Buru-buru diambilnya dompet dari tasnya yang tersimpan di laci dan menyeret Rani keluar menuju kantin yang terletak di lantai bawah. Meskipun kantin ini sederhana dan kurang luas tempatnya, namun Mona paling senang dengan sup buntut di situ. Paling enak menurut versi lidahnya dibandingkan sup buntut mana pun juga. Membayangkan saja sudah mengundang air liur. Lapar.
Mereka mengambil posisi meja di pojok, tempat favorit mereka. Selain jauh dari lalu lalang orang, juga bebas gosip semaunya tanpa takut terdengar meja sebelah.
“Eh Ran, ngomong-ngomong si Albert gimana?” tanya Mona sambil melahap makanannya.
Rani belum bisa menjawab karena mulutnya masih penuh dengan satu suapan besar bakmi goreng kesukaannya. Hanya terdengar gumannya saja yang tak jelas.
“Eh, kira-kira Albert tuh suka cewe yang gimana ya?”tanya Mona dengan gaya tomboy khasnya menyeruput sup buntut kesukaannya.
“Lo mau berita bagus apa berita buruk?” tanya Rani
“Ya udah berita buruk dulu deh”
“Nah..berita buruk itu emang cocok buat lo” sambar Rani dengan senyum menggoda. “Dia itu kagak suka cewe tomboy...apalagi urakan model-model lo”
“Sialan lo!” semprot Mona. “Emangnya suka yang kayak gimana sih?”
“Nah, ini berita bagusnya”sahut Rani bersemangat. “Dia tuh suka model-model feminim kayak gue. Suka dandan. Wangi. Manja”
Mona ngakak melihat sohibnya itu mengedip-edipkan matanya dengan genit. “Ah, lo dah kayak kartun aja”
Rani nyengir kuda “But this is the truth”
“Serius?”
“Yep”Rani mengiyakan. “Suka yang lemah gemulai. Jalan juga yang lenggak-lenggok gitu loh ..ya kayak cara gue jalan lah”
Mona bergidik mengingat kelakukan ‘gila’ Rani dalam berjalan. Bukannya anggun, malah menyerupai ‘ganjen’ nya para waria. Tak sadar Mona nyengir kuda.
“Weeh!” semprot Rani melihat mimiknya. “Lo kagak percaya?..mau taruhan? Siapa diantara kita yang bisa menggaet Albert duluan”
“Ha-ha” Mona tertawa. Isengnya kumat. “Kecil..paling lo yang kalah duluan”
“Hehehehehe” Rani terkekeh senang. “Kita liat saja nanti..apa taruhannya?”
“Terserah. Gue traktir lo deh shopping gratis kalo gue kalah”
Rani menggeleng. “Nope....ada yang lebih seru lagi”
“Apaan”
“Hehehe..”Rani tersenyum misterius. “Yang kalah, mesti melakukan satu hal yang diminta oleh pemenang”
“Apa tuh permintaannya?”
“Nanti baru dipikirin, yang kita deal dulu, gimana?” tantang Rani
“Ok, siapa takut?”
“Mesti ada jangka waktunya dulu dong”
Mona menjentik hidungnya sendiri. “Ngga perlu lama-lama...paling 1 minggu”
“Weh, pede kaliii” goda Rani
“Yup”sahut Mona penuh percaya diri. Belum tahu kehebatan gue apa?
“Ok, deal...kita liat dalam satu minggu”
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta 7 hari
RomanceMona tidak menyangka bakal ada cowo yang mati-matian mengejar dirinya sebagai Susan, kekasihnya yang dahulu telah meninggal karena kecelakaan. Takdir mempertemukan mereka berdua setiap hari, bahkan akhirnya malah Jimmy, cowo itu bekerja di kantor ya...