Part 17

56 12 8
                                    

"Enak nggak, Yang?" tanya Revan sore itu di sebuah kafe.

"Enak kok. Nasi goreng yang kamu pesan enak nggak?" Gerina melirik nasi goreng milik Revan yang baru seperempat masuk ke dalam lambung Revan.

"Enak kok. Kamu mau?"

"Ih! Kamu ngomong seakan-akan aku mau habisin semua nasi goreng itu."

"Emangnya kenapa? Lagi pula klo kamu mau ngabisin juga ngga papa," kata Revan tersenyum manis pada Gerina sambil mengusap-usap tangan kiri milik Gerina.

"Tuh kan! Kamu kan tahu aku lagi diet.  Makanya aku mesan ice americano sama vegetarian burger." Sambil menunjuk pesanannya tadi.

"Iya iya. Aku ingat kok. Ya udah. Pacarku yang paling cantik mau nyoba nasi goreng punyaku?" ucap Revan. Berusaha untuk bersikap lebih manis kali ini.

"EMANGNYA PACAR KAMU SIAPA SELAIN AKU?!" teriak Gerina. Sontak pengunjung lainnya melihat ke arah mereka berdua.

"Nggak gitu, Sayang. Pacar aku kan cuman kamu. Terus juga dari sekian banyak mantan aku. Cuman kamu kok yang paling cantik," kata Revan mencoba menenangkan Gerina.

"Ih, Kan! Kamu masih ingat soal mantan!" Gerina mulai emosi.

"Ih! Kok kamu jadi nyebelin sih, Ger?! Aku tadi kan nggak maksud buat ingat-ingatin soal mantan. Kamu lama-lama aku jodohin sama pak Wanto mau?"

Jika sudah seperti ini Gerina pun mengalah. Karena ia sadar bahwa emosinya sudah memancing kekesalan Revan.

Apalagi jika sudah membawa-bawa nama pak Wanto. Satpam Glory High school Internasional.

Satpam sekolah itu memiliki ciri-ciri berupa tubuh gempal, kulit hitam, dan memiliki jambang. Ditambah lagi ia memiliki kepala plontos bak seluncuran TK Revan dulu.

"Ya udah ya udah. Aku minta maaf," ucap Gerina mengalah.

"Nah gitu dong. Sekali-kali kek kamu yang ngalah." Revan tersenyum sambil mencubit pipi Gerina.

"Iyaaa. Eh, Yang. Minjam hp kamu dong...," ucap Gerina memelas.

"Nih. Emang kamu mau ngapain?" Revan menyodorkan hpnya ke arah Gerina.

"Mau liat-liat doang." Tangan Gerina langsung meraih hp yang disodorkan.

Mungkin orang lain akan bertanya dahulu sebelum memberikan hp yang biasanya merupakan bagian dari privasi seseorang. Namun, menurut Revan itu tak terlalu penting. Toh, sudah sering Gerina mengecek hpnya. Entah menge-stalk mantan-mantannya dulu atau melihat-lihat siapa saja yang berbincang-bincang dengannya di media sosial.

Gerina langsung menekan ikon berbentuk persegi yang mirip-mirip dengan ikon kamera. Setelah masuk Gerina sontak menjerit ketika melihat jumlah kunjungan profil milik Revan.

"REVAN?! KAMU KOK CAPER?!" teriak Gerina ketika melihat angka 100 di sana.

"Kenapa lagi sih Ger?!" Revan tak mau kalah. Ia ikut-ikutan membentak Gerina namun dalam versi yang lebih halusnya.

"Kok yang ngestalk kamu sampe 100?! Pasti kamu caper kan! Ya kan?!"

"Ya ampun, Ger! Aku tuh nggak pernah caper loh di IG. Kan kamu tahu aku jarang banget post foto? Dan lagipula, yang ku post itu barang-barang online semua loh! Caper darimana?"

Memang benar apa yang dikatakan Revan. Ia sangat jarang untuk membagikan fotonya dikronologi maupun di snap gram. Paling-paling fotonya mulai dari tempat-tempat wisatanya bersama Gerina atau pun barang-barang online yang ia jual. Karena memang fungsi utama dari akun yang ia buat itu untuk berjualan. Mulai dari sepatu, jam tangan, dan barang-barang lainnya yang biasanya diminati oleh kaum Adam. Dan kalaupun ada itu selalu bersama Gerina. Dan itu adalah foto-foto mesra mereka berdua.

Thanks For Your Perfect Acting, Jerk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang