Part 2

151 18 18
                                    

Ardo berjalan dengan tergesa - gesa menuju kelas Sheina. Setelah sampai di tujuannya, Ardo celingak-celinguk melihat apakah orang yang dia cari ada di kelas tersebut atau tidak. Setelah melihat orang tersebut -dengan kekuatan super hero- dengan sekuat tenaga, dia pun teriak.

"Sheinaaaaaaaa!!" teriak Ardo mengelegar ditambah dengan wajah bancinya, membuat semua penghuni kelas langsung seakan terkena serangan jantung. Untung gak stroke, tapi beda nya apa ya?

"Ngapain sih, teriak-teriak gak jelas gitu? Lo pikir telinga gue budeg apa?!" Ujar Sheina dengan tatapan tajam setajam cibiran netizen.

"Hehehe, peace. Heh! Eike yang harusnya marah sama Sheina. Lagian, Sheina kenapa kasih eike sampul buku warna coklat? Eike kan maunya sampul yang warna pink. Sekarang juga, Sheina harus ganti sampul eike! Nih bukunya plus sampulnya," Dengan lemah gemulai, Ardo memberikan buku beserta sampulnya kepada Sheina.

"Iya-iya, nanti gue ganti deh punya lo," ujar Sheina kesal.

"Oke deh, sekarang temenin eike ke kantin ya. Laper eike soalnya," ujar Ardo sambil cengengesan.

Sheina yang melihatnya hanya memutar mata kesal melihat tingkah laku Ardo yang kelewat banci.

Mereka pun pergi ke kantin dengan Ardo yang terus berbicara mengenai kecantikannya dan soal Ardo yang sering melakukan perawatan ke salon.

Sesampainya mereka di kantin, mereka melihat Revan dan Gerina yang sedang beradu mulut.

Gerina ingin makan dengan menggunakan sendok dan garpu, sedangkan Revan yang ingin makan dengan menggunakan sumpit.

Gerinakan mau nya mereka kayak anak-anak jaman now yang kalo ngapa-ngapain selalu sama.

Melihat mereka berdua membuat Sheina menggelengkan kepalanya. Ia lalu mengajak Ardo untuk memilih tempat duduk yang kosong. Di dekat pojok kantin.

"Yang, kita makannya pakai sendok sama garpu ya? Biar samaan," kata Gerina dengan manja.

"Aku nggak mau, yang. Aku mending​ pake sumpit, lebih gampang makannya." Revan menjelaskan dengan cuek.

"Gampang apanya, sih. Makin susah yang ada," gerutu Gerina.

"Yang, pakai sendok garpu aja, ya ya ya." Gerina masih terus membujuk Revan.

"Lo jadi cewek apaan, sih. Maksa banget entar lo gue jodohin sama satpam sekolah yang kumisnya tebal setebal bedaknya Ardo noh," ujar Revan sambil menunjuk Ardo dengan dagunya.

"Ishhh, peka dikit kek. Gue kan maunya kita samaan, biar kayak anak jaman now yang apa-apa couplean, biar lebih so sweet," ujar Gerina sambil marah.

"Ogah gua mah. Apaan couple-couplean, jijik gua liatnya," tolak Revan sinis sembari membuang muka.

"YANG KAMU LAKUKAN KE AKU ITU JAHAT, REVAN!! Aku benci. Udah ah mood aku buat makan udah hilang." Teriakan Gerina membuat semua penghuni kantin melihat ke arah mereka berdua. Dengan kesal, Gerina langsung pergi dari kantin dengan wajah masam.

Revan yang kaget mendengar teriakan dari Gerina, langsung mengejar Gerina yang sudah berjalan keluar kantin.

"Mereka berdua kenapa lagi, tuh?" ujar Sheina menunjuk ke arah Gerina dan Revan dengan dagunya. Gerina dan Revan berantam memang bukan hal baru lagi di sekolah mereka.

"Mana eike tau dodol, eike kan dari tadi di sini sama lo," ujar Ardo cuek sambil memutar bola matanya.

"Au ah gelap. Kapan mereka gak berantem lagi ya, pusing gue lihat nya," ujar Sheina sambil menggelengkan kepalanya.

Thanks For Your Perfect Acting, Jerk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang