin bertemu Zhen secara pribadi?"
"Sebelumnya, mohon ampun Baginda, hamba sebagai seorang ayah, ingin meminta keadilan bagi putri hamba."
"Keadilan seperti apa yang kau inginkan?"suara kaisar Tian yi dingin dan tenang.
"Yang mulia, putri hamba tidak pernah berniat untuk meracuni permaisuri dan selir Ming. Dia cukup tahu kedudukan dan statusnya. Mohon yang mulia berwelas asih."
Kaisar menarik nafas dalam-dalam," kalau kau terus menyakinkan Zhen bahwa putrimu benar-benar tidak meracuni permaisuri, Zhen malah semakin percaya bahwa niat itu ada dalam hatinya."
Menteri Kang terperangah.
"Bukti dan kesaksian tentang kejahatan putrimu ada dan nyata menteri Kang, karena dia tengah mengandung, maka Zhen hanya mencabut gelar Selir Kehormatannya," lanjut kaisar."Yang mulia, dengan memandang kepada kesetiaan keluarga Kang dari generasi ke generasi, mohon kembalikan gelarnya," menteri Kang berlutut.
"Justru dengan memandang kesetiaan dan kontribusi seluruh keluarga Kang, Zhen tidak menghukum mati Hongmei!" Nada suara kaisar mulai naik. "Pergilah, jangan ganggu Zhen lagi!"
Ada rasa tidak puas yang dirasakan menteri Kang, namun demi menyelamatkan kepalanya lebih baik dia pergi,"terimakasih atas kemurahan hati Kaisar, hamba undur diri."
Jika kulakukan negosiasi dengan baik-baik tidak ada hasilnya, lebih baik kulakukan cara kasar,jemari menteri Kang mengepal erat.
.
.
.
.
Sinar matahari musim semi terasa panas pada tengah hari, namun tak menyurutkan langkah ChinSuo untuk keluar istana. Hanya berdua dengan pelayannya, gadis itu berhasil keluar istana dengan menyamar sebagai seorang laki-laki."Nona, kita mau kemana?" Yue'er bertanya pelan.
"Ke pasar kota, aku ingin membeli perhiasan yang waktu itu."
"Waktu itu nona menolak dibelikan pangeran, sekarang malah ingin beli sendiri."
"Hus diam! Ayo cepat jalan." Tentu saja ChinSuo menyembunyikan tujuan sebenarnya, kepergiannya ke pasar itu hanya dengan secuil harapan bisa bertemu dengan Hao Chen. Jika Yue'er tahu, pasti pelayan itu akan berkata, tuan muda Hao Chen itu asisten jenderal, jika ingin menemuinya seharusnya pergi ke kamp militer bukan ke pasar, toh tuan muda Hao Chen bukan kuli angkut barang.
Suasana pasar masih sama seperti terakhir kali ChinSuo kesana. Masih tetap ramai dan itu membuatnya senang. Gayanya yang seperti Tuan muda kecil malah mengundang tatapan penasaran dari setiap orang yang berpapasan dengannya.
"Mari tuan muda, adakah perhiasan yang anda inginkan?"penjual perhiasan itu mulai menawarkan dagangannya.
"Ya. Aku ingin beli yang ini dan ini," tunjuk ChinSuo pada perhiasan yang menurutnya menarik.
"Bagus sekali, pilihan tuan muda memang bagus. Apakah untuk diberikan pada kekasih tuan?"tanya pedagang itu seraya membungkus perhiasan yang dibeli ChinSuo.
"Betul,"ChinSuo menjawab asal. Setelah melakukan pembayaran, dia mengajak Yue'er segera pergi dari sana. Namun belum berjalan hingga lima langkah, dia telah dihadang segerombolan preman pasar. Suasana seketika sunyi senyap, para pedagang yang berada dekat dengan para preman itu segera bersembunyi. Persetan dengan dagangannya, yang penting sembunyi menyelamatkan nyawa masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Empress from the Future (END)
FantasyHighest Rank on Wattpad: #1 - Empress (25/11/2020) #2 - Empress (27/11/2020) Bai Meihua terjebak di dunia yang sama sekali asing baginya. Ketika ia melarikan diri dari kejaran anak buah Tuan Choi yang berniat menjadikannya istri. Saat ia terdesak di...