24.

1.3K 313 39
                                    


Perjalanan dari sekolah ke rumah sakit terasa panjang. Doa selalu Sihoon rapalkan

Hingga saat sampai dirumah sakit, Sihoon tidak bisa menahan langkahnya untuk berlari menuju ruang inap Hangyul

ICU

Yunseong bilang jika Hangyul sudah dioperasi, namun masih harus dipantau pasca operasi diruang ICU.

"Jinuu!" Panggil Sihoon memanggil cowok imut itu yang sedang duduk dikursi depan ruang ICU

"Hoonie hyung..." Jinwoo mendongkak saat mendengar seseorang memanggilnya dan berlari memeluknya

"Dia tidak apa-apa kan Woo? Dia baik-baik saja kan?"

Jinwoo membawa tubuh Sihoon untuk duduk, lalu menatap wajah pacar abangnya yang tetap perduli meski sudah dicampakkan

"Kata dokter, bang Hangyul udah selesai dioperasi. Tapi kita harus siap dengan kemungkinan yang terjadi, bagian kepala dan punggung bang Hangyul terluka parah. Dia bisa bertahan sampai dirumah sakit saja itu sudah sebuah keajaiban"

Jinwoo menyudahi penjelasannya dengan isakan pilu. Bagaimana pun, Hangyul adalah saudaranya, dan tidak ingin Hangyul terluka.

Sihoon mengelus lembut lengan Jinwoo yang terisak.

"Ini salahku" lirih Sihoon

Jinwoo menggeleng tidak setuju dengan ucapan Sihoon, karna tidak ada yang pantas disalahkan sekarang.

"Dia akan bangun kan Woo? Tolong katakan Hangyul akan segera sadar?"

Jinwoo mengangguk, harapan selalu ada.

"Kita harus percaya kak"






.............

....









Sihoon kini menyibukkan diri dengan mempersiapkan segala ujiannya. Untuk mengalihkan pikirannya tentang Hangyul

Yohan sudah pulang lebih dulu, karna Sihoon memang masih ingin berlama-lama diperpustakan

Sihoon menghela nafas, kala bayangan Hangyul memenuhi pikirannya

Ini sudah lima hari sejak kecelakan itu, namun sampai saat ini Hangyul belum juga membuka matanya.

Sihoon takut, bagaimana jika Hangyul tidak mau untuk kembali?

Saat ini, Sihoon sedang duduk dihalte bus. Dan kini menarik kenangannya dengan Hangyul saat mereka masih baik-baik saja

Hangyul-nya, meski pria itu tidak suka belajar namun dia rela menunggu Sihoon berjam-jam diperpustakan, membuat lelucon garing, lalu tertidur sangking bosannya. Lalu setelah pulang Hangyul bakal ngajak Sihoon jalan-jalan sekitar lorong-lorong komplek rumah  yang tidak pernah Sihoon datangi. Dan berakhir Hangyul membawa Sihoon untuk makan di pinggir jalan yang tak kalah enak dari restoran.

Pernah Sihoon bertanya kenapa Hangyul suka makan disini?

Dan Hangyul menjawab "porsinya banyak"

Padahal Sihoon tau bukan itu tujuan Hangyul.

Hangyul hanya ingin membantu nenek penjual makanan tersebut, karna kurangnya pelanggan dikarenakan maraknya makanan yang lebih berkualitas yang lain

See?

Hangyulnya bukan lah orang jahat. Hangyul memang terlihat menyeramkan dan babak belur, tapi semua orang tidak akan tau sisi lain dari Hangyul

Sihoon tidak akan pernah menyesal telah menjadi bagian hidup dari Hangyul, serusak apapun Hangyul saat ini

Pintu bus terbuka, membuat Sihoon tersadar dari lamunan panjangnya

Bastard (Hangyul X Sihoon vers) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang