Episode : Hari Kamis

23 2 0
                                    

Episode Hari Kamis

Mona menarik-narik rok abu-abu metalik berbahan kulit yang lumayan pendek menurut penilaian pribadi. Padahal cuma sedikit diatas lutut. Kira-kira cuma 3 cm. Namun baginya serasa sudah pendek dan ia tidak terbiasa dengan itu. Ditambah blazer dengan warna senada, penampilannya memang agak sedikit beda.

Tambah lagi, Jimmy mengharuskan dia memakai sepatu hak 7 cm yang dia belikan pas shopping kemarin. Semuanya cowo itu yang bayarin meskipun harus berantem di depan kasir dulu sebelum akhirnya Mona mengalah karena takut bikin ribut dan menjadi pusat perhatian. Dan satu hal lagi, rambutnya kena 'permak' salon meskipun harus ia akui bahwa potongan rambutnya yang sekarang jauh lebih segar dengan model shaggy sebahu. ..mengingatkan dia akan artis entah siapa namanya yang memakai gaya rambut serupa.

Oya, Jimmy juga mengharuskan dia untuk memakai make up natural ala ETUDE buatan korea itu. Dia bahkan sampai menunjuk-nunjuk sang artis di dalam iklan poster. Song Hye Gyo. Dengan iming-iming janji surga yang bakal bikin Albert menengok, akhirnya Mona mau menggunakan riasan wajah itu meski dengan porsi super irit alias tipis banget. Untungnya adik Mona membantu mengoleskan maskara sehingga bulu matanya yang lurus itu sekarang melengkung dengan indah. Akhirnya pintu lift terbuka. Dengan gugup ia melangkah ke kantornya. Dia memang sengaja datang lebih pagi hari ini. Takut grogi dilihat orang. Dengan langkah pelan-pelan karena belum terbiasa dengan hak setinggi itu,

Mona menuju ke pintu kantor. Supri satpam adalah orang pertama yang tidak mengenalinya sampai bertanya

"Mau ketemu siapa mbak? Kantor kami belum buka"

Mona tertawa. "Kamu itu...ini saya, Mona"

Mata Supri membulat "Mmbak Mon? Ya ampun! Maaf mbak...sampai pangling"

Mona tersenyum saja.

"Mbak...beda loh...begini dong tiap hari..cuantik!" pujinya

"Hush..sudah ah..saya masuk dulu...belum ada yang datang kan?"

"Ngg...ada mbak..mas nya mbak sudah datang duluan"

Mona mengernyitkan kening namun tetap melangkah masuk.

"Pagi sayang" sapa Jimmy tersenyum lebar.

"Wah, cantiknya" Tanpa permisi cowo itu langsung melingkarkan tangannya. Memeluknya. Untung belum ada orang lain.

"Udah...udah..lepasin ah" dorong Mona.

"Bisa repot kalo keliatab Albert. Bisa gagal total"

"Ok ok" Jimmy melepaskan pelukannya. Digiringnya Mona menuju meja kerjanya.

"Nah, sekarang belajar body language dan tata krama yah"

"Ok, anggap aku ini Albert di hadapanmu" Jimny menunjuk hidungnya sendiri.

"Ayo sapa aku" "Oh..hai, apa kabar?" sapa Mona datar.

Jimmy menggerak-gerakkan tangannya "No..no...no ekspresi...ulangin lagi, namun dengan senyuman menghias di bibir. Sekarang, anggap aku Albert, ok? Cowo yang kamu suka banget. Now, close your eyes lalu bayangin wajahnya. Udah? Kalau sudah, buka matamu...dan katakan.."

Mona memejamkan matanya sejenak lalu ketika bayangan cowo itu sudah mampir di benaknya, ia membuka matanya.

"Hai, apa kabar?" sapa Mona sambil tersenyum "That's it! Begitu...begitu" Jimmy bertepuk tangan. "Ok, selama kamu berbincang-bincang dengannya jangan lupa pasang senyum. Jangan cemberut ok? But don't try to be someone else. Just be yourself, ok?"

"Iye, gue tau" sahut Mona

"No..no..jangan ngomong 'gue' saat kencan pertama" larangnya. "Cowo ngga suka cewe yang ngga sopan ngomongnya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta 7 hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang