Episode : Hari Rabu

812 16 1
                                    

Episode : Hari Rabu

Mona manyun di mejanya pagi ini. Gimana ngga kesal. Kemarin bosnya marah besar gara-gara dia terlambat ke tempat client. Siapa lagi kalau bukan karena cowo sinting yang telah membuatnya pusing beberapa hari ini.

Akibat memenuhi ajakan lunch kemarin, ia telat sampai 20 menit. Untungnya bos client yang ingin ikutan hadir dalam meeting itu juga telat 30 menit. Jadi masih ada 10 menit baginya untuk mengambil napas dan menyalakan laptop. Meskipun demikian, ia tetap mendapat muka asam dari bos nya sendiri.

Presentasi itu sendiri berjalan dengan baik, namun tidak bisa menghalau kekesalannya pada Jimmy. Masih terbayang di matanya, wajah polos cowo itu yang benar-benar minta maaf setulusnya. Mona tidak berkata apa-apa saat tiba di lobi depan.

Dengan muka ditekuk, ia berpesan "Tidak usah tunggu, gue pulang sendiri. No argue!" dengan nada tegas. Jimmy tidak menjawab namun langsung bergegas keluar mobil bermaksud untuk membukakan pintu mobil bagi Mona, namun terlambat karena Mona sudah membukanya sendiri dan tanpa memandang Jimmy, ia langsung berjalan ke gedung pencakar langit itu tanpa menoleh.

Lama Jimmy memandangi punggungnya dan dijamin dia tidak akan beranjak dari situ jika tidak diklakson dari belakang. Mona tidak menyadari kalau Jimmy menunggunya hingga selesai meeting karena begitu keluar lobi, ia langsung naik mobil sedan berwarna hitam gelap. Cowo itu hanya termangu saja sambil menghela napas lalu berjalan pulang.

"Weh! pagi-pagi udah ngelamun" tegur Rani yang baru sampai. "Tumben loe udah nyampe"

Mona masih manyun.

Diam. Lapaaaar, teriaknya dalam hati namun gengsi masih menahannya.

Rani yang paham betul sifat sobatnya itu langsung meletakkan kotak nasinya ke meja Mona. "Nih nona manis...daripaada nyesel seumur hidup hehe"

Dengan bibir maju beberapa senti, akhirnya Mona menyantap nasi uduk favoritnya itu. Setelah setengah porsi dihabiskan barulah muka asem nya lari.

"Ngomong-ngomong elo lagi kesel ama sapa sih?" tanya Rani

"Iya, sebel gue"sahut Mona di sela-sela suapan. "Kemarin itu hancur abis, bo! Gue telat banget...sampai sono 20 menit...gimana bos kaga senewen"

"Really? Terus...lo dimarahin di situ?"

"Untungnya kaga...tapi..takutnya today"

"Lalu client nya gimana?"

"Oh, untungnya mereka kaga komplain"

"Baguslah"

"Iya...cuma ntar deh hukumannya huhuhu"

"Take it easy aja Mon...ngga usah dimasukin ke hati, ok?"

Mona menghela napas lalu melanjutkan makannya dengan lahap. Rani geleng-geleng kepala. Kalau sudah ketemu makanan apa aja, yang lain bye-bye sementara

"Oya, terus gimana si Jimmy?" tanya Rani begitu teringat cowo itu.

Pasti kasihan deh menghadapi Mona yang ngambek.

"Ya gue tinggal...gue suruh pulang..lagian ngapain juga nungguin gue? Mau kena semprot?" "Lah, terus elo pulang ama sapa? Bos?"

"Kaga lah! Bisa mati kutu gue. Pas pulang kebetulan ketemu temen SMA gue"

"Ooh...kasihan ya Jimmy...pasti dia nungguin lo, gue jamin" "Tau...e-ge-pe...gue yakin dia ngga bakalan berani ganggu gue lagi"

"Eh? Emangnya lo apain dia? Marahin abis?" Mona menggeleng "Nope, gue justru diam dan cuekin dia. Muka jutek"

"Lalu apa reaksinya?"

Cinta 7 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang