Setelah tiga hari tiga malam tinggal di hotel. Hari ini mereka harus pulang. Kembali ke rutinitas masing-masing. Daniek dengan pekerjaannya sebagai CEO dan Jihyo dengan pekerjaan barunya yaitu sebagai istri CEO.
"Yang, sepatu kamu yang dipake waktu resepsi kemarin mana? Kok nggak ada?" tanya Jihyo yang lagi sibuk packing.
"Kayaknya kemarin abis acara langsung aku taruh lemari deh." Daniel meletakkan bajunya -tadinya mau dilipet- lalu mengambil sepatunya. "Nih."
"Tadi aku buka lemari kayaknya nggak ada deh." kata Jihyo heran. Daniel nggak jawab cuma nyubit pipi istrinya, gemas.
"Aduh, sakit. Daniel!" teriak Jihyo tapi tangannya tetep fokus sama kopernya.
"Abisnya aku gemes sama kamu." Daniel balik ke koper pakaiannya. Mereka fokus sama kerjaan masing-masing.
Fyi, mereka udah punya panggilan sayang. Akhirnya setelah pacaran tanpa panggilan sayang, setelah nikah mereka punya panggilan 'sayang'. Awalnya, mereka nggak terbiasa panggil 'sayang' tapi lama-lama malah keasikan.
"Akhirnya selesai juga, tinggal angkut nanti." kata Daniel setelah selesai naroh kopernya di deket pintu.
"Jadi pulang jam berapa, yang?" tanya Jihyo yang udah gelendotan di pinggang Daniel.
"Sekitar 1 jam lagi gimana? Barusan aku panggil sopir biar ambil koper-kopernya." jawab Daniel yang udah rebahan di kasur. Dan Jihyo disampingnya.
"Loh, diambil sopir. Nggak kita bawa aja sekalian."
"Enggak, sayang... Biar diambil sopir aja. Istirahat bentar yu, sambil nunggu sopir dateng. Aku capek." Daniel merubah posisi tidurnya menghadap ke Jihyo lalu memeluknya erat.
"Yang, aku nggak bisa napas!" proter Jihyo sambil berusaha nglepas pelukan Daniel. Jihyo nggak bisa napas karena wajahnya di dada Daniel.
"Hehehe..." Daniel nglepas pelukannya dan cuma ketawa gaje. Jihyo memposisikan kepalanya supaya bisa napas dan ngeliat wajah Daniel. "Tidur bentar yuk, capek." ajak Daniel.
"Jangan tidur, ntar kalo sopirnya dateng gimana?" tanya Jihyo tapi Daniel udah merem.
"Biarin aja nunggu di luar." jawab Daniel tanpa membuka matanya.
"Yaudah, kamu aja yang tidur." Jihyo mengelus punggung datar suaminya. Memberi rasa nyaman yang membuat Daniel semakin terlelap.
"Aku sayang kamu." Daniel mencium kening Jihyo sebelum benar-benar tidur. Jihyo tersenyum.
Jihyo merasa sangta bahagia. Dia bisa dengan leluasa melihat Daniel tidur dengan yang tenang. Jihyo teringat bagaimana dulu Daniel selalu manja sejak mereka pacaran. Dan Daniel manja cuma sama Jihyo doang. Itu yang bikin Jihyo merasa bangga punya Daniel.
Tiba-tiba suara bel pintu membuyarkan lamunan Jihyo. Sopir yang diminta Daniel sudah datang. Dengan hati-hati Jihyo beringsung bangun, pelan agar Daniel tidak terganggu.
*
Daniel bangun, dia bingung karena Jihyo nggak ada di sampingnya. Dia melihat sekeliling tapi tetep nggak nemu Jihyo. Akhirnya dia duduk manggil nama Jihyo tapi nggak ada yang nyaut.
"Jihyo...!" panggilnya lagi tapi tetep nggak asa sautan.
Masih setengah sadar Daniel bangun, jalan nyariin Jihyo sambil masih ngucek matanya. Di balkon nggak ada. Di pantry juga nggak ada. Kamar mandi, pintunya ketutup.
"Yang, kamu di dalem?" tanya Danie, agak teriak takut Jihyo nggak denger.
"Iya. Kamu udah bangun. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST MARRIED - Kang Daniel & Park Jihyo
FanfictieNothing special, they just married!