Pertemuan Tak Terduga

15.3K 1.2K 3
                                    

2

Pertemuan Tak Terduga


Tahun ke sembilan kekaisaran Wu. Kaisar yang bertahta saat itu adalah Wu Tian yi. Kaisar termuda sepanjang sejarah kekaisaran Wu. Di umurnya yang ke 16 tahun Wu Tian yi dinobatkan sebagai kaisar menggantikan ayahandanya yang wafat karena pengkhianatan Jenderal Liang.

Awal pemerintahan kaisar Wu Tian yi diwarnai sederet pemberontakan yang dilakukan sebagian pejabat kerajaan. Mereka menganggap penobatan kaisar Wu Tian yi sebuah lelucon karena mana mungkin anak yang masih muda itu mampu memimpin negara.

Namun rasa sakit akibat kehilangan sosok ayahanda dan pengkhianatan yang dilakukan orang - orang terdekatnya membuat kaisar Wu Tian yi menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya.
Selama 3 tahun memerintah di singgasana kekaisaran , di gunakan Wu Tian yi untuk memadamkan pemberontakan, mengganti jajaran menteri dan pejabat pemerintahan dengan orang - orang yang setia padanya. Memperbarui aturan - aturan yang menyangkut rakyat dan kerajaan serta memperkuat barisan prajurit dan membentuk sebuah tim khusus yang bertugas melindungi kaisar.

Tahun ke-empat berikutnya kaisar Wu Tian yi mengadakan kunjungan ke kerajaan tetangga. Kerajaan Wei. Kaisar Wei menyambut kedatangan kaisar Wu dengan terbuka dan meriah. Hubungan persahabatan langsung terjalin antara dua negara besar.
Hubungan itu membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.

Tahun - tahun setelahnya berlangsung damai di kerajaan Wu. Kaisar Tian yi memerintah dengan tegas dan bijaksana. Kemajuan diberbagai bidang dirasakan seluruh rakyat, ekonomi mereka meningkat, keamanan terjamin dan seluruh negara makmur sejahtera.
Sulit di percaya kaisar yang sebelumnya mereka anggap anak kecil ternyata mampu membawa kesejahteraan bagi penduduk sebuah negara besar. Dalam kurun waktu 9 tahun masa pemerintahan kaisar Tian yi kerajaan Wu menjadi salah satu kerajaan terkuat di 5 negara besar.

Pagi itu, pertemuan rutin diadakan di aula utama istana. Para menteri dan pejabat dari berbagai tingkatan telah berada di posisi mereka masing - masing. Mereka saling berdiskusi membicarakan berbagai masalah dan beberapa ada yang mengobrol dengan topik ringan.

" Yang mulia kaisar Tian yi telah tiba", seru Kasim Kang , Kasim kepercayaan kaisar. Serentak dengan seruan itu aula utama yang tadinya riuh dengan suara - suara percakapan menjadi hening. Setiap kepala menunduk menghormati kaisar mereka.
Hanya suara langkah kaki sang kaisar yang mendominasi aula tersebut. Langkah agung dari seorang pemimpin negeri. Kaisar Tian yi melangkah tenang dengan sorot mata tajam, bahkan aura mengintimidasi terasa kental di ruangan besar itu.
Kaisar Tian yi sampai di singgasana, memutar tubuh dengan gerakan anggun dan duduk dengan agung.

"Hormat pada kaisar," Kasim Kang kembali berseru.

"Hormat untuk yang mulia kaisar Tian yi, semoga kaisar panjang umur hingga ribuan tahun," seru seluruh menteri dan pejabat.

" Bangunlah, " nada tegas mengalun dari sang kaisar.

"Terimakasih yang mulia."

"Kasim Kang apa agenda rapat pagi ini ?" Tanya kaisar Tian yi.

"Menjawab yang mulia, agenda hari ini membahas tentang rencana Ibu suri untuk memilihkan permaisuri untuk yang mulia".

"Begitu. Apakah ada kandidat terbaik dari Ibu suri?"

"Yang mulia, saat ini ada dua kandidat terbaik yang diajukan Ibu suri. Putri dari pejabat hukum Chu Ming Fen dan putri menteri perpajakan Kang Hongmei".

"Bagaimana pendapat kalian?" Tanya kaisar Tian yi.

"Menjawab yang mulia, kedua gadis ini lemah lembut, pandai, menguasai sastra dan musik, menguasai berbagai ketrampilan,anggun dan cantik," ucap kepala kementerian Libu ( kementerian aparatur negara ) .

" Yang mulia, mungkin perlu untuk diadakan sebuah kompetisi bagi keduanya," sahut pejabat Lau.

"Kompetisi yang bagaimana pejabat Lau? Jelaskan !" Ucap kaisar Tian yi.

" Kompetisi yang meliputi adu ketrampilan, seni dan sastra yang mulia," jawab pejabat Lau.

"Ide mu menarik. Zhen akan bicarakan dengan Ibu suri tentang ini. Jenderal Li Hao bagaimana kemajuan latihan para prajurit kita?".

Jenderal besar Li Hao yang merasa dipanggil kemudian melakukan penghormatan. " Yang mulia kemajuan latihan para prajurit kita terus meningkat dengan baik. Kondisi perbatasan dalam keadaan damai. Tidak ada gerakan kaum pemberontak yang terlihat".

" Bagus. Kita harus tetap waspada. Jangan memberikan mereka celah sedikitpun. Sisa - sisa pemberontak yang dulu melakukan kudeta tentu masih bersembunyi di luar sana. Menunggu saat yang tepat. Zhen percaya penuh pada mu jenderal Li ".

"Terimakasih yang mulia telah percaya pada hamba", hormat jenderal Li.

Pertemuan rutin itu terus berlanjut membahas masalah-masalah menyangkut negara dan rakyat. Kaisar Tian yi batu menghentikan pertemuan saat dia merasa sudah cukup puas dengan kinerja para menteri dan pejabat.

Sementara itu Bai Meihua yang menduga dirinya sudah meninggal saat tenggelam di laut perlahan - lahan membuka kedua matanya. " Dimana ini ?" Ucapnya pelan. " Apa aku sudah mati? Ini neraka atau surga?". Ada banyak pertanyaan dalam hatinya. Bai Meihua mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan megah tempatnya terbangun.

Dinding berwarna merah dengan ukiran naga berwarna emas di salah satu sisinya. Sebuah ranjang besar berselimut sutra merah juga bersulam naga terletak di ujung ruangan. Di depannya tertata seperangkat meja dan kursi yang tak kalah mewah. Gulungan kertas dan tinta tertata rapi. Rak yang penuh berbagai macam buku berada di salah satu sisi ruangan besar.

"Kamar siapa ini kenapa mewah sekali?" Ucapnya pelan. Lalu Bai Meihua mendengar langkah - langkah kaki yang menuju ruangan tempatnya terbangun. Dalam sekejap saja pintu besar berwarna merah itu terbuka, sepasang tangan yang besar dan kokoh terlihat menutup pintu itu. Kemudian untuk pertama kalinya Bai Meihua merasa jantungnya berhenti berdetak untuk sejenak. Wajah itu terlihat tampan tapi dingin disaat yang bersamaan. Rahang yang tegas, bibir merah dan alis mata yang hitam menawan memayungi kelopak mata dengan netra hitam sehitam malam. Mata yang sulit diartikan. Mata yang menyimpan sejuta misteri.

" Siapa kau ?" Dan pemilik wajah tampan itu bertanya dengan sorot mata dingin serta penuh curiga.

My Empress from the Future (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang