"Aku tahu, sebenarnya kau mengatakan hal itu untuk menguatkan dirimu sendiri. Tapi, tak sadarkah kau? Disini aku yang terluka." - El
::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Terbangunlah aku dari mimpi burukku.
Ketika aku melihat jam dinding, ia menunjukkan pukul 03.05 am. Tak jarang aku terbangun sedini ini. Jika aku terbangun jam segini artinya banyak yang aku pikirkan. Ya. Kali ini pikiranku kacau, memikirkan Arsen dan Reina. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tak mau kehilangan keduanya.05.00 AM
Waktuku habis hanya untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang belum tentu terjadi.---
Persiapanku sudah selesai, saatnya berangkat. Rencananya aku ingin melewatkan sarapan dan langsung memesan ojol. Tapi ternyata ada Arsen dan kak Bian sedang sarapan yang mencegahku berangkat dalam keadaan perut kosong. Mereka menyadari keberadaanku yang melongo di depan pintu kamar.
"Selamat pagi tuan putri. Sudah ditunggu tuan putra loh dari tadi HAHAHAHA." kata kak Bian yang disusul ketawa renyahnya Arsen
"Ishhh.. Geli tau!" balasku seraya berjalan menuju kulkas
"Sarapan dulu El, trus kita cabs." ucap Arsen
"Lu kesini mau jemput gue? Nggak salah?" tukasku menghampiri mereka di meja makan
"Ya kali gue jemput kak Bian. Ck." balas Arsen ketus
"Eh kambing! Makan dulu, tuan putra pagi-pagi beliin bubur ayam buat tuan putri loh. Mana jarak rumahnya kesini jauh lagi. Hargain kek!" kata kak Bian
"Kakak tuh yang kambing! Katanya untuk aku, tapi kenapa ikutan makan?!" balasku
"Gue beli banyak, gausah khawatir. Nggak mau nih?" tukas Arsen
Aku segera duduk di kursi meja makan, setelah dipikir-pikir sayang juga masa bubur ayam di sia-siain HEHE.
"Akhirnya kalah juga lu kalo dikasih bubur ayam HAHA." ujar Arsen dengan menyodorkan styrofoam bubur ayam ke aku
"Bodoamat, sayang bubur ayamnya kalo disia-siain." balasku seraya membuka styrofoam yang diberikan Arsen
"Jadi, nggak sayang putra, nih? Kasian juga loh kalo disia-siain. HAHAHA." timpal kak Bian diakhiri tawa
Perkataan kak Bian berhasil membuat tawa Arsen pecah. Beda halnya denganku, aku hanya menatap mereka dengan kernyitan di dahi.
Kak Bian dan Arsen memang cukup dekat karena mereka sering main game bareng bahkan nongkrong diwarung kopi sekadar bertukar cerita singkat. Kadang kalau aku kepo jawabannya adalah
"Anak kecil nggak boleh tau, ini urusan orang dewasa."Ngeselin kan? EMANG!
Tentang 'putra' dan 'putri' yang sering disebut oleh kak Bian tadi itu maksudnya hanya untuk meledek kami. Karna namaku Aeleasha Putri Aksadahayu sedangkan nama Arsen adalah Arsenaldy Pratama Putra.
---
Pagi ini Arsen menjemputku dengan sepeda motornya. Karena Arsen tau aku nggak suka naik mobil kalo nggak terpaksa. Alesannya? Karna aku nggak suka bau ac mobil. Padahal mobil Arsen itu wangi, lebih terawat daripada mobil ibu WKWK. Tapi tetep aja nggak suka. Aku lebih suka naik motor karena ac nya alami, nggak bikin mual.

KAMU SEDANG MEMBACA
Retisalya
Fiksi RemajaPada akhirnya aku masih dan akan terus jatuh hati pada seseorang yang entah hatinya untuk siapa. -Aeleasha